Ferry Juliantono Sebut Parpol Koalisi Gerindra Sakiti Hati, Tapi Adi Prayitno Sebut PKS Tidak
Kepindahan partai-partai politik yang sebelumnya bergabung dengan Gerindra ini mendorong Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Ferry Juliantono untuk angk
Sebelum itu, pengamat Politik Adi Prayitno menilai, PKS mungkin akan menjadi satu-satunya partai politik yang berada di jalur oposisi.
Diberitakan TribunWow.com dari kanal YouTube Official iNews, Minggu (30/6/2019), hal tersebut disampaikan Adi saat menjadi narasumber program 'Breaking iNews'.
"PKS mungkin satu-satunya partai politik yang sejak awal sudah berkomitmen dan mendeklarasi, andai Jokowi yang jadi presiden, maka PKS akan tetap konsisten menempuh jalan sunyi sebagai oposisi," kata Adi.
Adi mengatakan, dirinya menyebut jalur oposisi sebagai jalan sunyi karena oposisi kini sudah jarang diminati.
"Oposisi sekarang tidak terlampau seksi untuk diminati oleh begitu banyak partai politik," ujar Adi.
"Jadi ada kecenderungan kalau misalnya jagoannya kalah, Parpol-Parpol ini memang jumping, merapat ke penguasa sebagai pemenang Pemilu."

• Nasib Wanita Bawa Anjing Masuk Masjid Ditentukan Pemeriksaan Polisi, Benarkah Suaminya Nikah?
• Polisi Bidik Dugaan Korupsi Dana Desa di Bintan
• Klasemen MotoGP 2019 Setelah Vinales Juara GP Belanda, Marquez Kokoh di Puncak, Valentino Rossi?
• Punya Tas Branded? Di Sini Tempat Merawat dan Memanjakan Tas Kesayangan
Karenanya, Adi menilai, PKS yang konsisten di jalur oposisi ini pantas untuk diberikan apresiasi.
"Jadi apapun yang terjadi, Jokowi-Ma'ruf telah ditetapkan sebagai presiden dan wakil presiden terpilih oleh KPU, PKS tetap ingin komitmen di jalur itu. Dan kita dukung," ungkap Adi.
"Karena sebagai bagian dari keniscayaan berdemokrasi, tentu Jokowi butuh checks and balances dan saya kira kritik dari teman-teman PKS, dari dalam," sambung dia.
Namun, Adi berpendapat, sedikitnya peminat jalur oposisi bisa menjadi kabar buruk bagi demokrasi di Indonesia.
"Bukan hanya ini berdampak pada obesitas kekuasaan yang begitu kuat dimiliki oleh 01, tapi pada saat yang bersamaan, memang soal posisi bagaimana memberikan kritik itu yang akan sedikit banyak tidak akan kita temui ke depan," papar Adi.
"Makanya kalau boleh saya jujur sebenarnya kita ingin tetap menjadikan pemilu itu sebagai tempat reward and punishment, tempat menghukum dan memberikan hadiah kepada partai politik," jelasnya.
Adi mengungkapkan, maksudnya di sini adalah partai yang mengusung pemenang akan menjadi penguasa.
Sementara partai pengusung calon yang kalah harus tetap berada di jalur oposisi, dan tidak boleh diberi kesempatan untuk bergabung dengan koalisi pemenang.
"Ini kan enak betul pemilu kita. Sudah ada cebong dan kampret, kelahi berhari-hari, berbulan-bulan, kok tiba-tiba mereka islah dengan sharing power. Kan kasihan rakyatnya sebagai pemilih," kata Adi.
"Kalau mau jujur, 68 juta pemilih Pak Prabowo itu, itu adalah orang yang menghendaki Pak Jokowi diganti sebagai presiden."