Terkait Pernyataan yang Kontroversi, Kubu Jokowi Sebut Anies Baswedan Hanya Tebar Pesona Saja
Pernyataan Anies Baswedan beberapa hari terakhir ini menjadi isu baru ditingkat nasional. Perkataannya yang dianggap menyerang kubu sebelah ditangga
TRIBUNBATAM.id - Pernyataan Anies Baswedan beberapa hari terakhir ini menjadi isu baru ditingkat nasional.
Perkataannya yang dianggap menyerang kubu sebelah ditanggapi oleh kubu Jokowi.
Salah satu kubu Jokowi mengatakan kalau pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan tidak pernah menangkap orang yang melontarkan kritik kepadanya, itu untuk tebar pesona saja.
Hal itu diutarakan Anies Baswedan saat menghadiri acara di Kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu petang, (26/5/2019).
"Saya enggak pernah menangkap orang yang mengkritik saya, sama sekali," kata Anies Baswedan.
Pernyataan Anies Baswedan tersebut keluar saat ditanya soal adanya petisi yang meminta Presiden Jokowi dan Mendagri mencopotnya sebagai gubernur.
• Misteri Perempuan Pemasok Senjata Mematikan di Aksi 22 Mei Terungkap, Dikenal Dekat Dengan Sosok Ini
• Tidak Bisa Selamatkan Diri Dalam Musibah Kebakaran, Pria Ini Pasrah Menunggu Bantuan Datang
• Ada Diskon Tiket Pesawat Mudik hingga Rp 1 Juta untuk Semua Rute Domestik
• Digadangkan Jadi Menteri Jokowi, Begini Tanggapan Sandiaga Uno Bukan Tentang Bagi-bagi Jabatan
Anies Baswedan mengatakan, petisi tersebut muncul dua bulan lalu. Menurutnya, setiap orang berhak menyuarakan pendapatnya.
"Setiap warga negara berhak menyampaikan pandangannya, tidak ada larangan sama sekali," ujarnya.
Menurutnya, tidak ada larangan di Indonesia untuk menyampaikan pendapat atau pandangan suatu permasalahan. Sehingga, seorang pejabat publik, harus siap dikritik bahkan dicaci.
"Harus mau dikritik, harus, bahkan dicaci maki pun harus biasa-biasa saja," ucapnya.
Menurut Anies Baswedan, bila berada di wilayah publik, maka seorang pejabat tidak boleh hanya ingin dipuji, melainkan harus siap dikritik dan dicaci.
"Diminta turun naik (jabatan), karena itu prinsipnya sama. Dicaci tidak tumbang, dipuji tidak terbang," tuturnya.
Seorang pejabat publik, menurut Anies Baswedan, juga harus siap menjadi alamat keluh kesah warga.
• Pernyataan Ketua Tim Kuasa Hukum BPN Prabowo - Sandiaga Pancing Tanggapan Jokowi. Ini Kata Jokowi
• Kadin Batam Gelar Pertemuan dengan Pengusaha Rokok FTZ, Soroti Kinerja Pengawasan Produk FTZ
• Ayok Cek Pengumuman TKD Rekrutmen BUMN di FHCI, Juga Bisa Cek Tahapan Selanjutnya
• Begini Kronologi Suami Bunuh Istri, Sempat Cekcok hingga Sang Anak Sempat melerai
Ia bahkan telah menuliskan di akun twiterrnya itu sebelum menjadi pejabat publik seperti sekrang ini. Oleh karena itu, ia bersikap biasa saja bila ada petisi menginginkanya dicopot.
"Karena itu kalau ada yang mengkritik enggak usah ditangkap. Saya enggak pernah menangkap orang yang mengkritik saya. sama sekali tidak," tegasnya.
Wakil Ketua DPR Fadli Zon sepakat dengan pernyataan Gubernur Jakarta Anies Baswedan, yang menyebut tidak pernah menangkap orang yang mengkritiknya.
Menurut Fadli Zon, di negara demokrasi, aparat tidak boleh menangkap orang yang melontarkan kritik.
"Ya saya kira memang di negara demokrasi orang yang mengkritik tidak boleh ditangkap," cetus Fadli Zon di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (27/5/2019).
Salah satu contohnya, menurut Fadli Zon, kasus Mustofa Nahrawardaya. Seharusnya, kata Fadli Zon, politikus PAN itu tidak ditangkap hanya karena cuitannya di media sosial twitter.
"Saya kira ini satu ketidakadilan yang dipertontonkan secara terus menerus di negara demokrasi. Ini ironi di dalam demokrasi kita," tuturnya.
Hal tersebut menurut Fadli Zon diperparah dengan adanya perlakuan yang berbeda dari penegak hukum kepada pihak pihak yang pro pemerintah. Padahal, tindakannya sama saja.
"Saya kira memang negara kita sedang mengalami krisis di dalam penegakan hukum," nilainya.
Sementara, Ace Hasan Syadzily, Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf Amin, angkat bicara terkait Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang menyebut tak pernah menangkap orang yang mengkritiknya.
Menurut Ace Hasan Syadzily, Anies Baswedan sebagai seorang pemimpin, seharusnya dapat membedakan mana kritik, mana fitnah, dan mana ujaran kebencian.
"Dalam negara demokrasi mana pun, kritik itu jelas beda dengan fitnah dan ujaran kebecian," kata Ace Hasan Syadzily Hasan kepada wartawan di Jakarta, Senin (27/5/2019).
Politiku Partai Golkar ini yakin, Presiden Jokowi sangat terbuka dengan kritik. Tentu, kata Ace Hasan Syadzily, kritik yang substantif jelas menyehatkan demokrasi, karena akan bisa menjadi suplemen untuk perbaiki kebijakan.
"Menjadi oposisi yang baik juga seharusnya belajar menyampaikan kritik dengan etika. Karena menyampaikan kritik tidak harus dengan kasar dan menghujat," jelas Ace Hasan Syadzily.
Ia pun menegaskan, soal kewenangan menangkap itu merupakan ranah penegak hukum. Sehingga, tidak ada kaitannya sama sekali dengan pemerintah.
"Tidak mungkin penegak hukum menangkap seseorang kalau memang tidak cukup bukti," ucap Ace Hasan Syadzily.
Ace Hasan Syadzily pun menyayangkan penyataan Anies Baswedan yang tak bisa membedakan antara kritik dan tindakan kriminal berupa fitnah dan hujatan.
"Oposisi yang tidak bisa membedakan antara kritik dan tindakan kriminal jelas oposisi enteng-entengan," ungkap Ace Hasan Syadzily.
"Pemimpin yang tidak bisa bedakan antara kritik dan ujaran kebencian bisa diindikasi dia sedang tebar pesona," imbuhnya.
Berikut ini isi lengkap petisi Copot Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta!
Kegagalan demi kegagalan disertai kejanggalan telah membuat DKI Jakarta sebagai ibu kota negara Republik Indonesia semakin terpuruk di bawah kepemimpinan Saudara Anies Baswedan.
Mulai membengkaknya APBD DKI Jakarta 2018, gaji TGUPP yang tembus 70-an orang dengan biaya gaji puluhan juta rupiah per kepala per orang.
Banjir muncul kembali, diskotik yang ditutup buka kembali, sampah menumpuk di mana-mana, pohon plastik, PKL yang merajalela mengambil badan trotoar.
Naiknya NJOP, susahnya mendapat layanan publik dan kesehatan, rusunawa yang tidak terurus, trotoar Senayan yang tidak kunjung selesai, dan yang terakhir adalah tiang bendera peserta ASIAN GAMES 2018 yang hanya ditopang bambu kecil yang dibelah.
Sudah saatnya Presiden Joko Widodo dan Menteri Dalam Negeri memanggil dan MENCOPOT Anies Baswedan dari jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta! Jangan ditunda lagi!
Pada Senin (27/5/2019) malam sekitar pukul 20.20, petisi yang dibuat oleh Opini Kamu ini sudah ditandatangani 136.191 orang, dari target 150 ribu orang. (Taufik Ismail/Fransiskus Adhiyuda)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Anies Baswedan Bilang Tak Pernah Tangkap Pengkritiknya, Kubu Jokowi Nilai Sedang Tebar Pesona, http://wartakota.tribunnews.com/2019/05/27/anies-baswedan-bilang-tak-pernah-tangkap-pengkritiknya-kubu-jokowi-nilai-sedang-tebar-pesona?page=all.