Pilpres 2019

AHY Dijadwalkan Bertemu Lagi dengan Jokowi Besok. Bahas Koalisi?

Komandan Komando Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) akan kembali bertemu dengan Presiden Jokowi, Rabu besok

Instagram/jokowi
Presiden Joko Widodo saat menerima kunjungan Komandan Kogasma Partai Demokrat, Komandan Kogasma Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Istana Merdeka, Kamis (2/5/2019). 

TRIBUNBATAM.ID - Komandan Komando Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) akan kembali bertemu dengan Presiden Jokowi, Rabu (22/5/2019).

Petemuan AHY dan Jokowi sedianya akan dilakukan hari ini, Selasa (21/5/2019). Namun, pertemuan itu ditunda hingga besok.

Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Adita Irawati membenarkan agenda pertemuan itu. Namun, beberapa jam sebelum pertemuan, pihak AHY mendapat kabar bahwa pertemuan itu ditunda.

Jokowi Pilih di Kampung Deret Saat Sikapi Kemenangan Pilpres 2019, Ucapkan Terima Kasih ke Rakyat

Didampingi Sandiaga Uno, Prabowo Tolak Hasil Pilpres 2019, Sebut Pengumuman Hasil Senyap-senyap

RESMI, Prabowo Gugat Hasil Pilpres 2019 ke MK, Bagaimana Nasib Penetapan Pemenang Pemilu?

"Rencananya Mas AHY dipanggil Bapak Presiden pagi ini, namun kami dapat kabar dari Istana bahwa pertemuannya ditunda besok," kata Deputi Media Kogasma Ni Luh Putu Caosa Indriyani kepada Kompas.com, Selasa pagi.

Pertemuan AHY dengan Jokowi adalah pertemuan kedua setelah sebelumnya pada Kamis (3/5/2019), AHY bertemu Jokowi.

AHY mengaku ia datang ke Istana atas undangan dari Jokowi.

Pertemuan itu berlangsung selama 20 menit.

Usai bertemu dengan Jokowi, AHY berharap seluruh pidak dapat bersabar dan menghormati hasil rekapitulasi suara Pilpres 2019 yang akan diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 22 Mei 2019 mendatang.

"Kita berharap setelah hari pencoblosan yang sudah kita lalui bersama mudah-mudahan kita semua bisa tenang, sabar dalam melihat situasi perkembangan sekaligus juga mari sama-sama kita menjadi masyarakat yang dewasa dalam alam demokrasi yang sehat," ucapnya seperti dikutip dari Kompas.com.

Setelah pertemuan itu banyak spekulasi bahwa Partai Demokrat akan mengakhiri koalisi dengan Koalisi Adil Makmur yang mengusung calon presiden 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Namun, spekulasi itu dibantah oleh elite Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean.

Ferdinand Hutahaean mengatakan Partai Demokrat akan setia kepada Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sampai KPU mengumumkan hasil Pilpres 2019.

Setelah KPU mengumumkan hasil Pilpres 2019, Partai Demokrat akan menentukan sikap sendiri soal arah politiknya.

Dua kemungkinan, Partai Demokrat akan menjadi oposisi atau bergabung dengan pemerintahan Jokowi.

Hanya saja, hubungan Partai Demokrat dalam koalisi Prabowo-Sandi makin memburuk sejak sepekan terakhir dan beberapa utusan Demokrat yang ada di BPN Prabowo-Sandi sudah menarik diri.

Pada Selasa (21/5/2019) KPU telah mengumukan pemenang Pilpres 2019, yakni pasangan Jokowi-Maruf Amin sebagai pemenang Pilpres 2019.

Pertemuan kedua AHY dengan Jokowi di Istana Negara, besok, bisa jadi menjadi sinyal bahwa partai bentukan SBY bakal bergabung dengan koalisi Indonesi Kerja yang mengusung Jokowi-Maruf Amin.

Ferdinand Hutahaean Mundur dari Koalisi Prabowo-Sandi

Sebagaimana diketahui, Ferdinand Hutahaean sebelumnya menyatakan berhenti mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Diberitakan TribunWow.com, pernyataan tersebut awalnya disampaikan Ferdinand melalui kicauan di akun Twitter miliknya, @FerdinandHaean2, Minggu (19/5/2019).

Melalui cuitannya, Ferdinand menyatakan sikap tersebut sebagai bentuk kekecewaan karena ada buzzer yang ia sebut 'buzzer setan gundul' telah menghina istri Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Ani Yudhoyono.

"Pagi ini, sy menemukan bullyan yg sgt tdk berperi kemanusiaan dr buzzer setan gundul yg mengolok Ibunda Ani yg sedang sakit. Sikap itu sangat BRUTAL. Atas perilaku brutal buzzer setan gundul itu, saya FERDINAND HUTAHAEAN, saat ini menyatakan BERHENTI MENDUKUNG PRABOWO SANDI," tulis Ferdinand.

Dikutip dari Kompas.com yang melakukan konfirmasi, Ferdinand membenarkan pernyataan tersebut.

Ferdinand menjelaskan bahwa dirinya tidak terima karena Ani Yudhoyono mendapatkan hinaan dari para pendukung Prabowo-Sandi melalui media sosial.

Menurut Ferdinand, buzzer menyebut bahwa Ani tidak benar-benar sedang sakit.

Ferdinand bahkan memaparkan bahwa dirinya akan mengusulkan kepada partai untuk keluar dari koalisi 02 itu.

"Ya itu sikap saya resmi dan saya akan minta partai besok juga untuk keluar dan mundur. Tapi apakah akan disetujui, saya tidak tahu. Tapi saya serius akan melawan penghinaan besar kepada Ibu Ani secara politik, tidak bisa dibiarkan," ujar dia.

Fedinand mengungkapkan, partai Demokrat selama ini kerap kali diserang terkait sikap politiknya.

Ferdinand mengaku, dirinya sebenarnya tidak pernah mempermasalahkan serangan-serangan seperti itu.

Namun, tegas Ferdinand, ketika yang diserang adalah Ani Yudhoyono, di mana saat ini sedang dalam keadaan sakit, maka hal tersebut tak bisa lagi ditoleransi.

"Kalau sudah masuk ke ranah kemanusiaan, tidak bisa ditolerir," tegas dia.

Sementara itu, berdasarkan penelusuran di Twitter, tak hanya Ferdinand yang menyatakan kegeramannya karena tudingan buzzer terhadap Ani Yudhoyono.

Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Rachland Nashidik melalui akun Twitter @RachlanNashidik juga menyatakan hal serupa, Sabtu (18/5/2019).

"Capresnya Prabowo. Tapi nuntut SBY yang berjuang di front paling depan. SBY dituding "abu-abu", "licik", "pengkhianat", karena curahkan waktu untuk Ibu Ani yang sakit di Singapura. Ibu Ani bahkan dituding sakit palsu. Ada yang menyumpahi cepat mati. Pak Prabowo? Diam saja," tulis Rachland.

Tanggapan Sandiaga Uno

Calon Wakil Presiden Nomor urut 02 Sandiaga Uno menganggapi keputusan politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean yang secara pribadi menyatakan akan keluar dari Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Diberitakan dari Kompas.com, Sandi menyebutkan, bahwa dirinya dan Prabowo Subianto selalu meminta para pendukung untuk tidak mengeluarkan komentar nyinyir dan hinaan di media sosial.

Sandi menyebutkan, jika ada pendukungnya yang menghina Ani Yudhoyono, maka hal itu tidak sesuai dengan spirit dari Prabowo-Sandi.

Meski semikian, Sandi menyebutkan akan menghormati apapun keputusan Ferdinand.

"Jika beliau menyatakan mundur kami apresiasi sekali. Kami hormati keputusan tersebut," kata Sandi usai meninjau pelatihan kewirausahaan & pameran produk OK OCE Melawai, di Mal Pelayanan Publik DKI Jakarta, Senin (20/5/2019).

Sandi mengaku, dirinya belum bertemu maupun berbincang langsung dengan Ferdinand terkait persoalan ini.

Namun, jika benar Ferdinand menyatakan akan keluar dari koalisi, maka Sandi menyampaikan ucapan terima kasihnya karena telah banyak membantu dirinya dan Prabowo selama masa kampanye.

"Saya belum kontak langsung karena nomornya sempat dihack. Saya doakan dan ucapan terima kasih Pak Ferdinand banyak memberikan masukan kepada saya dan Pak Prabowo selama 8 bulan ini. Saya ucapkan terima kasih," ucap dia.

Sandi memaparkan, dirinya turut merasa prihatin pada kondisi istri Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudoyono, Ani Yudhoyono.

Namun, Sandi menjelaskan bahwa dirinya juga tak bisa berkomentar banyak soal marahnya Ferdinand ini.

"Seperti saya sampaikan kita sebagai bangsa mendoakan Bu Ani Yudhoyono. Ibu negara kita. Cepat pulih segera sembuh. Kita sangat berdoa di bulan suci ramadan, berdoa kesehatan beliau. Kami setiap habis salat doa," jelas Sandi.

"Tapi sakit hati Pak Ferdinand atas komentar netizen, saya enggak bisa berkomentar," sambung dia.

Meski Ferdinand memutuskan keluar dari koalisi, Sandi yakin Partai Demokrat masih tetap solid bersama koalisi Adil Makmur.

"Per hari ini demokrat masih solid di koalisi Indonesia-Adil makmur," kata

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Pertemuan Kedua AHY dan Jokowi, Sinyal Partai SBY Bakal Gabung Koalisi Jokowi?

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved