Dijamu Presiden Jokowi, Pemain Timnas U22 Curhat Macam-macam. Paling Menyentuh Marinus Wanewar
Jokowi pun merasa heran dengan Marinus, bukan meminta sesuatu berkaitan dengan sepakbola, tapi menyampaikan urusan perbaikan jalan.
TRIBUNBATAM.id, JAKARTA- Presiden Joko Widodo menjamu para pemain Timnas U22, pelatih serta seluruh ofisial di beranda Istana Merdeka Jakarta, Kamis (28/2/2019).
Timnas U22 Indonesia berhasil menjuarai Piala AFF U22 di Pnom Penh, Kamboja, setelah mengalahkan juara bertahan Thailand 2-1.
Dalam jamuan yang akrab tersebut, Presiden bertanya nilai bonus yang diberikan untuk para pemain dan ofisial Timnas U22 Indonesia pada Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi
Imam kemudian mengatakan Rp 65 juta dan langsung ditimpali Presiden, "Ya sudah, dari saya masing-masing Rp 200 juta," ucap Jokowi.
Mendengar tambahan bonus dari Jokowi, para pemain bertepuk tangan. Bahkan, ada yang berjingkrak-jingkrak dari tempat duduknya karena kegirangan.
• Timnas U22 Indonesia Curhat Saat Dijamu Presiden Jokowi di Istana, Dapat Tambahan Bonus Rp 200 Juta
• Timnas Indonesia Juara Piala AFF U22 2019, Indra Sjafri: Tuhan Menjawab Doa Kita Semua
• Nonton Timnas U22 Indonesia Juara Piala AFF, Jokowi Beri Ucapan Khusus untuk Sosok Ini
Tak hanya pemain, bonus dari Jokowi juga diberikan untuk seluruh ofisial timnas U22 Indonesia.
"Oh iya, pelatih dan asisten pelatih dapat semua ya. Dokternya juga dapat," kata Jokowi.
Kemenpora sendiri menganggarkan bonus Rp 2,1 miliar atas prestasi Timnas U22 Indonesia.
Rinciannya, bonus untuk pelatih Rp100 juta, asisten pelatih sebanyak 4 orang masing-masing menerima Rp 62,5 juta, ofisial tim sebanyak 8 orang masing-masing akan mendapatkan Rp 32 juta.
Sedangkan untuk 23 pemain timnas U-22 Indonesia, masing-masing akan menerima Rp65 juta dari Kemenpora.
Curhat macam-macam

Yang paling menarik dalam jamuan itu adalah, para pemain 22 tidak menyia-nyiakan kesempatan saat bertemu dengan orang nomor satu di Indonesia tersebut.
Osvaldo Haay dan kawan-kawan langsung mengungkapkan keinginan mereka kepada Jokowi ketika diberi kesempatan untuk bicara dan mengutarakan apa saja isi hatinya.
Osvaldo Ardiles Haay mendapatkan kesempatan pertama berbicara. "Syalom, selamat pagi, Pak," sapa Osvaldo seperti dilansir TribunBatam.id dari Kompas.com.
Pertama, ia menyampaikan terima kasih kepada Presiden yang sudah memberikan apresiasi bagi timnya. Selain itu, ia pun menyampaikan isi hati sendiri dan teman-temannya kepada Jokowi.
• HATI-HATI! 10 Jenis Berita Hoaks Ini Sering Disebar Lewat Media Sosial dan Laku di Masyarakat
• AKHIRNYA! Tiket Pesawat Sejumlah Rute Domestik Turun 40 Persen, Cek Harga Terbarunya
"Harapan teman-teman, ada yang ingin menjadi polisi, PNS, TNI. Kalau saya sendiri sih ingin kuliah. Kami minta rekomendasi, Pak karena saya sudah tinggalkan kuliah lama sekali," lanjut Osvaldo.
Sambil tertawa, Jokowi kemudian mengatakan, "Ini menggunakan kesempatan namanya."
Kesempatan kedua berbicara lalu diberikan kepada kapten Timnas U22 Bagas Adi Nugroho.
Bagas mengulang kembali apa yang diungkapkan Osvaldo sebelumnya.
Selain itu, ia juga mempertegas harapan rekan setim, terutama yang memiliki latar belakang TNI dan Polri.
"Teman saya ada yang anggota polisi, diangkat. Maksudnya naik pangkat Pak. Yang TNI juga. Mohon kejelasannya," ujar Bagas.
Jokowi kembali tertawa mendengar permintaan-permintaan tersebut.
"Iya, saya akan urus nanti, yang urusan TNI dan Polri," kata Presiden disambut tepuk tangan para pemain.
Permintaan menyentuh Marinus
Paling menarik adalah permintaan Marinus Wanewar.
Marinus tidak mengungkapkan permintaan pribadi kepada Presiden.

Marinus yang menjadi top skorer Piala AFF U22 hanya meminta kepada Presiden agar jalan-jalan di kampungnya, Kabupaten Sarmi, Papua, diperbaiki oleh pemerintah.
"Di sana sekarang transportasi, jalan-jalannya masih jelek, pembangunan belum bagus, mudah-mudahan lebih bagus dari tempat lain," kata Marinus sembari malu-malu.
Jokowi pun merasa heran dengan Marinus, bukan meminta sesuatu berkaitan dengan sepakbola, tapi menyampaikan urusan jalan.
Tapi Jokowi menjanjikan bahwa ia akan menindaklanjuti permintaan Marinus tersebut.
Tidak hanya permintaan, kepada wartawan, Marinus mengatakan bahwa bonus yang diterimanya akan didedikasikannya untuk membangun gereja di kampungnya.
"Bonus saya untuk bangun gereja," katanya.
Di balik kegemilangannya di Timnas U22 Indonesia, Marinus Wanewar ternyata hampir bergabung dengan Liga Yunani.
Marinus awalnya bukan menjadi pilihan utama lantaran timnas U22 Indonesia memanggil penyerang berdarah Belanda, Ezra Walian.
Akan tetapi, Ezra Walian tak mendapat izin untuk bergabung dengan timnas dari klubnya, RKC Waalwijk.
Kesempatan itu membuka jalan Marinus.
Pada partai pertama, Marinus belum diberi kepercayaan karena posisi penyerang dimainkan oleh Dimas Drajad.
Baru pada pertandingan kedua, kontra Malaysia, Marinus Wanewar menjadi starter.
Hasilnya mengesankan, Marinus mencetak satu gol dan membawa Indonesia bermain imbang 2-2 melawan tim Negeri Jiran.
Setelah itu posisi pemain jangkung ini sebagai penyerang utama tak tergantikan.
Pemain yang baru menginjak usia 22 tahun itu menjadi top scorer Piala AFF U22 dengan koleksi tiga gol, setara dengan kapten Thailand Saringkan Promsupa, dan pemain Vietnam Tran Danh Trung.
Hampir ke Yunani

Marinus pernah mengecap manisnya pengalaman bermain di luar negeri.
Dilansir BolaSport.com dari Pandit, Marinus pernah mengikuti turnamen di Rosmalen, Belanda, pada Mei 2015 di bawah naungan Le Cheval Sasando (LCS).
Bersama 24 pemain muda lainnya, Marinus berkesempatan menghadapi FC Den Bosch dan Feyenoord.
Marinus juga menjadi top scorer dengan 9 gol serta membawa timnya memenangi 8 dari 10 pertandingan tersebut.
“Waktu itu saya ikut seleksi di Jayapura. Sekitar 25-26 pemain terpilih, jadi satu tim. Di sana main 11 pertandingan, jadi top scorer. Bikin sembilan gol aja,” kata Marinus.
“Kami lawan FC Den Bosch, setelah itu Feyenoord. Ada tim-tim lain saya sudah lupa, tetapi akademi di Belanda,” ucapnya.
Direktur LCS, Rudolf Yesayas, menyatakan bahwa ada tiga pemain jebolan kompetisi di Belanda itu yang akan ia terbangkan ke Yunani.
Ketiga pemain tersebut semuanya asal Papua, yakni Marinus Wanewar, Yan Pieter Nasadit, dan Reinhard Sokoy.
"Kita harus bangga karena ada putra Indonesia yang dilirik pihak luar dan jadi keberhasilan bangsa Indonesia. Selama ini, Yunani hanya ambil pemain dari Brasil dan Argentina," kata Rudolf.
Dalam menjalani seleksi, ketiga pemain muda tersebut bakal diikutsertakan dalam pertandingan persahabatan bersama Appolon Kalamarias.
Apabila ketiga pemain tersebut lulus dalam tes, maka kontrak permanen bisa segera diberikan dan bisa merumput pada pertengahan musim.
Akan tetapi, diakui Marinus, ada kendala yang menghalangi dirinya berkarier di Yunani.
“Namanya FC (Apollon) Kalamaria, main di divisi dua. Selain itu kami punya masalah di visa. Ditambah lagi teman saya cedera patah tulang. Dari bulan Agustus sampai bulan Desember (2015),” kata eks pelatih Bhayangkara FC.
Batal terbang ke Yunani, Marinus Wanewar bergabung dengan tim besar asal Papua, Persipura Jayapura.
Marinus kemudian pindah ke Bhayangkara FC setelah dirinya tampil membela timnas Indonesia di SEA Games 2017.
Pada 2019, Marinus kembali berkesempatan membela panji Garuda Muda di ajang Piala AFF U22.