Dongeng Anak

Dongeng Anak Hari Ini Kisah Peri Ular dan Cermin Ajaib, Cerita Anak Tukang Kayu Jadi Raja

Dongeng anak hari ini adalah kisah Peri Ular dan Cermin Ajaib. Dongeng anak bisa menjadi cerita pengantar tidur si buah hati.

freevector.com
Ilustrasi cermin ajaib 

Li lalu berkata, ia ingin berkenalan dengan Putri Salma. Dan ajaib! Seketika Li telah berada di taman istana Putri Salma. Betapa terkejutnya putri cantik itu. Li juga terkejut. Ia menceritakan segalanya dan meminta maaf pada Putri Salma.

Sang putri terkesan pada Li yang sopan. Mereka pun berkenalan dan menjadi berteman.

Pada suatu hari, Putri Salma berkata ingin melihat istana milik Li. Semula Li tidak berani mengajak Putri Salma keluar dari istana ayahnya.

“Istanaku terletak jauh dari istana ayahmu. Penghuni istana ini akan cemas mencarimu kalau kau menghilang,” ujar Li.

Namun sang putri terus memaksa. Li akhirnya memanggil Jin, dan Jin membawa Li dan Putri Salma ke istana Li.

Seperti dugaan Li, penghuni istana, termasuk Sultan, heboh karena sang putri menghilang. Sultan segera memerintah para prajurit untuk mencari putrinya. Sultan juga memanggil seorang nenek sakti yang telah lama dikenalnya.

Nenek sakti itu menyarankan Sultan untuk membuat peti besar yang dilapisi timah. Ia juga minta diletakkan di dalam peti itu, lalu dilemparkan ke laut. Ia berjanji akan menemukan Putri Salma.

Para tukang di istana dikerahkan untuk membuat peti berlapis timah. Nenek sakti itu lalu masuk ke dalamnya dan dibuang ke laut. Beberapa saat kemudian, peti itu terdampar di pantai di kota dekat istana Li berdiri. 

Beberapa nelayan melihat peti itu. Mereka menyeretnya sampai ke darat. Ketika mereka membuka peti itu, muncullah nenek sakti itu.

“Mengapa Nenek berada di dalam kotak timah?” tanya para nelayan heran.

Nenek sakti pura pura menangis sedih.

"Musuhku sungguh kejam. Aku dibuang ke laut begini! Apakah ada yang bisa menolongku di kota ini...”

Para nelayan merasa iba.

“Di sana ada istana Li yang kaya raya. Dia pasti mau menolong Nenek,” kata para nelayan itu. Mereka lalu mengantar nenek sakti itu.

Tiba di istana Li, nenek itu mengetuk pintu. Putri Salma mendengar dari kamarnya di atas dan bertanya, apa yang ia inginkan.

Wanita tua itu mengenali suara Putri Salma.

“Hamba hanya ingin menjadi pelayan di istana ini.”

"Tunggulah, akan aku bukakan pintu,” seru Li. Ia membukakan pintu dan mengijinkan nenek itu menjadi pelayannya.

Di dalam istana, nenek sakti itu menjadi curiga karena ia tak melihat ada juru masak dan pelayan. Namun ada makanan-makanan mahal di meja makan. Pada saat Li sibuk menyiapkan piring makan, nenek sakti bertanya pada Putri Salma.

“Darimana semua makanan yang banyak itu?”

“Ada Jin yang menyiapkan semuanya. Tapi aku tidak tahu, dimana Jin itu tinggal,” kata Putri Salma tanpa curiga.

“Coba tanyakan pada temanmu itu. Mungkin Jin itu tinggal di sebuah benda ajaib. Mintalah benda itu padanya sebagai tanda persahabatan kalian,” bujuk si nenek.

Putri Salma jadi ikut penasaran. Maka ia pun bertanya pada Li. Pemuda baik hati itu tidak curiga sama sekali. Ia bercerita tentang cermin ajaib pemberian peri ular. Li dengan senang hati memberikan cermin ajaib itu.

“Bawalah cermin ini ke istanamu. Kapan pun kau ingin bermain di istanaku, kau tinggal menggosok cermin ini dan meminta Jin membawamu ke sini,” kata Li.

Nenek sakti melihat kesempatan baik itu. Ketika akan makan siang bersama Li, Putri Salma meletakkan cermin itu di atas meja. Diam-diam nenek itu mengambilnya. Ia lalu pura-pura terbatuk-batuk dan meminta ijin menjauh dari meja makan.

Di sudut istana, nenek sakti itu menggosok cermin dan keluarlah Jin.

“Apa yang tuanku inginkan?” tanya Jin itu.

"Bawa aku dan Putri Salma kembali ke istana ayahnya. Lalu, bakar juga istana ini!"

Jin melakukan semua yang diperintah nenek sakti itu. Dalam sekejap, Putri Salma yang sedang makan menghilang dari meja makan.

Nenek itu pun menghilang bersamanya. Li sangat terkejut. Apalagi, sesaat kemudian, api besar melahap istana itu. Dengan susah payah Li berhasil keluar dari istana. Para nelayan membantu memadamkan api. Namun api tak bisa dipadamkan.

Istana itu akhirnya habis terbakar. Li memeriksa puing puing istana itu. Ia menemukan jepit rambut emas milik Putri Salma yang terjatuh di lantai yang hangus. Li membersihkan jepit rambut itulalu menyimpannya.

Li sangat sedih. Ia lalu mengembara, mencari kota tempat Putri Salma tinggal. Dari kota ke kota ia mencari berita tentang Putri Salma. Sampai akhirnya, ia berhasil tiba di istana milik Sultan, ayah Putri Salma.

Li datang ke dapur istana dan melamar pekerjaan sebagai koki. Ia mengaku bisa memasak makanan lezat. Kebetulan, koki istana sedang tidak sehat. Ia ingin sekali beristirahat. Maka ia sangat senang ketika Li bersedia menggantikannya memasak hari itu.

Si juru masak sangat puas melihat hasil masakan Li. Ia membawa makanan untuk Putri Salma. Ia tak tahu, diam-diam, Li telah meletakkan hiasan rambut Putri Salma di bawah makanan yang dibawa itu.

Ketika melihat jepit rambutnya itu, Putri Salma tahu bahwa Li ada di istananya. Ia bertanya pada pelayan dapur. Pelayan bercerita tentang seorang pemuda yang membantu koki istana memasak. Putri Salma lalu meminta ijin pada ayahnya untuk memiliki pelayan pribadi. Ayahnya mengijinkan.

Li akhirnya bisa membawa sendiri secangkir teh dan kue untuk Putri Salma. Mereka sangat terharu dan gembira karena bisa bertemu lagi. Mereka lalu berunding untuk menemukan cermin ajaib itu lagi. Mereka harus berhati-hati karena nenek sakti kini tinggal di rumah kecil di belakang istana.

Sementara itu, di gudang bawah tanah istana, terdapat kerajaan tikus. Rakyat tikus di kerajaan itu semula cukup banyak. Namun, banyak tikus yang dimakan kucing nenek sakti. Raja Tikus tidak memilik cukup tentara untuk menjaga rakyatnya. Ia sangat sedih.

Suatu hari, Raja Tikus melihat Li. Ia tahu kalau Li adalah sahabat Putri Salma. Raja Tikus akhirnya  minta bantuan Liuntuk menyelamatkan kerajaannya dari kehancuran.

"Aku dengan senang hati akan membantumu," kata Li.  "Tetapi aku sendiri sedang sedih.”

"Apa yang membuatmu sedih?" tanya Raja Tikus.

Baca Juga : Kandungan Dalam Pisang Berubah Sesuai dengan Tingkat Kematangannya, lo

Li si penebang kayu menceritakan kisah tentang cermin yang telah dicuri oleh nenek sakti yang tinggal di rumah kecil di belakang istana.

"Masalah itu mudah diselesaikan,” kata Raja Tikus. Ia memanggil semua tikus. Raja Tikus bertanya,siapa di antara mereka yang sering masuk kekamar nenek sakti. Apakah mereka tahu di mana cermin itu tersembunyi?

Sekor tikus timpang tua tertatih-tatih, membungkuk rendah di depan raja tikus. Ia berkata bahwa ia melihat nenek sakti itu meletakkan cermin itu di bawah bantal setiap malam. Raja tikus memerintahkan dia untuk segera mengambilnya.

Dua  tikus lain menawarkan bantuan karena tikus itu begitu tua dan lemah. Mereka  menggendongnya menuju rumah di belakang istana.

Setiba di rumah itu, mereka melihat nenek sakti itu baru saja selesai makan malam.

"Kita beruntung, ada sisa makanan!” kata tikus lumpuh. Mereka memakan sisa makanan sambil menunggu nenek itu tertidur pulas.

Begitu nenek itu tertidur, tikus lumpuh itu naik ke atas tempat tidur dan menggelitik hidung wanita tua itu dengan ekornya. Nenek sakti itu bersin dengan sangat keras sampai kepalanya terangkat dari bantal.

Pada saat itu, tikus lain menarik cermin dari bawah bantal. Setelah itu mereka membopong tikus lumpuh itu dan bergegas pergi membawa cermin.

Li sangat senang mendapatkan kembali cermin ajaibnya. Diam-diam, dia lalu membawa pergi kucing si nenek sakti sehingga tidak menyerang rakyat tikus lagi. 

Sekarang Li mengeluarkan cermin dan menggosoknya. Seketika Jin muncul dan berkata,

“Apa yang tuanku inginkan?”

Li meminta baju dari emas dan sepasukan tentara yang kuat. Seketika, pakaiannya berubah menjadi mewah seperti pakaian pangeran. Seekor kuda gagah berdiri di hadapannya. Ketika ia berjalan melangkah, muncul pasukan tentara yang sangat besar mengikutinya.

Li memasuki kota itu dengan sangat gagah. Ia berhenti di depan gerbang istana dan prajuritnya membentuk lingkaran di sekeliling bangunan istana. Ketika Sultan melihat semua itu, ia mengira ada musuh dari kerajaan lain menyerangnya. Sultan sangat ketakutan.

Li masuk ke dalam istana menemui Sultan. Ia berkata pada Sultan, bahwa ia datang bukan untuk mengajak berperang. Melainkan untuk bertemu dengan Putri Salma. Li berkata bahwa ia dan Putri Salma selama ini sudah bersahabat. Sultan akhirnya mempertemukan putrinya dengan Li.

Kedua sahabat itu sangat gembira. Li memanggil Jin, dan menyuruhnya membawa nenek sakti pergi jauh dari kerajaan itu. Beberapa waktu kemudian, Li menikah dengan Putri Salma. Mereka hidup bahagia dan memerintah kerajaan, menggantikan Sultan yang sudah tua.(*)

Dongeng ini tayang di bobo.grid dengan Penulis : Sarah Nafisah dan Editor : Iveta Rahmalia

Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved