HEADLINE TRIBUN BATAM

Jamilah Histeris di Hang Nadim Saat Tahu Jenazah Putrinya Ditinggal Pesawat di Bandara Soetta

Jamilah, ibu Aqilah, yang ditinggalkan oleh maskapai Lion Air di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang histeris di Bandara Hang Nadim.

TRIBUNBATAM.ID/WAHYU INDRIYATNO
HEADLINE TRIBUN BATAM 

TRIBUNBATAM.id, KARIMUN - Kesedihan masih tergambar jelas di muka Jamilah, ibunda Aqilah (9) saat Tribun Batam menyambanginya di RT 004 RW 003, Kampung Baru, Kelurahan Sungai Pasir, Kecamatan Meral, tak jauh dari Masjid Besar Nurul Islam, Rabu (15/5).

Matanya terlihat sembab seperti orang habis menangis. Saat Tribun tiba di rumah duka, Jamilah terlihat duduk dengan lesu di depan rumah. Ia seakan masih terngiang dengan kejadian yang membuat keluarganya kalut bukan alang kepalang, sehari sebelumnya.

Pada Selasa (14/5) petang, ia mengalami kejadian yang tak ia banyangkan sebelumnya.

Jenazah Aqilah, putrinya ditinggalkan oleh maskapai Lion Air di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

Padahal ia dan suaminya, beserta keluarganya, merasa satu pesawat dengan jenazah sang putri yang meninggal usai menjalani perawatan selama dua bulan di RSCM Jakarta.

Aqilah menderita tumor mata yang mengharuskan ia menjalani kemoterapi beberapa kali di Jakarta.

Sebelumnya, Aqilah menjalani perawatan di rumah sakit di Pekanbaru. Namun karena kondisinya yang semakin parah, Aqilah dirujuk ke RSCM.

Kisal jenazah Aqilah yang ditinggal pesawat Lion air itu sempat viral di media sosial.

Cerita itu diunggah pertama kali oleh Dedi Azwandi, seorang penggiat sosial asal Riau di akun Facebook miliknya.

Kembar Identik & Keluar Sekolah Karena Kanker, Ini Sosok Akila yang Jenazahnya Tertinggal Pesawat

Keluarga Histeris di Bandara Hang Nadim Batam saat Tahu Jenazah Akila Ditinggalkan Pesawat

Gejala Cacar Monyet atau Monkeypox Menurut Ahli UGM, Sakit Kepala, Demam hingga Benjolan Kecil

6 Fakta Kasus Mutilasi Wanita 34 Tahun di Malang, Misteri Pesan Aneh hingga Tato di Tubuh Korban

Dedi Azwandi yang dihubungi tribunbatam.id membenarkan berita tersebut.

Dedi mengatakan jenazah yang ditinggalkan pesawat Lion Air tersebut atas nama Aqilah (9), asal Tanjungbalai Karimun.

Ia sendiri yang ikut mengurus pemulangan jenazah.

Namun, kejadian pada Selasa petang itu cukup membuat keluarga kalang kabut dan panik.

"Iya benar, saya ikut mengurus kepulangan jenazah tujuan bandara Hang Nadim, Kota Batam," ujar Dedi Azwandi, Rabu (15/5).

Dedi mengatakan yang membuat ia kesal sampai mengunggahnya ke media sosial, adalah tidak adanya pemberitahuan dari pihak penerbangan bahwa jenazah Aqilah tidak diangkut.

Akibatnya kedua orangtua almarhumah histeris di bandara internasional Hang Nadim begitu mengetahui peti yang menyimpan jenazah Aqilah ternyata tidak diangkut pesawat yang mereka tumpangi.

"Kita ketinggalan koper saja panik apalagi ini jenazah anak. Tidak ada pemberitahuan dari pihak Lion Air kalau jenazah Aqilah tidak diangkut, padahal sudah bayar," kata Dedi.

Tak pernah naik pesawat Jamilah bercerita, ia tidak tahu sama sekali soal pengurusan penerbangan jenazah putrinya itu untuk pemulangan dari bandara International Soekarno-Hatta tujuan Hang Nadim, Kota Batam, Selasa itu.

"Maklumlah, seumur-umur baru kali ini saya naik pesawat, saya tidak ngerti. Yang tahu suami saya," ujar Jamilah dengan suara lemah.

Namun sepanjang yang ia tahu dan dengar, Jamilah mengaku pihaknya tidak pernah berurusan dengan maskapai Batik Air yang akhirnya membawa jenazah putri kembarnya, Aqilah ke Batam.
"Setahu saya, kami tidak pernah berurusan dengan Batik Air, kami beli tiket Lion Air saja," kata Jamilah.

Belakangan baru tahu sesuai dengan registrasi ke maskapai, jenazah putrinya diterbangkan menggunakan Batik Air. Pesawat ini baru mendarat di Batam beberapa jam kemudian, setelah keluarga tiba.

Ia mengungkapkan peristiwa tertinggalnya jenazah Aqilah sempat membuat ia dan keluarga panik. "Kalau yang tertinggal makanan atau oleh-oleh, mungkin tak apa-apa, tapi ini jenazah anak, hati siapa yang tidak risau," kata Jamilah.

Di tengah-tengah ia berkisah kepada Tribun, tak berapa lama berselang datang Jufri, suami Jamilah, yang juga ayah dari almarhumah Aqilah.

Jufri pun menimpali dengan mengatakan tidak merasa pernah berurusan dengan Batik Air.

Sebaliknya Jufri tahunya ia membeli tiket pesawat Lion Air.

"Tidak pernah beli tiket Batik Air, setahu saya kami beli tiket Lion Air semua, termasuk kargo buat jenazah putri saya Aqilah," kata Jufri.

Dirinya bahkan sudah memastikan ke pihak maskapai Lion Air bahwa jenazah anaknya, Aqilah satu pesawat dengannya.

"Saya sudah pastikan dengan bertanya, pak benarkan jenazah anak saya satu pesawat? Kata mereka iya pak, semua sudah beres, makanya saya dan keluarga kaget begitu sampai Batam, jenazah anak saya tidak ada dalam pesawat," kata Jufri.

Jufri mengaku sudah memiliki firasat tidak enak saat akan berangkat dari bandara Internasional Soeta, Selasa siang sekitar pukul 13.30 WIB. Saat itu ia melihat ada mobil ambulans lain baru saja keluar dari bandara Soeta.

Ia waswas, jenazah putrinya tertukar dengan jenazah yang dibawa mobil ambulans yang baru ia lihat keluar dari bandara.

"Saya tidak tahu apakah ambulans itu ada bawa mayat atau tidak, cuma perasaan saya was-was, bagaimana kalau pihak pesawat lupa dan jenazah anak saya tertukar dan diangkut ke mana-mana. Tapi pikiran itu coba saya tepis. Tak tahunya begini kejadiannya (jenazah Aqilah ditinggal pesawat, red)," kata Jufri.

Jufri dan keluarganya terdiri dari sang istri dan tiga anak, semua dalam satu pesawat Lion Air JT-378 yang tinggal landas dari bandara Internasional Soekarno-Hatta sekitar pukul 13.30 WIB.

Mereka tak tahu jika peti jenazah dipisah ke pesawat lain.

Akibat peristiwa itu, semua jadwal yang telah disusun keluarganya perihal pemulangan dan pemakaman Aqilah di Tanjungbalai jadi berantakan.

Jenazah Aqilah diterbangkan menggunakan Batik Air pada sore hari, dan sampai Batam sekitar pukul 20.00 WIB.

"Padahal di bandara sudah menunggu petugas SR, mobil ambulans. Ada seorang ibu dari SR yang saya lihat paling tidak terima. Mungkin dia sudah capek menunggu, tahu-tahunya begitu," kata Jufri.

Dari bandara Hang Nadim, jenazah Aqilah dibawa ke Sekupang untuk diseberangkan ke Tanjungbalai Karimun menggunakan boat pancung sewaan.

Jenazah Aqilah sampai di Tanjungbalai Karimun sekitar pukul 22.30 WIB dan langsung dikebumikan di TPU Sungair Pasir, Kecamatan Meral, tak jauh dari rumah neneknya.

"Lubangnya (kuburan, red) sudah selesai dari sore, karena perkiraan kita paling lama itu jam 6 sore sudah sampai di sini. Harus segera dikebumikan karena (jenazah) Aqilah sudah satu malam di Jakarta," kata Jamilah menambahkan.

Murid SDN 003 Pangkalan Kerinci itu meninggal dunia setelah menderita kanker mata selama 2,5 tahun.

Aqilah sempat dirawat dan menjalani kemoterapi sebanyak 8 kali di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau.

Aqilah kemudian dirujuk ke RSCM Jakarta. Di sana Aqilah kembali menjalani kemoterapi sebanyak 4 kali.

Dua bulan di RSCM, takdir berkehendak lain, Aqilah menghembuskan nafasnya Senin (13/5).

Aqilah meninggalkan orangtuanya, dua kakak dan satu adik kembar identiknya bernama Atikah.

Bagi kembarannya, Atiqah, kepergian Aqilah sungguh memukul perasaannya. "Atikah sempat nanya, kenapa Aqilah tak ikut sama dengan kita, di situ saya terenyuh," ujar Jamilah. (tribunbatam.id/rachta yahya/endra kaputra)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved