BATAM TERKINI
Cegah Cacar Monyet di Singapura Masuk Batam, Dinkes Siapkan Berbagai Langkah
Langkah cegah virus cacar monyet di Singapura masuk Batam mulai dilakukan.
Penulis: Eko Setiawan | Editor: Agus Tri Harsanto
TRIBUNBATAM.id - Langkah cegah virus cacar monyet di Singapura masuk Batam mulai dilakukan.
Pemangku dan pelaksana kesehatan di Batam telah menyiapkan berbagai langkah untuk cegah masuknya cacar monyet di Singapura ke Batam.
Langkah antisipasi itu perlu dilakukan mengingat lokasi Batam berdekatan dengan Singapura.
Selain itu lalu lintas manusia dari Singapura ke Batam dan sebaliknya Batam ke Singapura sangat padat.
Kementerian Kesehatan telah mengkonfirmasi satu kasus impor infeksi virus cacar monyet atau monkeypox di Singapura.
Munculnya kasus itu, membuat Departemen Kesehatan Singapura (MOH) langsung sibuk memburu orang-orang yang pernah kontrak dengan pria tersebut.
Pemerintah Singapura mengkarantina 23 orang selama 21 hari untuk mengetahui, apakah mereka juga terpapar virus tersebut.
Pasien yang diserangcacar monyet ini adalah seorang warga negara Nigeria yang datang di penghujung bulan lalu untuk mengikuti workshop atau lokakarya di Singapura.
Pria berusia 38 tahun itu dinyatakan positif mengidap penyakit virus langka, yang ditularkan ke manusia dari hewan, Rabu (8/5/2019) setelah seminggu mengalami demam.
Saat ini, pria tersebut dirawat di ruang isolasi di Pusat Nasional untuk Penyakit Menular (NCID) dan dilaporkan dalam kondisi stabil.
Sementara itu, 22 dari 23 individu yang telah diidentifikasi sebagai kontak dekat pasien juga dikarantina.
"Meskipun demikian, sebagai tindakan pencegahan, Depkes telah memberi tahu otoritas kesehatan masyarakat di negara asalnya," kata MOH seperti dilansir The Straits Times.
Berikut beberapa langlah yang diambil untuk cegah cacar monyet masuk Batam.
1. Pasang Thermal Scanner Baru
Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kota Batam, Senin (13/5/2019) langsung menghidupkan mesin Scanner di pelabuhan Batam Centre.
Ketut Ngurah Kepala Seksi KKP Batam yang ditemui Tribunbatam.id di Pealabuhan Batam Centre mengatakan, hari ini ia memasng alat Scanner yang baru.
"Sebelumnya alat itu juga sudah terpasang. namu letaknya terlalu tinggi. nah saat ini kita bawa alat baru supaya semua penumpang yang lewat bisa terdeteksi," sebut ketut menereangkan.
Mesin scanner tersebut berfungsi untuk menditeksi suhu tubuh manusia.
Jika Suhu tubuh penumpang diatas rata-rata maka penumpang tersebut akan di periksa kesehatannya oleh tim kesehatan
2. Siapkan ruang isolasi
Direktur Rumah Sakit BP (RSBP) Batam dr Sigit Riyanto, meminta masyarakat Batam untuk tidak panik terhadap isu penularan cacar monyet atau dikenal dengan sebutan monkeypox virus.
"Kepada masyarakat, diminta tidak perlu panik karena virus tersebut relatif dapat segera diatasi bila segera ditangani," kata Sigit, dalam rilis Humas BP Batam yang diterima Tribun, Senin (13/5) siang.
Meski begitu, RSBP Batam tetap berkoordinasi dengan pihak terkait, untuk mengambil tindakan pencegahan penularan setelah ditemukannya satu kasus impor infeksi virus cacar monyet di Singapura.
"Saat ini belum ada pasien tersebut, BP Batam bersama kantor kesehatan pelabuhan, dinas kesehatan dan seluruh rumah sakit di Batam sudah berkoordinasi dengan baik untuk antisipasi penyebarannya," ujarnya.
Sigit mengatakan, meskipun risiko penyebarannya rendah, RSBP Batam prinsinpnya siap menerima, apabila terdapat pasien terindikasi penyakit menular tersebut.
"Kami sudah meyiapkan ruang isolasi lengkap dengan peralatannya, apabila ada pasien tersebut," kata Sigit.
Ia juga mengingatkan, apabila ada masyarakat atau orang asing yang mengeluh panas tinggi, lemas dan muncul ruam pada kulitnya, untuk segera ke RSBP Batam atau RSUD Embung Fatimah.
Sigit berharap aktivitas perekonomian dan investasi di Kota Batam tidak terganggu dengan isu tersebut.
3. Periksa turis dari Singapura
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam, bekerja sama dengan Kepolisian Kawasan Pelabuhan (KKP) untuk memasang thermal Detector khusus di pelabuhan International.
Tujuan pemasangan alat ini adalah untuk mendeteksi wisatawan atau warga luar negeri yang masuk ke Batam agar jangan sampai membawa virus cacar monyet.
"Saat ini kita belum ada indikasi warga luar yang terinfeksi cacar monyet masuk ke Batam, namun kita sudah melakukan langkah awal dengan memasang thermal Detector," kata Didi Kusmarjadi, Kadinkes Batam, Minggu (12/5/2019)
Dia mengatakan, saat ini khusus warga Batam dan warga Singapura dan Malaysia yang keluar masuk dari pelabuhan Internatinol, dilakukan pemeriksaan.
Sementara untuk di Batam, sendiri, kata Didi, petugas medis disiagakan untuk melakukan penanganan medis jika ada ditemukan wisatawan ataupun warga yang terindikasi cacar monyet.
"Kita juga sudah siapkan 6 ruang isolasi, jika ada ditemukan warga yang terindikasi mengidap cacar monyet. Ruang isolasi kita siapkan dua di RSUD EF dan empat di RSBP Sekupang," kata Didi.
Sampai saat ini untuk virus cacar monyet seperti yang viral di negeri seberang belum ada indikasi masuk ke Batam.
"Kita siap-siap jika nanti ada indikasi, tim medis selalu standby untuk melakukan tindakan medis,"kata Didi Kusmarjadi.
Gejala Cacar Monyet
Gejala umum penyakit ini adalah demam, sakit kepala, sakit otot, sakit punggung, pembengkakan kelenjar getah bening dan ruam atau bentol-bentol di kulit.
Dalam pernyataannya, Depkes mengatakan monkeypox biasanya sembuh sendiri, dengan sebagian besar pasien pulih dalam dua hingga tiga minggu.
Namun dalam beberapa kasus, virus dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia, sepsis, ensefalitis (peradangan otak) dan infeksi mata dengan hilangnya penglihatan," tambah pernyataan itu.
Tingkat kematian 1 persen hingga 10 persen selama wabah, dengan sebagian besar kematian terjadi pada kelompok usia yang lebih muda.
Penularan monkeypox terutama terjadi ketika seseorang melakukan kontak dekat dengan hewan yang terinfeksi, biasanya tikus, melalui perburuan dan konsumsi daging semak.
Penularan penyakit antara manusia adalah mungkin tetapi terbatas, karena seseorang hanya menular ketika ia memiliki gejala, terutama ruam kulit.
Penularan biasanya terjadi dari kontak dekat dengan sekresi saluran pernapasan atau lesi kulit orang yang terinfeksi, atau benda yang baru-baru ini terkontaminasi oleh cairan atau bahan lesi orang yang terinfeksi.
Bukan Penyakit Baru
Dilansir TribunBatam.id dari klikdokter.com, dokter Nitish Basant Adnani BMedSc MSc menjelaskan dalam sebuah artikel tentang cacar monyet saat virus itu menyerang dua warga Inggris September tahun 2018 lalu.
Wabah cacar monyet awalnya terjadi di Nigeria sejak tahun 2017 dan masih berlangsung hingga saat ini.
Dua orang warga Inggris yang mengalami penyakit tersebut baru saja melakukan perjalanan beberapa minggu sebelumnya ke Nigeria.
Cacar monyet bukanlah penyakit baru. Penyakit ini pertama kali ditemukan pada tahun 1969 di Kongo.
Namun dengan perkembangan vaksinasi dan tindakan isolasi penderita cacar monyet, dunia sebenarnya sudah bebas dari cacar monyet pada tahun 1980.
Hanya saja, adanya virus cacar monyet pada tubuh tikus dan tupai di Afrika yang menular kepada manusia, menyebabkan beberapa kali terjadi wabah cacar monyet di Afrika hingga saat ini.
Di Indonesia, monkeypox sendiri sering disebut sebagai cacar monyet yang sebenarnya merupakan impetigo bulosa dan merupakan dua penyakit yang berbeda.
Apakah monkeypox itu?
Monkeypox merupakan penyakit yang umumnya self-limiting, atau dapat mereda dengan sendirinya.
Oleh sebab itu, sebagian besar orang yang mengalami kondisi ini dapat membaik dalam rentang waktu beberapa minggu.
Namun, pada sebagian kecil kasus, infeksi ini dapat menjadi berat karena komplikasi.
Sebagai penyakit langka yang disebabkan oleh virus monkeypox, penyakit ini sering kali hanya ditemukan di negara-negara yang terletak di bagian tengah dan barat dari benua Afrika.
Virus penyebab penyakit ini umumnya ditularkan ke manusia lewat berbagai binatang liar, seperti hewan pengerat dan primata.
Selain itu, infeksi juga dapat ditularkan lewat kontak secara langsung dengan orang lain yang terinfeksi, walaupun lebih terbatas.
Namun, risiko penularan pada populasi secara umum sangat rendah.
Gejala monkeypox
Awalnya, gejala monkeypox mencakup demam, nyeri kepala, nyeri otot, nyeri punggung, pembesaran kelenjar getah bening, menggigil, dan rasa lelah yang berlebihan.
Selain itu, juga dapat timbul ruam-ruam pada kulit yang muncul pertama pada bagian wajah, lalu kemudian menyebar ke bagian lain dari tubuh.
Berdasarkan artikel yang dilansir dari World Health Organization (WHO), masa inkubasi dari monkeypox, atau interval waktu dari awal terinfeksi hingga tampak tanda dan gejala berlangsung selama 6 hingga 16 hari.
Infeksi yang terjadi dapat dibagi menjadi dua periode waktu sebagai berikut:
Periode invasi (hari 0-5)
Ditandai dengan adanya demam, nyeri kepala yang berat, pembesaran kelenjar getah bening, nyeri punggung, nyeri otot, dan penurunan energi yang cukup signifikan.
Periode erupsi kulit (1-3 hari setelah demam timbul)
Timbul ruam-ruam pada kulit yang umumnya berawal di wajah dan kemudian timbul pada bagian tubuh lainnya seperti lengan tangan, dan telapak kaki. Selain itu, ruam yang awalnya hanya berbentuk bintik kecil akan menjadi benjolan berisi cairan atau nanah, yang kemudian diikuti oleh timbulnya krusta dalam kurun waktu sekitar 10 hari.
Tanda dan gejala yang timbul pada infeksi monkeypox dapat bervariasi, dari munculnya beberapa hingga ribuan lesi yang melibatkan rongga mulut, genitalia, kelopak mata, dan bahkan kornea mata.
Pada sebagian pasien, dapat terjadi pembesaran kelenjar getah bening sebelum timbulnya ruam. Monkeypox umumnya mereda dalam waktu sekitar 14 hingga 21 hari.
Namun, monkeypox pada anak dapat terjadi dalam taraf yang lebih berat. Hal ini berkaitan dengan derajat paparan terhadap virus, status kesehatan pasien sebelumnya, dan derajat keparahan dari komplikasi yang terjadi.
Menurut informasi yang didapatkan dari Dr. Michael Jacobs, director klinis infeksi di Royal Free Hospital, monkeypox merupakan infeksi yang tidak mudah menyebar antarmanusia, sehingga risiko penularannya cukup rendah.
Prosedur isolasi yang diterapkan di rumah sakit untuk penanganan monkeypox merupakan prosedur yang ketat, guna melindungi staf serta pasien lainnya.
Cacar monyet bisa menjadi berbahaya bila dialami oleh anak balita. Data WHO menunjukkan bahwa 1 dari 10 balita yang sakit cacar monyet meninggal dunia.
Adakah Vaksin Cacar Monyet?
Dokter Resthie Rachmanta Putri. M.Epid dalam artikel terpisah menyebutkan bahwa hingga saat ini, tidak ada vaksin spesifik untuk mencegah cacar monyet.
Meski demikian, vaksin untuk mencegah cacar variola (smallpox) cukup efektif untuk mencegah cacar monyet.

Studi membuktikan bahwa vaksin cacar variola dapat memberikan proteksi terhadap infeksi cacar monyet setidaknya sebesar 85%.
Atau, sekalipun tertular cacar monyet, orang yang sudah mendapatkan vaksin cacar variola akan mengalami gejala penyakit cacar monyet yang lebih ringan.
Untuk menghilangkan cacar monyet dan cacar variola sepenuhnya di dunia, WHO secara gencar telah mengampanyekan vaksin cacar variola sejak tahun 1940 hingga tahun 1980.
Pada masa itu, program vaksinasi juga dilakukan di Indonesia dengan cara suntikan yang meninggalkan bekas di lengan atas.
Karena kasus cacar variola sudah lenyap, maka vaksin ini sudah tidak diberikan secara rutin di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Walau demikian, untuk daerah yang sering menjadi tempat cacar monyet mewabah (seperti di Nigeria, Zaire, dan negara-negara di Afrika Tengah), vaksin cacar variola masih ada dan diberikan untuk mencegah cacar monyet.
Agar tak tertular cacar monyet
Agar dapat terhindar dari cacar monyet, ada beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan:
Sebisa mungkin, hindari bepergian ke daerah yang sedang mengalami wabah cacar monyet, terutama di Afrika Tengah.
Jika harus bepergian ke daerah wabah, hindari berkontak dengan hewan yang dapat menularkan virus cacar monyet, seperti tupai dan tikus.
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setiap akan makan atau setiap berkontak dengan orang dan hewan yang sakit.
Jika menjumpai rekan atau kerabat yang baru saja melakukan perjalanan ke daerah Afrika Tengah dan mengalami demam 1-2 minggu setelahnya, anjurkan untuk segera dibawa ke rumah sakit terdekat untuk diperiksa. (*)