Inilah Kehebatan Si Jagur, Meriam Bersimbol Jempol Kejepit yang Sering Ditunjukkan Nikita Mirzani

Nikita Mirzani baru-baru ini menjelaskan maksud dia sering menodongkan simbol jempol kejepit, singgung soal Meriam Si Jagur.

Instagram/Nikitamirzanimawardi_17/kompas.com(Silvita Agmasari)
Meriam si Jagur ya g berada di halaman depan Museum Sejatah Jakarta. 

Tentu saja sambil menyampaikan harapannya. Sementara di sebelahnya, asap kemenyan di pedupaan mengepul menyebarkan aroma khas.

Tetapi, katanya lagi, agar lebih mujarab, wanita yang menginginkan segera memiliki momongan sebaiknya duduk di atas pangkal Si Jagur yang berbentuk "lambang kesuburan" itu. Percaya boleh, tidak pun tak apa-apa.

Pindah dan pindah lagi

Setelah lama bermukim di dekat jembatan Kota Intan, Pinangsia, Si Jagur akhirnya diselamatkan dan dibawa ke Museum Pusat yang terletak di Jin. Medan Merdeka Barat. Wahyono Martowikrido dalam kumpulan tulisannya di buku Cerita dari Gedung Area (Penerbit Kundika dan Masup  Jakarta) mengungkapkan, masalah dihadapi ketika Si Jagur berusaha dimasukkan ke dalam museum.

Karena beratnya hampir sama dengan muatan sebuah truk, untuk mengangkatnya dibutuhkan banyak tenaga manusia.

Untung muncul ide cemerlang  dari seorang karyawan museum, bernama Naiman. Dengan cara menaruh Si Jagur di atas beberapa batang kayu yang berbentuk alu yang biasa digunakan untuk menumbuk padi, sehingga sang meriam sundut berhasil digeser setahap demi setahap.

Setelah beberapa langkah, batang kayu yang tertinggal kemudian diambil dan ditaruh pada deretan paling depan. Begitu seterusnya, sehingga tanpa bantuan banyak tenaga, Si Jagur dipindahkan ke dalam salah satu ruang di bagian belakang.

Pada masa pemerintahan Gubernur AH Sadikin (1966 - 1977), Si Jagur diminta pindah lagi ke halaman taman Museum Sejarah Jakarta. Namun karena lokasinya berada di dekat tempat berjualan para pedagang kaki lima, Si Jagur yang sudah "menghamili" banyak wanita itu, malah dijadikan tempat menjembreng (menjemur) pakaian.

Padahal, mestinya Si Jagur dijadikan ikon yang menjadi daya tarik museum. Karena setiap pengunjung, baik dari dalam maupun luar negeri, selalu menyempatkan diri melongok Si Jagur.

Nah, setelah mengalami perlakuan yang tidak menyadari arti sebuah peninggalan sejarah, pada bulan November 2004, Si Jagur dipindahkan lagi ke lokasi yang terletak di halaman depan museum.

Tempat itu merupakan tempat terakhir di mana ia kini bercokol. Selain letaknya lebih menonjol, sejak itu tidak ada lagi yang memperlakukannya sebagai tempat menjembreng pakaian.

Adapun yang memperlakukannya sebagai benda keramat, masih tetap ada, meski tak sekerap dulu. Misalnya masih ada saja ada orang yang sengaja meletakkan sesajen berupa bunga. Si Jagur yang di "usia muda" pernah sangat perkasa, kini mulai berkurang kharismanya sebagai lambang kesuburan.

Simbol kesuburan
 
Simbol kesuburan

 (Ditulis oleh Her Suganda. Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Juni 2009)

Berita ini tayang di intisari

Sumber: Grid.ID
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved