Tiket Pesawat Mahal, Tradisi Pulang Basamo Perantau Minang Hidup Lagi, Bakal Konvoi Ribuan Mobil

Khusus SAS saja, kata dia, sudah melaporkan akan pulang bersama dengan 1.000 unit mobil. Belum lagi organisasi lain dan yang pulang secara pribadi.

balailamo
Suasana pulang basamo masyarakat Sulit Air Sepakat tahun 2017 melalui jalur darat. tradisi puluhan tahun yang kini hidup lagi setelah harga tiket pesawat mahal 

TRIBUNBATAM.id, PADANG - Pulang basamo (pulang bersama) adalah istilah mudik dalam tradisi perantau Minang. Ada dalam kelompok kecil, organisai, alumni sekolah, atau yang dikelola oleh paguyuban masyarakat suat daerah di perantauan.

Sebelum harga tiket pesawat murah, biasanya pulang basamo menggunakan bus atau mobil pribadi yang konvoi dalam sejumlah iring-iringan mobil.

Kini, apakah membubungnya harga tiket pesawat akan menghidupkan traedisi pulang basamo kembali?

Bukan Letusan Gunung, Ternyata Ini Penyebab Pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan Berpisah

Ini 5 Aplikasi Penting yang Mudahkan Perjalanan Mudik Lebaran, Salah Satunya Waze

Harga Tiket Pesawat Terbaru Setelah Tarif Diturunkan Kemenhub, Cek Tarif Tiket Mudik Lebaran 2019

Sepertinya begitu. 

Kepala Biro Kerjasama Pembangunan dan Rantau Sumbar Luhur Budianda mengatakan, sejumlah paguyuban akan pulang basamo via jalan darat menggunakan bus dan ribuan kendaraan pribadi.

"Sekarang baru empat (paguyuban),  menjelang libur Lebaran akan makin banyak. Kami terus jalin komunikasi dengan organisasi perantau seluruh Indonesia," kata Luhir seperti dilansir Antara, Jumat (17/5/2019).

Empat paguyuban itu adalah Sulit Air Sepakat (SAS), Ikatan Keluarga Kamang Barat, Nagari Koto Aur Malintang Padang Pariaman dan Ikatan Keluarga Kamang Saiyo.

Khusus SAS saja, kata dia, sudah melaporkan akan pulang bersama dengan 1.000 unit mobil. Belum lagi organisasi lain dan yang pulang secara pribadi.

Dilansir TribunBatam.id dari gerbangsumatera88.id, SAS sudah membentuk panitia pulang basamo yang rencananya akan dilakukan pada 30 Mei 2019 nanti.  

Bahkan, panitia yang dipimpin oleh Zondra sudah datang ke ASDP Merak untuk mengatur proses penyeberangan dari pelabuhan Merak-Bekaheuni nanti.

Menurut Zondra, mereka menjalin kerjasama dengan ASDP untuk kemudahan akses karena konvoi SAS nanti diperkirakan akan menggunakan satu kapal penyeberangan tersendiri.

Sementara itu, sejumlah perusahaan angkutan juga sudah mulai mempromosikan bus-bus mewah yang bisa dimanfaatkan para perantau untuk pulang basamo dengan harga tiket antara Rp 500 ribu hingga Rp 650 ribu per orang.

Dalam akun Facebook Pulang Basamo Rumah Gadang, bus pariwisata mewah akan melayani perantau yang ingin pulang basamo tahun 2019 ini, baik dari Jakarta atau Bandung ke seluruh wilayah Sumbar.

Rumah Gadang mengatakan bahwa hingga saat ini sudah ada 650 pendaftar bagi perantau yang ingin pulang menggunakan bus.

Selain Rumah gadantg, ada sejumlah perusahaan bus lain yang menawarkan paket pulang basamo bagi perantau.

Konvoi Mobil

Pulang basamo masyarakat Saning Bakar, Solok, tahun 2018 lalu
Pulang basamo masyarakat Saning Bakar, Solok, tahun 2018 lalu (Facebook)

Tradisi pulang basamo hampir tiap tahun digelar, umumnya paguyuban per nagari (desa) di perantauan.

Tradisi ini sudah berlangsung puluhan tahun.

Selain sebagian untuk memperkuat silaturahmi dan persaudaraan, pulang basamo ini juga demi keamanan di perjalanan karena semakin ramai konvoi, maka perjalanan sekitar 30 jam menjadi semakin nyaman dan aman.

Selain menggunakan bus, sebagian dengan kendaraan pribadi yang konvoi sepanjanhg perjalanan dengan puluhan bahkan ratusan mobil banyaknya.

Selain menyiapkan kendaraan, para pengurus pulang basamo ini biasanya juga mengurus kapal untuk penyeberangan Merak-Bekaheuni serta rumah makan yang akan disinggahi sepanjang jalan.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved