KimOhYes! Setelah Menuai Kecaman, Kim Kardashian Akhirnya Cabut Merek 'Kimono' pada Pakaiannya

Produk berlabel Kimono Solutionwear dari Kim Kardashian ini menimbulkan gelombang protes, terutama dari masyarakat Jepang, sepekan terakhir.

Reuters
Kim Kardashian mempromosikan produk shapewear merek Kimono yang menuai kontroversi. Akhirnya merek tersebut dicabut 

TRIBUNBATAM.ID - Bintang reality show Amerika Kim Kardashian akhirnya berhenti menggunakan merek "kimono" produk pakaian dalam shapewear yang baru dirilisnya.

Penghentian nama "Kimono" yang identik dengan pakaian tradisional Jepang itu diumumkannya sendiri melalui akun Twitternya, Senin pagi waktu Amerika Serikat atau Senin malam WIB.

Seperti diberitakan sebelumnya, produk berlabel Kimono Solutionwear dari Kim Kardashian ini menimbulkan gelombang protes, terutama dari masyarakat Jepang, sepekan terakhir.

Nama Kimono memunculkan tagar #KimOhNo yang menjadi trending di jagat Twitter.

UPDATE! Demo Hong Kong Rusuh Tengah Malam, Tanpa Ampun, Polisi Menyerbu dengan Gas Air Mata

KIm Kardashian Bikin Marah Rakyat Jepang Karena Pakai Merek Kimono pada Produknya

Daftar Film Bioskop Tayang Bulan Juli 2019, Ada Spider-Man hingga The Lion King, Simak Sinopsisnya

Saat meluncurkan "Kimono", Kim Kardashian dengan cepat dituduh merampas budaya Jepang.

Tidak hanya nilai budaya, jika merek itu disetujui oleh otoritas perdagangan, hal ini akan membuat Jepang kesulitan memasarkan produknya ke Amerika, karena dianggap melanggar merek. 

Pasangan selebriti Kim Kardashian dan Kanye West.
Pasangan selebriti Kim Kardashian dan Kanye West. ()

"Ketika saya mengumumkan nama shapewear saya, saya melakukannya dengan niat terbaik dalam pikiran," kata Kim Kardashian di media sosial. "Merek dan produk saya dibangun dengan inklusivitas dan keanekaragaman pada intinya dan setelah pemikiran dan pertimbangan yang cermat, saya akan meluncurkan merek Solutionwear saya dengan nama baru."

“Saya selalu mendengarkan, belajar, dan berkembang - Saya sangat menghargai semangat dan beragam perspektif yang orang bawa kepada saya,” tulisnya di Instagram.

Walikota Kyoto, Jepang, pada hari Jumat pekan lalu, mengirim surat yang sebagian menggambarkan kimono sebagai "buah dari keahlian ... (yang) benar-benar melambangkan rasa keindahan, semangat dan nilai-nilai Jepang ”.

Dilansir dari South China Morning Post, Walikota Daisaku Kadokawa juga secara khusus meminta Kim Kardashian untuk mempertimbangkan kembali menggunakan kata kimono dalam merek produknya.

“Kami saat ini sedang melakukan inisiatif secara nasional untuk membuat 'Budaya Kimono' --simbol budaya dan semangat kami-- terdaftar dalam Warisan Budaya Unesco."

“Kami berpikir bahwa nama untuk 'Kimono' adalah aset yang dibagikan kepada semua umat manusia yang mencintai Kimono dan budayanya oleh karena itu mereka tidak boleh dimonopoli,” tulis Kadokawa yang juga mengundang Kim Kardashian untuk mengunjungi kota itu untuk memperdalam pemahamannya.

Dus, keputusan Kim Kasrdashian ini tentunya kini akan berubah dengan #KimOhYes.

Keluarga dengan Inisial "K"

Seperti diberitakan sebelumnyam bintang reality show televisi berpengaruh Kim Kardashian menuai protes, terutama oleh warga Jepang, setelah menggunakan merek dagang Kimono pada produk busana terbarunya.

Alhasil, tagar #KimOhNo pun viral di Twitter karena Kim Kardashian dituduh mencatut nama Kimono yang selama ini dikenal sebagai busana tradisional Jepang.

Dilansir TribunBatam.id dari South China Morning Post, Kim Kardashian telah mengajukan merek dagang 'Kimono" untuk produk shapewear dengan nama Kimono Solutionwear, bersama dengan istilah 'Kimono Body' dan 'Kimono World'. 

Jika paten tersebut disetujui, perusahaan Jepang tidak akan dapat menjual kimono di AS sesuai dengan ketentuan hak merek.

Kim Kardashian dan keluarganya yang sering disebut sebagai "Kardashian Klan"  dikenal karena menggunakan huruf "K" dalam setiap merek yang mereka produksi.

Tetapi pilihannya untuk memberi nama dan merek dagang usaha bisnis terbarunya "Kimono" mendorong kritikus budaya dan pengguna media sosial untuk mengutuk apa yang mereka lihat sebagai tindakan pencurian budaya.

Kimono adalah pakaian tradisional Jepang yang menjadi populer selama era Heian bangsa (794-1192).

Kimono (klook.com)

Baju yang mirip baju kurung berbentuk T ini sering dipakai pada acara-acara budaya dan sosial khusus, termasuk pernikahan, pemakaman dan ritual budaya lainnya.

Bahkan, kimono selama ini sudah menjadi simbol busana budaya di Jepang.

Kim Kardashian sebelumnya mengungkapkan pemberitahan tentang produk terbarunya di Twitter.

" Akhirnya saya bisa berbagi dengan kalian proyek ini yang telah saya kembangkan selama setahun terakhir.
Saya sangat bersemangat tentang ini selama 15 tahun.  Kimono adalah pandangan saya tentang shapewear dan solusi untuk wanita yang benar-benar bekerja." demikian cuitannya.

Menurut laporan media di Amerika Serikat, Kardashian telah menerapkan merek dagang "Kimono" sebagai tanda kata bergaya, bersama dengan istilah "Kimono Body" dan "Kimono World".

"Saya tertarik pada pakaian baru tapi Kimono?" Tulis pengguna Twitter @TaniaGinoza. “Merek dagang & mendapat untung tanpa apresiasi sebenarnya dan pengakuan asal usul nama, pakaian budaya dari Jepang, benar-benar kotor. Kalimatnya tidak ada hubungannya dengan nama namun mencari keuntungan darinya. ”

Di Jepang, banyak pengguna media sosial menganggap merek dagang kimono ini sebagai perampasan langsung dan menjadi trending tertinggi di negara itu saat ini.

“Sungguh menjijikkan menggunakan kata 'kimono’, ”tulis @__ mt07_tak. “Itu terlalu tidak sopan terhadap budaya Jepang. Perampasan budaya sejati. #KimOhNo ”.

Yuka Ohishi tweeted: “Memberi nama produk Anda / memulai dengan kata-kata Jepang mungkin tampak keren, tapi itu benar-benar menyebalkan bagi kami ketika budaya kami diremehkan oleh nama-nama merek yang tidak ada hubungannya dengan apa yang sebenarnya mewakili kata tersebut "

@andrea_arhagba:  Perbedaannya: Rihanna menggunakan nama belakangnya untuk merayakan keluarganya dan dari mana asalnya. #Fenty didirikan berdasarkan kebanggaan. 'Permainan kata Kim' melenyapkan makna budaya kimono bagi orang Jepang dan estetika asli yang diwakilinya. #KimOhNo

@VVFriedman: Rihanna: Kim Kardashian West akan meluncurkan Kimono Solutionwear, dalam berbagai ukuran (XXS - 4XL) dan shades (9).

Namun, ada juga netizen yang menanggapinya dengan kata-kata lucu:

Komedian Asia-Amerika Karen Chee mentuit: "‘ Kimono ? apakah orang-orang benar-benar terkejut bahwa Kim Kardashian mengambil alih budaya Asia ?! Hellooo namanya Kim, dia telah menyisihkan orang Korea seumur hidupnya. "

Pada bulan Januari lalu, penyanyi AS Ariana Grande dituduh melakukan perampasan budaya ketika dia secara keliru mentato istilah Jepang untuk “panggangan barbekyu” di telapak tangannya.

Meskipun beberapa penggemar melihat hal itu sebagai yang lucu, namun kritik yang terus-menerus mendorong Grande untuk memperbaiki kesalahan memalukan itu.

D&G Diboikot Gara-gara Sumpit

Sebelumnya, di China, perancang busana Dolce & Gabbana atau terkenal dengan merek D&G harus menerima kenyataan pahit karena hanya dalam empat hari, pasar mereka di China terhenti total.

Hal ini gara-gara seruan boikot yang meluas di negara berpenduduk terbesar di dunia itu, hanya gara-gara sumpit atau yang dikenal sebagai alat makan bagi masyarakat China.

Aksi boikot produk Dolce & Gabbana ini muncul setelah video iklan mereka dinilai rasis dalam promosi terbarunya, "D&G Loves China", 21 November 2018 lalu.

Iklan tersebut mendapat kecaman karena dianggap meremehkan budaya Tiongkok yang berusia berabad-abad dan menggambarkan wanita China dengan cara yang stereotip dan rasis.
Pada 18 November, D&G memposting platform mereka media sosial China, Weibo, untuk mempromosikan rencana promosi mereka di Shanghai.

Dalam video itu, seorang wanita China diberi tahu bagaimana menggunakan sumpit ketika ia terlihat kesulitan memotong dan mengangkat pizza dan spaghetti, makanan khas Italia, ke mulutnya.

Terdengar suara pria bertanya kepada wanita itu, "Apakah itu terlalu besar untuk Anda?"

"Bravissimo! Selamat datang di Episode 2 dengan "Makan dengan Sumpit" Dolce & Gabbana. Hari ini, kita akan makan cannolo Sisilia tradisional, rasanya seperti Italia tetapi Anda berada di China! GRE", begitu bunyi iklan tersebut.

Video itu menimbulklan debat panas media sosial, baik di dalam maupun di luar negara China.

Dilansir China Daily, masyarakat China mengecam perancang asal Italia itu merendahkan budaya China yang sudah berusia lebih dari 4.000 tahun.

"Dolce dan Gabbana, tolong keluar dari negaraku. Sebagian besar orang Cina sudah muak memakai baju Anda," kata pengguna Weibo Cina Dong Xiaodong1990.

"Beberapa merek mewah luar negeri seperti Dolce dan Gabbana benar-benar dua sisi. Mereka ingin menghasilkan uang di China dan memenangkan dukungan pasar Cina di satu sisi, sementara masih mengganggu mereka," tambah pengguna mode Weibo lainnya.

Sejumlah selebritis Cina menyebutkan, mereka juga akan memboikot peragaan busana D&G di China.

Beberapa selebriti Cina seperti Zhang Ziyi, Li Bingbing, Wang Junkai dan Chen Kun telah mengkonfirmasi ketidakhadiran mereka di "The Great Show" Shanghai.

Situasi menjadi semakin tak terkendali setelah muncul dialog yang diklaim suara co-founder D&G, Stefano Gabbana, yang menggunakan umpatan untuk mendeskripsikan Cina.

Suara itu menyebutkan bahwa dia tidak akan pernah membatalkan postingan yang menyinggung tersebut.

Namun, akun resmi D&G mengklaim bahwa akun pribadi Stefano telah "diretas".

Perancang tersebut mengatakan bahwa kantor hukumnya akan mengusut masalah ini dan mereka mengklaim "mencintai budaya China dan China" dan "meminta maaf atas apa yang terjadi."

"Akun Instagram saya telah diretas. Kantor hukum saya sedang mengerjakan ini. Saya suka China dan budaya China. Saya sangat menyesal atas apa yang terjadi," katanya.

D&G akhirnya memutuskan pembatalan promosi mereka di China.

Ini bukan kali pertama lingkaran mode menarik kontroversi di negara itu.

Tahun lalu, model populer Gigi Hadid dikeluarkan dari pagelaran mode Victoria's Secret di Shanghai setelah aktingnya meniru Sang Buddha dan dianggap mengejek orang-orang Asia di Instagram.

Setelah kontroversi, model itu menulis di media sosial: "Ini menyakitkan saya karena telah menyakiti siapa pun, dan saya ingin Anda semua tahu bahwa tidak pernah ada niat saya untuk menyinggung siapa pun melalui tindakan saya, dan saya dengan tulus meminta maaf kepada mereka yang terluka atau merasa membiarkan oleh saya," kata Gigi Hadid.

Video tandingan

Dua hari setelah kontroversi itu, muncul video tandingan yang menceritakan tentang kedalaman makna sumpit dalam budasya China.

Video yang diunggah oleh televisi China, CCTV itu langsung viral di Facebook, ditonton lebih dari 900 ribu orang dan dibagikan lebih 16 ribu kali.

Mungkin terlihat sederhana, tetapi sumpit membawa lebih dari 4.000 tahun budaya dan emosi Cina, kata CCTV.

"Apakah kamu benar-benar mengerti sumpit?"

Dalam video yang menyentuh, sumpit digunakan sebagai alat untuk menanamkan nilai-nilai kepada orang muda --sejak masih bayi--mengekspresikan kasih sayang dalam keluarga, dan menumbuhkan semangat kebersamaan.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved