Kivlan Zen Tuding SBY Licik, Partai Demokrat Bereaksi: Masa Mayjen Liar dan Onar Mau Nilai Presiden

Kita melihat memang kualitas dirinya memang hanya di situ. Narasi ini kan narasi yang kotor, jorok. Narasi kaki lima. Bukan narasi seorang jenderal

(KOMPAS.com/ RYANA ARYADITA UMASUGI)
Eggi Sudjana dan Kivlan Zen di depan Bawaslu, Jakarta Pusat, Kamis (9/5/2019) 

TRIBUNBATAM.id, JAKARTA - Partai Demokrat tersengat atas ucapan Kivaln Zen yang menyebut Ketua Umum Demokrat , Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) adalah seorang licik.

Kivlan Zen menuding SBY bertindak licik saat Pilpres 2019. Bahkan SBY dan Partai Demokrat disebut ingin menjegal Prabowo Subianto batal menjadi capres di Pilpres 2019.

Wakil Sekjen Partai Demokrat, Rachland Nashidik menyerang balik Kivlan Zen terkait tudingan tersebut.

Kivlan Zen Sebut Demokrat Ingin Jegal Prabowo: SBY Itu Licik, Tak Mau Prabowo Jadi Presiden

Kivlan Zein Tuding SBY Licik di Pilpres 2019: Setan Gundul Itu Andi Arief

Brimob Bersorban Bentengi Bawaslu saat Digeruduk Massa Gerak Eggi Sudjana & Kivlan Zen

Rachland Nashidik sepakat dengan ucapan Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tentang Kivlan Zen.

"Kata Presiden RI keempat Abdurrahman Wahid, Kivlan Zen itu "Mayjen Kunyuk". Mungkin karena dinilai liar dan biang onar," ujar Rachland Nashidik kepada Tribunnews.com, Jumat (10/5/2019).

Karena itu dia tegaskan, tidak layak Kivlan Zen yang 'kunyuk' menilai seorang sosok Presiden keenam RI.

"Masa Kunyuk mau menilai manusia, Presiden RI Keenam pula, yang jauh melebihinya dalam hal apapun?" sindir Rachland Nashidik.

Karena itu menurut Rachland Nashidik, tidak usah ditanggapi serius tudingan Kivlan Zen.

"Tidak pantas dan tidak penting. Cuma sebangsa kunyuk yang mau dengar," ucapnya.

Bukan Kualitas jenderal

Kivlan Zen Sebut SBY Tak Jelas Kelaminnya, Politikus Demokrat: Bukan Narasi Seorang Jenderal
 
 Sementara itu, Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean, narasi kotor, jorok dan kaki lima yang disampaikan Kivlan Zen merepresentasikan kualitas dirinya sendiri.
 "Kita melihat memang kualitas dirinya memang hanya di situ. Narasi ini kan narasi yang kotor, jorok. Narasi kaki lima. Bukan narasi seorang jenderal," ujar Ferdinand Hutahaean kepada Tribunnews.com, Jumat (10/5/2019).
Bagi Ferdinand Hutahaean, Kivlan Zen sedang dilanda kegalauan. 

Untuk itu, Ferdinand merasa kasihan terhadap Kivlan Zen.
Karenanya, kata dia, Demokrat tidak akan mengambil sikap apa pun termasuk langkah hukum terhadap Kivlan Zen.

"Kami tidak akan mengambil langkah apa pun. Apalagi langkah hukum untuk Kivlan Zen. Menganggap dan mengelompokkan Kivlan Zen ini ke dalam kelompok manusia galau saat ini yang tidak bisa membedakan mana demokrasi, yang mana kekerasan," ucapnya.
"Ketika orang yang tidak sama dengan dirinya, dianggap sebagai musuh dan lawan," jelasnya.
Karena itu, Demokrat tidak ingin terlalu menanggapi Kivlan Zen secara serius.
Justru Demokrat mau menanggapi dia secara biasa-biasa saja.
Tudingan Ngawur
Sekjen Partai Demokrat (PD), Hinca Panjaitan menjawab tudingan Kivlan Zen terhadap Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Kivlan Zen menuding SBY bertindak licik saat Pilpres 2019.
Bahkan SBY dan Partai Demokrat disebut ingin menjegal Prabowo Subianto batal menjadi capres di Pilpres 2019.
Hinca menegaskan, sangat tidak berdasar dan keliru tudingan tersebut.
"Ngawur! Sangat tak berdasar dan ngawur tudingan ini," tegas anggota DPR RI ini kepada Tribunnews.com, Jumat (10/5/2019).
Hinca tegaskan, koalisi Adil Makmur pengusung pason Prabowo-Sandiaga Uno masih tetap dijalurnya.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrat (PD) Hinca Panjaitan memberikan keterangan kepada wartawan terkait surat Ketua Umum PD Susilo Bambang Yudhoyono yang mengkritik konsep kampanye akbar Capres-Cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta Pusat, Senin (8/4/2019). Partai Demokrat menegaskan masih solid mendukung Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno dalam Pilpres 2019. (Tribunnews/Jeprima)
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrat (PD) Hinca Panjaitan (Tribunnews/Jeprima) (Tribunnews/JEPRIMA)

Sebagai sekjen PD Hinca sampaikan ia masih wakil ketua di BPN Prabowo-Sandi.

"Kami terus bekerja solid menuntaskan pilpres ini sampai proses penghitungan oleh KPU ditetapkan pada 22 Mei," ucap Hinca.

Bahkan malam ini, Hinca menjelaskan, forum Sekjen partai koalisi Adil Makmur bertemu lagi melanjutkan terus kordinasi internal.

Karena itu Hinca tegaskan, tudingan Kivlan Zen terhadap SBY sama jahat dan tak menggambarkan sikap seorang senior.

"Pak SBY sudah 3 bulan lebih di Singapura memdampingi proses pengobatan bu Ani Yudhoyono," jelasnya.

Kembali Hinca menegaskan tudingan Kivlan Zen terhadap SBY adalah ngawur.

"Ngawur itu. Saya setiap saat ada di BPN, bagaimana mungkin tuduhan itu busa diterima? Yang milih itu rakyat, dan proses penghitungan masih berjalan. setialah pada proses. Itulah demokrasi," ucapnya.

Demokrat juga meminta Kivlan Zen untuk berhenti menuding SBY demikian. Pun meminta hentikan adu domba tersebut.

"Di alam demokrasi boleh beda pendapat dan kami hormati. Bantahan kami ini juga tegas. Jangan ngawur dan jangan mengadudomba. Hentikan adu domba ini!" tegasnya.

Kivlan: SBY Licik

Kivlan Zen menuding Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bertindak licik saat Pilpres 2019.

Ia menyebut, SBY dan Partai Demokrat ingin menjegal Prabowo Subianto batal menjadi capres di Pilpres 2019.

"Saya tahu sifatnya mereka ini saling bersaing antara Prabowo dan SBY. Dia tak ingin ada jenderal lain yang jadi presiden, dia ingin dirinya sendiri dan dia orangnya licik. Sampaikan saja bahwa SBY licik. Dia junior saya, saya yang mendidik dia, saya tahu dia orangnya licik, dia mendukung 01 waktu menang di tahun 2014," kata Kivlan Zen di sela aksi demo di Kantor Bawaslu RI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (9/5/2019).

Selain itu, Kivlan juga menyinggung peryataan Wasekjen Demokrat Andi Arief yang menyebut ada setan gundul di Koalisi Adil Makmur Prabowo-Sandi.

Kivlan justru menyebut Andi Arief yang merupakan setan gundul.

"Ya yang setan gundul itu dia yang setan gundul, Andi Arief setan gundul, dia yang setan. Masa kita dibilang setan gundul," jelas Kivlan Zen.

Sebelumnya diberitakan, Andi Arief bercuit soal 'setan gundul' yang muncul di tengah perjalanan perjuangan Koalisi Indonesia Adil Makmur pengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Andi mengatakan 'setan gundul' itu memberikan masukan kepada Prabowo yang menurutnya sesat.

Andi mengatakan Partai Demokrat hanya ingin melanjutkan koalisi dengan partai-partai politik pengusung Prabowo-Sandi, yakni Gerindra, PAN, PKS, dan Berkarya, serta rakyat, bukan 'setan gundul'. Jika si 'setan gundul' masih hadir, Andi mengancam Demokrat bakal memilih jalan sendiri.

Datangi Bawaslu

Kivlan Zen dan Eggi Sujdana terlihat mendatangi Kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, Kamis (9/5/2019).

Pantauan Tribunnews.com, Kivlan Zen yang tampak mengenakan kemeja abu-abu dengan topi Bucket hat berwarna cream tiba di halaman Kantor Bawaslu sekitar pukul 15.00 WIB.
Kivlan Zen tampak didampingi kuasa hukumnya, Eggi Sudjana.

Baca: Demokrat: Kivlan Zen Jangan Banyak Omong, Kelasnya Jauh Dibawah SBY

Rombongan Kivlan Zen terlihat bergegas untuk masuk ke dalam gedung Bawaslu.

Barikade rombongan Kivlan Zen bahkan menerobos massa Gabungan Elemen Rakyat untuk Keadilan dan Kebenaran (Gerak) yang sedang melakukan aksi terlebih dahulu.

Permisi, permisi, Jenderal Kivlan Zen mau lewat," ucap seorang pendampingnya.

Kivlan Zen dan Eggi Sudjana kemudian menuju sisi pintu sebelah kanan gedung Bawaslu.

Namun, barikade kepolisian telah bersiap di depan pintu gerbang.

"Jenderal Kivlan mau masuk, permisi," ucap seorang pendamping Kivlan Zen.(*)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved