Tak Ada Memar Atau Luka Alat Vital, Polisi Ungkap Hasil Visum AU, Siswi Korban Pengeroyokan 12 Orang
Kapolresta Pontianak Kombes M Anwar Nasir menggelar konferensi pers sekaligus menyampaikan hasil visum AU, korban pengeroyokan 12 siswi SMA.
TRIBUNBATAM.id, PONTIANAK - Kapolresta Pontianak Kombes M Anwar Nasir menggelar konferensi pers sekaligus menyampaikan hasil visum korban, Rabu (10/4/2019).
Hasil visum dikeluarkan Rumah Sakit ProMedika Pontianak dan diketahui tak ada bengkak di kepala korban.
Begitu juga tak ada memar di mata korban sementara penglihatannya normal.
Sementara untuk telinga, hidung, tenggorokan (THT) tidak ditemukan darah.
"Kemudian dada tampak simetris tak ada memar atau bengkak, jantung dan paru dalam kondisi normal," katanya.
Kondisi perut korban, berdasar hasil visum tidak ditemukan memar. Bekas luka juga tidak ditemukan.
"Kemudian organ dalam, tidak ada pembesaran," jelasnya.
Menurut Kapolresta, selaput dara korban tidak tampak ada luka robek atau memar.
"Saya ulangi, alat kelamin selaput dara tidak tampak luka robek atau memar," katanya.
Hasil visum juga menunjukkan kulit tidak ada memar, lebam ataupun bekas luka tapi korban depresi pascatrauma.
Pelaku Semua Siswi SMA
Berdasarkan informasi yang didapat KPPAD Kalimantan Barat, dari belasan orang yang mengeroyok, tiga di antaranya pelaku utama.
"Ini semua anak SMA yang berada di Kota Pontianak," kata Ketua KPPAD Kalbar, Eka Nurhayati Ishak, kepada Tribun Pontianak.
Mereka memukul hingga korban Au muntah kuning dan harus menjalani perawatan di rumah sakit.
Peran pelaku utama
Ketiga pelaku utama berinisial E, T, dan L.
Sementara D yang menjemput korban menuju rumah P.
• TEREKAM CCTV - Culik Balita di Masjid Saat Ramai Orang, Pelaku Terlihat Tawarkan Makanan ke Korban
• Akun Medsos Siswa SMA yang Diduga Keroyok Siswi SMP Dihujani Makian Netizen, Ini Kata Putri Ahok
• Asmirandah dan Jonas Rivanno Siap Jadi Orangtua, Foto Akrab dengan Kent Sibarani Jadi Buktinya
Korban Au keluar membawa motor dan diikuti dua motor yang pengendaranya tak dikenal.
Setelah sampai di Jalan Sulawesi, korban dicegat dan tiba-tiba dari arah belakang, pelaku T menyiram air dan menarik rambut korban hingga terjatuh.
Pelaku E kemudian menginjak perut korban Au dan membenturkan kepalanya ke aspal.
Korban Au sempat melarikan diri bersama P menggunakan sepeda motor.
Namun, pelaku T dan L mencegat kembali korban di Taman Akcaya yang tidak jauh dari lokasi pertama.
T memiting korban lalu menendang perutnya.
Saat kejadian warga sekitar melihat, sehingga pelaku melarikan diri dan meninggalkan Au dalam kondisi kesakitan.
Au menjalani serangkaian rontgen tengkorak dan dada untuk mengetahui trauma yang diakibatkan pengeroyokan tersebut.
Korban Diancam Jika Lapor
Wakil Ketua KPPAD, Tumbur Manalu, menjelaskan Audrey dikeroyok Jumat (29/3/2019) namun baru melapor ke Polsek Pontianak Selatan, Jumat (5/4/2019).
Korban tidak melapor karena mendapat ancaman dari pelaku.
Pelaku mengancam akan berbuat lebih kejam lagi apabila korban melaporkan pada orangtua.
"Korban merasa terintimidasi sehingga tak berani melapor," ungkap Tumbur.
Hari itu korban berada di rumah, kemudian dijemput salah satu pelaku dengan alasan ada yang mau disampaikan kepadanya.
Korban yang bersedia ikut bersama pelaku lalu dibawa ke Jalan Sulawesi tak menyangka akan dianiaya.
"Di Jalan Sulawesi korban diinterogasi dan dianiaya secara brutal oleh pelaku utama tiga orang dan rekannya yang membantu ada 9 orang sehingga total ada 12 orang," katanya.
Selain di Jalan Sulawesi, korban juga dianiaya di Taman Akcaya.
Hasil penelusuran KPPAD, bukan korban sebagai target pelaku, tapi kakak sepupunya.
"Permasalahan awal karena masalah cowok, menurut info kakak sepupu korban merupakan mantan pacar pelaku," imbuh Tumbur.
Di media sosial mereka saling komentar sehingga pelaku menjemput korban karena kesal terhadap komentar.
KPPAD berharap persoalan ini dapat diselesaikan secara kekeluargaan, apalagi mereka masih anak di bawah umur.
Pelaku ikutan trauma
Tak hanya korban, tapi 12 pelaku pengeroyokan juga mengalami trauma.
Keluarga tersangka penganiayaan mendatangi Kantor KPPAD Kalbar pada Rabu pagi untuk meminta buat anak-anak mereka.
Ketua KPPAD Kalbar, Eka Nurhayati, mengatakan para pelaku trauma berat akibat ancaman dari orang-orang tak bertanggung jawab.
"Mereka datang karena ingin mengungkapkan si pelaku ini sekarang sedang dalam tekanan luar biasa," ujarnya.
Para pelaku mendapat ancaman pembunuhan dan lain-lain secara bertubi-tubi.
"Sanksi sosialnya sampai ada yang mengancam ingin menusuk kemaluan mereka, ada yang ingin membunuh, ada yang ingin menyekap," ucap Eka.
"Ancaman itu bertubi-tubi mereka terima, jadi dalam hal ini mereka ingin meminta perlindungan yang sama," dia menambahkan.
Pelaku dan korban sama-sama berhak mendapat perlindungan dari KPPAD sesuai UU yang berlaku.
Eka mengatakan, terkait fakta-fakta pelaku sendiri yang akan menjawab.
"Lanjutan besok akan ada trauma healing yang akan diberikan kepada pelaku, nanti sore kami akan menemui korban untuk memastikan pendampingan lanjut terkait trauma healing," beber dia. (tribunjakarta)
*Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Siswi Korban Pengeroyokan Masih Trauma, Giliran 12 Pelaku Terima Ancaman Mengerikan