Misteri Dua Mayat di Hinai, Langkat, Ada Kisah Cemburu dan Dendam di Baliknya

Penemuan dua mayat dalam waktu dan tempat berdekatan yang menghebohkan Hinai, Stabat itu, akhirnya diketahui memiliki benang merah.

Tribun Medan
Dua mayat yang ditemukan di Hinai Medan, satu tergantung di pohon sawit, satu lagi di dalam sumur 

TRIBUNBATAM.ID, MEDAN - Satreskrim Polres Langkat mengungkapkan dugaan misteri temuan dua mayat, Risnawati (54) dan Royanto (30) di Desa Baru Dusun I Pasar VIII Kecamatan Hinai, Kabupaten Langkat.

Kedua mayat ternyata saling kenal dan sempat cekcok sebelum meninggal dunia dengan cara berbeda.

Rismawati tewas di dalam sumur setelah tewas dipukul batu penggiling cabai, Rabu (12/6/2019) malam.

Dua Mayat Bikin Heboh. Perempuan di Dalam Sumur, Laki-laki Tergantung di Pohon Sawit, Berkaitan?

Mahasiswi China Diperkosa dan Dibunuh di AS, Pelaku Ditangkap Tapi Mayatnya Tak Ditemukan. Kenapa?

Pelesiran ke Bandung Barat, Setya Novanto Dipindahkan ke Lapas Maximum Security Untuk Teroris

Sedangkan mayat Royanto ditemukan tergantung di pelepah sawit pada Kamis pagi, sekitar pukul 06.00 WIB, tak jauh dari ditemukannya mayat Rismawati.

Penemuan dua mayat dalam waktu dan tempat berdekatan yang menghebohkan Hinai, Stabat itu, akhirnya diketahui memiliki benang merah.

Mayat Rismawati, korban pembunuhan di Hinai, Langkat

KBO Reskrim Polres Langkat, Iptu M Panggabean mengutarakan, kematian itu berkaitan dengan motif dendam dan cemburu.

Royanto dendam kepada Risnawati sehingga tega membunuh ibu rumah tangga ini dengan batu lalu mencampakkannya ke dalam sumur.

Hal ini dipicu oleh kecemburuan Risnawati yang diduga sempat kesal lantaran Royanto membantu seorang perempuan bernama Ani untuk pindahan rumah.

Risnawati selama ini dikenal sebagai tukang pijat khusus perempuan, ia masih bersuami namun telah pisah lama.

Sedangkan Royanto juga sudah berkeluarga dan memiliki dua orang anak.

"Royanto pelaku pembunuhan Risnawati. Pelaku dan korban sempat bertemu dua bulan lalu dan terjadi cekcok. Korban memaki-maki pelaku, karena ada seorang bernama Ani yang mengontrak rumah si korban dibantu untuk pindahan oleh Royanto," kata Panggabean.

KBO Reskrim Polres Langkat, Iptu M Panggabean

"Korban marah dan mengatakan memang anjing kau, ngapai kau bantu-bantu dia," kata Iptu M Panggabean menerangkan dugaan dendam. Atas pertengkaran itu, kami berkesimpulan motifnya dendam," imbuhnya.

Dugaan kematian Royanto dengan dugaaan gantung diri mengaitkan leher pada seutas tali di pelepah pohon sawit setinggi dua meter.

Royanto, menurut Panggabean, panik karena identitasnya dikenali oleh anak korban setelah membunuh Risnawati.

"Motif dia bunuh diri mungkin panik dia. Anak korban kan sempat berteriak minta tolong setelah kematian Risnawati. Anak korban yangf bernama Titin mengenali Royanto. Sementara ini tidak ada ditemukan dugaan pelaku lain," katanya.

Polisi tidak menepis kemungkinan ada orang lain seperti kecurigaan warga.

Namun, dari hasil keterangan saksi-saksi, hingga saat ini, Royanto hanya sendiri melakukan pembunuhan tersebut.

Sedangkan keraguan warga bahwa Suryanto bunuh diri karena jaraknya tali gantungan dari tanah hanya sekitar dua meter dengan kaki menekuk di tanah, kata Panggabean, hal itu bisa saja.

Sebab, hanya butuh satu menit untuk menyebabkan seseorang pingsan hingga kaki terjulai.

Kemudian, ikatan tali yang ditemukan adalah simpul hidup atau simpul bunuh diri.

"Hasil pemeriksaan rumah sakit, juga ada cairan sperma dan --mohon maaf-- duburnya juga terbuka, tidak mengatup lagi. Ini tanda-tanda seseorang bunuh diri," katanya.

Kanit Pidum, Iptu Bram Candra menambahkan bahwa tidak ada ditemukan unsur kekerasan pada tubuh Royanto.

Sehingga polisi menyimpulkan bahwa Royanto murni bunuh diri, bukan dibunuh oleh individu atau kelompok orang.

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved