BATAM TERKINI
Kebakaran di Baloi Batam, Kerugian Capai Rp1, 2 Miliar, 31 Rumah Tinggal Puing-puing Saja
Tercatat, sebanyak 43 Kepala Keluarga (KK) 188 jiwa yang menjadi korban keganasan si jago merah itu. Mereka terdiri laki-laki 49, perempuan 44, anak l
Wahyu warga setempat mengatakan, insiden sebelumnya berlangsung pada 2005 dan kejadian ke dua terjadi pada 2006 ini.
"Semua RT khusus komplek rumah liar ini juga hangus. Sama persis. Baik kejadian pertama, ke dua dan ke tiga ini. Tapi dibangun lagi," kata Wahyu.
• Agung Hercules Kembali Drop, Kondisi Kesehatannya Menurun, Tumor Keempat Tumbuh di Otak Bagian Depan
• Hasil Akhir Copa America 2019, Peru vs Brasil, Tim Samba Menang Telak 5-0
• Curiga Pintu Dikunci dari Dalam, Ayah Pergoki Putrinya Digauli Pria Paruh Baya di Ruang Tamu
• Kebakaran Pabrik Mancis di Binjai, Indra Lesmana Kehilangan Istri Anak dan Adik Ipar dalam
Sekedar diketahui, komplek yang terbakar itu sudah dikelilingi perumahan mewah.
Misalnya, di komplek Baloi Mas.
Lokasi rumah liar yang terbakar dan rumah mewah hanya dibatas dengan tembok.
Sementara depan perumahan yang terbakar di kelilingi tempat usaha. Misalnya, showroom mobil, dan usaha bonafit lainnya.
Jalan para penghuni rumah liar yang menjadi korban kebakaran hanya lewati jalan setapak saja jika hendak menuju ke rumah mereka.
Akses itu tidak bisa dilalui roda empat ke atas tetapi hanya bisa dilalui kendaraan roda dua.
Itu pun jurang menanti. Karena posisi perumahan berada di dataran rendah. Bangunan rumah itu pada umumnya semi permanen, neratap mayoritas seng.
Wanita Ini Ceritakan Bagaimana Dirinya Panik Hadapi Kobaran Api yang Menjalar ke Rumahnya
Insiden kebakaran yang terjadi RT 06/RW 01, Kelurahan Baloi Indah, Lubuk Baja, Kota Batam, Provinsi Kepri dilalap si jago merah, Sabtu (22/6) dini hari menyisakan kesan di hati dan benak Eli (35).
Eli merupakan warga setempat. Pasca kebakaran, Eli bersama keponakannya membersihkan lantai rumah yang masih berantakan dan penuh sisa-sisa kebakaran.
Di sela-sela kesukan nya itu, Eli pun berkesempatan diwawancarai TRIBUNBATAM.id.
Eli mengenang, saat kejadian berlangsung, dia, anaknya dan ponakannya sedang tidur pulas.
Sebab kejadiannya sekitar pukul 01.00 WIB. Seperti biasanya, Eli sudah terlelap tidur jam segitu.
Lalu, Eli tiba-tiba terbangun karena mendengar cukup keras suara riuh dan ledakan.
Ledakan tidak bedanya seperti suara bom.
"Saya kan tidur di ruang tamu ini karena panas. Lalu ada yang ribut-ribut di luar.
Saya lalu terbangun. Saat itu saya dengar suara seperti bom.
Tapi bukan bom. Suaranya saja. Bommmm.... Cukup keras.
Mungkin letusan kebakaran apa gitu," kata Eli seraya menirukan suara aneh itu.
Lalu Eli keluar saat itu. Eli melihat ada api di sebelah rumahnya.
Titik api masih sekitar 20 rumah dari rumahnya. Eli yang panik langsung menyelamatkan diri, ponakan dan anaknya.
Mereka pun sudah pasrahkan seluruh harta benda.
Mereka hanya membawa pakaian di badan dan berkas surat surat penting.
Namun nasib berkata lain.
Rumah Eli selamat dari kebakaran itu.
Meski api sudah menghanguskan posisi depan rumahnya.
Bantuan pemadam kebakaran dan warga yang membantu menyiram dengan alat seadanya, api berhenti di depan rumahnya.
"Syukur rumah kami tidak terbakar," kata Eli.
Meski begitu, dampak kebakaran yang apinya luar biasa itu masih mengenai rumahnya. Atap dan langi-langi rumahnya bolong dan lantai berserakan.
Eli yang sudah 10 tahun tinggal di sana, membutuhkan belasan juta memperbaiki rumahnya itu. "Makanya pusing juga ini bang," katanya.
Selain Eli, Muti beda nasib. Rumah kontrakan yang dihuni Muti hangus terbakar. Harta benda Muti hangus terkabar. Hanya surat-surat penting yang mampu diselamatkan saat itu. (tribunbatam.id/leo halawa)
