Pelaku Mutilasi Guru Honorer Budi Hartanto, Orang Dekat Korban dan Lebih dari 1 Orang
Terungkap pelaku mutilasi guru honorer Kediri, Budi Hartanto (28), dilakukan orang dekat dan pelaku lebih dari satu orang.
TRIBUNBATAM.id - Terungkap pelaku mutilasi guru honorer Kediri, Budi Hartanto (28), dilakukan orang dekat dan pelaku lebih dari satu orang.
Polisi menduga pelaku mutilasi mutilasi guru honorer Kediri tersebut merupakan orang dekat korban dan berasal dari komunitas yang sama dengan Budi Hartanto
Selain itu, polisi juga mengungkap dugaan lainnya yakni pelakunya tidak sendirian atau lebih dari satu orang.
"Pelaku diperkirakan sangat dekat dan sangat mengenal korban," beber Barung.
"Karena berhubungan juga dengan lingkungan atau komunitas yang sedang digeluti oleh korban," lanjutnya.
"Jadi bukan pelaku tunggal. Artinya pembunuhan itu ada yang membantu atau memperlancar," ujarnya.
• Download Lagu MP3 Waktunya Sendiri Hanin Dhiya, Lagu yang Ditulis Sendiri, Ini Lirik dan Videonya
• Polisi Dalami Motif Asmara Tak Lazim Dalam Kasus Mutilasi Guru Honorer Budi Hartanto
Selain itu, polisi juga mengungkapkan bahwa ponsel milik Budi Hartanto ternyata masih aktif hingga empat jam atau pukul 04.00 WIB sebelum tubuhnya ditemukan, Rabu (3/4/2019).
"Iya di lokasi itu ponsel korban diketahui mati untuk pertama kali," kata Barung
Berdasarkan penyidikan, di jam terakhir ponsel korban aktif, ponsel tersebut teridentifikasi berada di Kawasan Kediri.
"Ponsel korban menyala terakhir, di suatu tempat di jam 04.00 dini hari di wilayah Kediri," katanya.
Barung menduga, saat itu ponsel korban sedang dikuasai oleh pelaku.
"Karena HPnya (korban) masih dikuasai oleh seseorang," tandasnya.
Motif Asmara
Budi Hartanto (28), guru honorer asal Kediri diduga dibunuh dan dimutilasi karena motif asmara.
Polisi saat ini mengarahkan penyelidikan motif asmara di balik pembunuhan guru honorer Kediri yang mayatnya dimasukkan koper itu ke orang-orang terkait.
Kabid Humas Polda Jatim, Kombespol Frans Barung Mangera, menerangkan beberapa dugaan motif pembunuhan yang disampaikan sebelumnya, semakin tak terbukti, seperti dugaan motif ekonomi dan motif perampokan.
Namun, lanjut Frans Barung, hasil proses penyidikan yang masih berlangsung menunjukkan, motif asmara dalam kasus tersebut semakin menguat.
"Jadi kami hilangkan motif perampokan atau ekonomi, kami masuk pada motif asmara," katanya saat ditemui awak media di ruang Humas Polda Jatim, Jumat (5/4/2019).
Barung mengungkapkan, temuan lain yang diperoleh penyidik berdasarkan keterangan para saksi, didapatkan keterangan bahwa korban memiliki kecenderungan orientasi seksual yang berbeda dari kebanyakan orang.
"Nah inilah yang akan tim penyidik dalami berkaitan dengan orientasi seksual yang berbeda. Ada kecenderungan ke arah situ sih," lanjutnya.
Barung tak menyebut secara eksplisit tentang maksud dari 'orientasi seksual yang berbeda'.
Di sisi lain, unggahan akun instagram Budi Hartanto bisa menjadi petunjuk adanya motif asmara dalam pembunuhan dan mutilasi guru honorer Kediri ini.
Pantauan TribunJatim.com (grup Surya.co.id), Budi Hartanto sempat mengunggah postingan di Instagram pada bulan Maret.
Tanggal 10 Maret 2019, Budi Hartanto mengunggah fotonya saat berada di dekat sebuah mobil berwarna putih.
Ia tampak memakai kaus putih dan selana santai berwarna abu-abu.
"Sendiri bukan berarti tak laku," tulisnya, dikutip TribunJatim.com (grup Surya.co.id), Jumat (5/4/2019).

Kemudian, di postingan tanggal 13 Maret 2019, Budi Hartano menulis caption soal menunggu, di fotonya berbaju merah.
Ia tampak meletakkan tangannya di atas dagu dan tersenyum ke arah kamera.
"Kamu yang aku tunggu...," tulisnya.

Lalu, Budi Hartanto juga mengunggah postingan pada tanggal 26 Maret 2019.
Itu adalah postingan terakhirnya.
"Terlalu fokus ke kamu (emoji),"

Postingan tersebut kini ramai mendapat komentar dari para warganet.
Mereka mengucapkan duka hingga doa untuk almarhum.
sept.an: innalillahi masss. semoga di terima di sisi allah swt, amin
tarumanis: Turut berduka cita, semoga amal ibadahnya diterima disisi-Nya dan bagi pelaku segera ditemukan dan dihukum setimpal
agusr500: Turut berduka mas, semoga amal ibadah mu diterima Allah... Dan surga jd tempat mu di sana amin
Chat Whatsapp (WA) Terakhir Korban
Sebelumnya, isi chat WhatsApp (WA) terakhir Budi Hartanto (28), guru honorer asal Kabupaten Kediri, yang mayatnya ditemukan termutilasi tanpa kepala di dalam koper diungkap keluarga.
Menurut paman korban, guru honorer itu sempat berkomunikasi dengan seorang rekannya melalui WhatsApp (WA), Selasa (2/4/2019) sekitar pukul 22.55 WIB.
"Itu kontak terakhir korban dengan rekannya yang juga guru," ungkap Nasuha, paman korban kepada wartawan Surya.co.id, Rabu (3/4/2019) malam.
Kontak terakhir korban dengan rekannya, menurut Nasuha, terkait dengan obrolan gurauan.
Namun setelah kontak terakhir, HP (ponsel) milik korban sudah tidak bisa dihubungi lagi sampai sekarang.
Fakta terbaru yang dihimpun Surya.co.id menyebutkan, Budi Hartanto semasa hidupnya mengelola sanggar tari modern yang diberi nama CK Dance Home di kawasan Ruko GOR Jayabaya, Kota Kediri.
CK Dance Home menyiapkan penari sexy dancer, tari kontemporer, traditional dance, cabaret dance dan modern dance female dan male.
Pantauan pada Kamis (4/4/2019), sanggar CK Dance Home sudah tiga hari terakhir tutup.
Lokasi sanggar ini juga dipergunakan oleh Budi Hartanto untuk membuka warung Royal Cafee Kediri pada malam hari.
Selain itu, Budi Hartanto juga mengelola Izal Bilyard, arena biliar yang ada di samping sanggar CK Dance Home.
Namun pengelolaan arena biliar baru dilakukan setahun terakhir.
Seperti diberitakan, mayat dalam koper yang dalam kondisi termutilasi di pinggir bawah Jembatan Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, Jawa Timur (Jatim) ternyata bernama Budi Hartanto(28) warga Jl Tamansari, Kota Kediri.(*)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul TERUNGKAP Misteri Pelaku Mutilasi Budi Hartanto Guru Honorer Kediri, Lebih dari 1 & Orang Dekat, http://surabaya.tribunnews.com/2019/04/07/terungkap-misteri-pelaku-mutilasi-budi-hartanto-guru-honorer-kediri-lebih-dari-1-orang-dekat?page=all.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta
Editor: Adrianus Adhi