Seorang Pelaku Mutilasi Karoman Mengaku di Media Sosial, Ini Tanggapan Kapolda Sumsel
Satu orang terduga pelaku mutilasi Karoman, nelayan asal Ogan Ilir --yang kepalanya belum ditemukan-- membuat pengakuan mengejutkan.
“Harus dilengkapi dengan keterangan yang lain,” katanya.
Kepala Belum Ditemukan
Diberitakan sebelumnya, Karoman, warga Desa Pinang Mas, Ogan Ilir, ditemukan tewas dengan kepala dan kedua lengan hilang oleh seorang warga.
Karoman ditemukan tewas tanpa kepala dan kedua tangan di sebuah rawa di Desa Pinang Mas, Kecamatan Sungai Pinang, Kabupaten Ogan Ilir (OI) pada Kamis (6/6/2019) pukul 10.00.
Hingga Kamis pagi Karoman tak kunjung pulang. Istri Karoman kemudian melaporkan hal itu ke warga. Warga kemudian berupaya mencari Karoman.
Jenazah Karoman kemudian ditemukan di sebuah sungai dengan dengan kepala dan kedua lengan putus.
Namun, hingga saat ini, kepala Karoman belum ditemukan meskipun polisi sudah berusaha menyisir aliran sungai dan mengerahkan anjing pelacak.
Polisi juga telah memeriksa secara maraton 17 saksi dan mengamankan sejumlah barang bukti untuk mengungkap pelaku.
Mardiah, istri Karoman korban mutilasi di Ogan Ilir tak menyangka suaminya meninggal dengan cara sadis dengan kondisi tubuh tidak utuh.

Kini jenazah masih berada di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumsel, sembari menunggu potongan kepala dan kedua tangan yang masih dicari polisi dan warga desa setempat.
Mardiah sebagai istri sangat terpukul atas kepergian suami tercinta.
Baginya, Karoman merupakan sosok suami yang santun dan tidak pernah menghardik, apalagi berkata kasar.
"Salah apa suami saya? Orang sebaik itu, marah pun tidak pernah. Bentak-bentak tidak pernah. Sangat lembut kalau bicara atau menasihati anak-anak kami," kata Mardiah kepada TribunSumsel.com yang menyambangi kediamannya di Desa Pinang Mas, Sabtu (8/6/2019).
Tidak hanya kepada ia dan anak-anak, lanjut Mardiah, suaminya itu juga dikenal baik dan tidak pernah ada masalah dengan tetangga atau siapapun warga desa setempat.
"Kalau panggil orang dari jauh saja dia (Karoman) tidak teriak-teriak. Orangnya sangat lembut, pakai perasaan kalau ngomong. Saya tahu persis karena saya sudah 17 tahun berumah tangga," ucap Mardiah tak kuasa menahan air mata.