Dari 50 Film Indonesia yang Main di Bioskop Hingga Mei 2019, Hanya 6 Judul Film yang Laku Ditonton

Catherine Keng, Corporate Communication , bahkan menyebutkan, hanya 12 persen atau hanya 6 judul film dari jumlah film yang diputar di bioskop itu yan

Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha
Pemain Film Dilan 1991 Iqbal Ramadhan (kiri), didampingi Vanessa Prescila (kanan), menandatangani Poster Dillan 1991 saat konferensi pers di Bioskop XXI Kemang Villages, Jakarta Selatan, Kamis (17/1/2019) 

TRIBUNBATAM.id -  Sampai di pertengahan Mei 2019, terdapat 50 film Indonesia yang telah ditayangkan di seluruh bioskop Indonesia.

Namun, tidak semua film tersebut 'laku' saat diputar di layar bioskop.

Catherine Keng, Corporate Communication , bahkan menyebutkan, hanya 12 persen atau hanya 6 judul film dari jumlah film yang diputar di bioskop itu yang menjadi box office film Indonesia.

Corporate Communications CINEMA 21 Catherine Keng berbincang tentang perkembangan industri film Indonesia sambil berbuka puasa di Bioskop XXI Metropole, Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, Rabu (15/5/2019) malam.
Corporate Communications CINEMA 21 Catherine Keng berbincang tentang perkembangan industri film Indonesia sambil berbuka puasa di Bioskop XXI Metropole, Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, Rabu (15/5/2019) malam. (Warta Kota/Heribertus Irwan Wahyu Kintoko)
Film-film sampai pertengahan Mei 2019 yang menjadi box office itu adalah Dilan 1991, My Stupid Boss 2, Keluarga Cemara dan Preman Pensiun, Orang Kaya Baru serta Yowis Ben 2.

Selebihnya, sebanyak 44 judul film mendapatkan penonton dibawah 1 juta orang.

Sebanyak 21 judul film itu, masing-masing ditonton 100 ribu hingga 250 ribu penonton sebanyak 12 film, 250 ribu sampai 500 ribu penonton sebanyak 6 judul flm, dan sebanyak 500 ribu hingga 1 juta orang menonton 3 judul film saja.

 

"Film lainnya, sebanyak 23 judul film Indonesia hanya mendapatkan penonton dibawah 100 ribu orang selama ditayangkan di bioskop," kata Catherine Keng berbincang di Bioskop Metropole, Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat.

Menurut Catherine Keng, film-film yang 'tidak laku' selama diputar di bioskop itu sebenarnya menjadi beban bagi film-film yang kemungkinan bisa masuk dalam jajaran box office di Indonesia.

Iqbaal Ramadhan dan Mawar de Jongh, pemeran Minke dan Annelies di film Bumi Manusia, meluncurkan poster film Bumi Manusia bersama sutradara Hanung Bramantyo dan Produser Frederica, serta Angga, cucu Pramoedya Ananta Toer, di Bioskop XXI Epicentrum Walk, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (19/6/2019).
Iqbaal Ramadhan dan Mawar de Jongh, pemeran Minke dan Annelies di film Bumi Manusia, meluncurkan poster film Bumi Manusia bersama sutradara Hanung Bramantyo dan Produser Frederica, serta Angga, cucu Pramoedya Ananta Toer, di Bioskop XXI Epicentrum Walk, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (19/6/2019). (Warta Kota/Heribertus Irwan Wahyu Kintoko)

"Bisa saja, penonton film yang tidak laku itu sebenarnya juga ingin melihat film-film box office. Tapi mereka justru memilih film yang tidak banyak penontonnya," kata Catherine Keng

Di 2019 ini, Catherine Keng mencatat, ada 353 jumlah cinema yang memiliki 1.861 layar bioskop di seluruh Indonesia yang memutarkan film-film Indonesia maupun produksi Hollywood dan non-Hollywood.

Berat Menjual Film di Indonesia 

Senada dengan penjelasan tersebut, sutradara Lola Amaria (41) mengaku tidak mudah 'menjual' karya film garapannya ke layar bioskop Indonesia.

Jangankan menjadi box office di negerinya sendiri yang setidaknya ditonton 1 juta orang selama ditayangkan di bioskop, Lola Amaria seringkali hanya mendapatkan penonton tidak lebih dari 100 ribu orang.

Lola Amaria berbincang di Restoran Nasi Pedes, Jalan Cipete Raya, Jakarta Selatan, Jumat (21/6/2019) malam.
Lola Amaria berbincang di Restoran Nasi Pedes, Jalan Cipete Raya, Jakarta Selatan, Jumat (21/6/2019) malam. (Warta Kota/Heribertus Irwan Wahyu Kintoko)

"Berat jualan film di Indonesia," kata Lola Amaria ketika berbincang santai di Restoran Nasi Pedes, Jalan Cipete Raya, Jakarta Selatan.

Dari 8 film yang disutradarai Lola Amaria, hanya film Lima yang memperoleh jumlah penonton cukup memuaskan dibandingkan film-film karyanya yang lain.

"Film Lima yang ditayangkan di bioskop setahun lalu ditonton 150 ribu orang. Itu penonton paling banyak selama saya membuat film," ujar Lola Amaria.

 

Film Lima yang digarap 5 sutradara film, termasuk Lola Amaria, yang salah satunya dibintangi Prisia Nasution ini mengisahkan keberagaman Indonesia dari 5 sila dalam Pancasila.

Meski tidak banyak mendapatkan jumlah penonton saat ditayangkan di negerinya sendiri, film Lima justru banyak diapresiasi masyarakat di luar Indonesia.

Di beberapa negara Eropa, Lola Amaria bahkan kerap membawa film Lima untuk diputar secara terbatas di Benua Biru tersebut.

Bintang film Aminah Cendrakasih terbaring diatas tempat tidur ketika beradu akting bersama Suti Karno di 'Si Doel The Movie' yang berlangsung di Studio Toha, Kampung Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan, 12 Desember 2018.
Bintang film Aminah Cendrakasih terbaring diatas tempat tidur ketika beradu akting bersama Suti Karno di 'Si Doel The Movie' yang berlangsung di Studio Toha, Kampung Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan, 12 Desember 2018. (Warta Kota/Heribertus Irwan Wahyu Kintoko)

Jerman, Belanda hingga Italia, adalah sejumlah negara Eropa yang sempat meminta Lola Amaria memutarkan film Lima, meski ditonton secara terbatas.

"Jika tidak di bioskop kecil, biasanya film Lima diputar di komunitas-komunitas pencinta film, yang sebagian besar adalah warga Indonesia," kata Lola Amaria.

Ketika dijumlahkan total, penonton di beberapa negara yang telah melihat film Lima justru lebih banyak dibandingkan di Indonesia.

"Selama keliling Eropa, film Lima ini ditonton lebih dari 200 ribu orang," kata Lola Amaria yang juga mengelola Restoran Nasi Pedes di Cipete Raya dan Teater Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, itu.

Sementara film Lima adalah film dengan penonton terbanyak yang didapatkan Lola Amaria sejak berkarir di industri film Indonesia, jumlah penonton film-film lain garapannya justru jeblok.

"Memang tidak ada formula khusus supaya film yang dibuat itu ditonton banyak orang. Tetapi setidaknya saya bisa terus berkarya lewat film," kata Lola Amaria.

Lola Amaria di Selandia Baru
Lola Amaria di Selandia Baru (istimewa)

Meski kerap disebut sebagai sutradara idealis, Lola Amaria terus berharap ada filmnya yang 'meledak' dan ditonton banyak orang.

"Sejauh ini saya hanya ingin berkarya saja. Kalau dapat banyak penonton, itu rejeki tambahan buat saya," kata Lola Amaria yang hampir setiap setahun sekali ini membuat film.

Begitu banyaknya penonton filmnya di Eropa, Lola Amaria sampai pernah berencana untuk memutarkan film hanya di luar Indonesia.

Namun rencana tersebut butuh persiapan matang dan tidak mudah. Sebab, selama ini Lola Amaria mengerti dan mengetahui industri film Indonesia.

"Mungkin suatu hari nanti akan kearah sana, menjual film ke luar Indonesia," kata Lola Amaria. (***)

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Dari 50 Film Indonesia yang Tayang di Bioskop Sampai Mei 2019, Hanya 6 Judul Film yang Laku Ditonton, https://wartakota.tribunnews.com/2019/06/25/dari-50-film-indonesia-yang-tayang-di-bioskop-sampai-mei-2019-hanya-6-judul-film-yang-laku-ditonton?page=all

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved