VIRAL. Mahasiswi Temukan Sampah Bungkus Indomie Berusia 19 Tahun di Pantai
Sebuah foto memperlihatkan sampah plastik bungkus Indomie bertuliskan "Dirgahayu 55 Tahun Indonesiaku" yang ditemukan di pantai
Letkol Inf FX Sri Wellyanto kemudian mengirimkan beberapa foto terkini Sungai Citarum setelah restorasi bertajuk "Citarum harum" itu.

Gambar terbaru Sungai Citarum setelah puluhan ribu ton sampah diangkat dalam setahun terakhir.
Bandingan dengan foto yang di bawah (Dok. Pangdam III Siliwangi)

Pada 15 januari lalu, digelar rapat evaluasi Citarum Harum sekaligus program lanjutan untuk menjadikan Citarum benar-benar bersih dari sampah.
Pangdam III Siliwangi Tri Soewandono mengatakan, 80 ribu ton sampah dan endapan sudah dibongkar dari Sungai Citarum.
Hal itu dilakukan oleh 1.700 personel militer bersama 1.300 warga setempat serta instansi lainnya, termasuk perguruan tinggi dan aktivis lingkungan hidup.
“Kalau kita lihat kasat mata, bersihnya dulu. Baru bersihnya dulu. Saya optimistis lima tahun ke depan (bisa selesai),” jelasnya kepada wartawan usai rapat evaluasi satu tahun "Citarum Harum" di Bandung.
Selanjutnya, di tahun 2019 ini, tim akan fokus untuk mengangkut endapan yang sudah dibongkar ke titik-titik pembuangan atau diolah.
Restorasi hingga 2025
Kondisi Sungai Citarum memang sangat teruk sejak lama.
Pada Oktober 2017, Presiden Jokowi menugaskan Menko Maritim Luhut B. Pandjaitan untuk membereskan Sungai Citarum.
Pada 22 Februari 2018, Presiden Jokowi mencanangkan restorasi Sungai Citarum dengan target, tahun 2025, harus selesai.
Megaproyek restorasi ini melibatkan tiga kementerian dan 19 instansi/institusi terkait, termasuk perguruan tinggi, TNI, Polri, dan Kejaksaan. Keterlibatan TNI, Polri, dan Kejaksaan ini dibutuhkan untuk penegakan hukum.
Dilansir dari Tribun Jabar, sedikitnya ada 4.000 personel yang dikerahkan untuk megaproyek untuk menghapus strerotype Sungai Citarum sebagai karpet sampah plastik terbesar di dunia.

"Sungai Citarum adalah masalah besar bangsa kita yang tak bisa kita biarkan lagi. Karena ini menyangkut masa depan kita. Terutama terkait dengan sumber daya alam dan sumber daya manusia," jelas Sekretaris Menko Maritim Agus Purwoto seperti dilansir PepNews.com.