Kondisi Tanjakan Curam & Bahaya Dilalui Kendaraan, Polisi Minta Jalur Ini Dihapus dari Maps Google
Seorang sopir bus pariwisata mengalami kecelakaan akibat mengikuti panduan google maps. Kini, polisi minta google menghapus jalur dari maps google.
TRIBUNBATAM.id, YOGYAKARTA - Sebuah bus pariwisata mengalami kecelakaan di tanjakan Bundelan, Ngawen, Gunungkidul, Yogyakarta karena mengikuti rekomendasi jalur dari Google Maps, Rabu (1/5/2019).
Bus tersebut terguling dan menyebabkan satu penumpang tewas.
Kecelakaan terjadi karena sopir tidak mengetahui medan jalan saat menggunakan aplikasi Google Maps.
Pihak Satlantas Polres Gunungkidul berupaya agar Google menghapus jalur tersebut untuk dilalui kendaraan besar.
Hal itu dikatakan oleh Kasat Lantas Polres Gunungkidul AKP Mega Tetuko kepada wartawan di Mapolres Gunungkidul, Jumat (3/5/2019).
"Kemarin dari penyelidikan awal, sopir mengaku baru pertama kali melewati jalur tanjakan Bundelan. Sopir mengatakan melalui jalur tersebut atas rekomendasi dari Google Maps," kata Mega.
Untuk langkah ke depan, pihak kepolisian mengirimkan pesan ke Google agar tidak merekomendasikan jalur tersebut dilalui kendaraan dari Klaten menuju ke Gunungkidul.
Sebab, tanjakan tersebut dinilai curam, dan membahayakan bagi pengemudi. Disarankan bagi pengendara bisa melalui jalur Piyungan, Bantul.
Bisa juga melalui tanjakan Sambeng, Ngawen. Atau melalui kecamatan Semin.
• PERSIB BANDUNG VS BORNEO FC - Simak Prediksi Line Up Persib Bandung vs Borneo FC, Sabtu (4/5)
• DAFTAR Nama 7 Orang yang Tertangkap OTT KPK di Balikpapan, Hakim hingga Orang Sipil
• KUMPULAN Kata-kata Mutiara Menyambut Bulan Suci Ramadhan, Cocok Dikirim ke Teman hingga Keluarga
• Izin ke Toilet Lalu Lompat dari Lantai 4, Simak 4 Fakta Wanita Bunuh Diri di Emporium Pluit Mall
• JADWAL dan Lokasi Pemadaman Listrik di Batam Hari Ini Sabtu (4/5), Durasi Padam Bervariasi
Sebulan yang lalu, tanjakan Bundelan juga mengakibatkan sebuah mobil keluarga masuk ke jurang karena tidak kuat menanjak.
"Pada apilikasi Google Maps juga ada kolom masukan atau saran kami juga sudah mengirim saran agar jalur tersebut harapannya ke depan jalur tanjakan Bundelan tidak ditampilkan pada aplikasi. Semoga saat arus mudik sudah tidak muncul di aplikasi," ucapnya.
Pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan untuk memasang rambu-rambu lalu lintas permanen yang berisi kendaraan tidak boleh melintas di tanjakan Bundelan.
Saat ini pihaknya sudah memasang spanduk larangan melintas.
Mega mengatakan sudah memeriksa sopir bus atasnama Agus Riyanto warga Grobogan, Jawa Tengah, namun belum ditetapkan tersangka.
Pihak kepolisian kemarin masih fokus untuk melakukan evakuasi terhadap bangkai bus yang terguling.
"Kalau untuk kondisi bus sendiri kami belum melakukan pengecekan secara langsung pada kendaraan tersebut apakah masih layak jalan atau tidak. Untuk melakukan pengecekan harus dilakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam hal ini Dishub," kata Mega.
Kasubag Pengujian Kendaraan Bermotor, Dinas Perhubungan Kabupaten Gunungkidul, Agus Supriyono mengatakan, rambu-rambu terkait larangan kendaraan bertonase lebih dari 3 ton melintas di jalur tersebut telah dipasang.
Namun begitu, ia mengakui terpasangnya rambu tersebut pas di sebelum tanjakan sehingga tidak begitu efektif.
"Kemiringan jalan hampir 45 derajat. Kita akan pasang jauh di sebelum jalur masuk jalan tersebut," kata dia. Perlu diketahui kecelakaan bus terjadi Rabu (1/5/2019) sekitar pukul 15.00 WIB.
Bus yang membawa rombongan warga Mranggen, Demak, Jawa Tengah ini sebelumnya ziarah ke Makam Sunan Pandanaran III di Bayat, Klaten.
Usai ziarah, rombongan kemudian melanjutkan perjalanan untuk wisata pantai. Namun sesampainya di lokasi bus tersebut tidak kuat melewati tanjakan Bundelan dan akhirnya terguling.
Untuk korban meninggal dunia atasnama atas nama Lailla (20) alamat Kebonbatur 04/06, Mranggen,Demak, Jawa Tengah. Sebanyak 17 luka-luka dan beberapa orang syok.
Saat ini masih ada 1 korban dirawat di RSI Cawas karena luka yang dideritanya. (kompas.com)
*Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Polisi Minta Google Hapus Rekomendasi Jalur Tanjakan Bundelan Yogyakarta"