Dinilai Masih Kuat, Partai Gerindra Siap Dukung Prabowo Maju Pilpres 2024, Ini Lawan Terberatnya
Andre Rosiade merespons prediksi LSI Denny JA, menyebut Prabowo Subianto akan kembali bertarung di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024
TRIBUNBATAM.id - Anggota Badan Komunikasi Partai Gerindra Andre Rosiade merespons prediksi LSI Denny JA, yang
menyebut Prabowo Subianto akan kembali bertarung di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Ia mengatakan, masih sangat jauh untuk memikirkan Pilpres 2024.
Mengingat, serangkaian proses serta hasil Pilpres 2019 baru saja selesai.
Kendati demikian, ia tak menutup kemungkinan jika Ketua Umumnya itu kembali maju sebagai calon presiden.
Ia mengatakan Partai Gerindra siap mencalonkan kembali mantan Danjen Kopassus itu jika dikehendaki rakyat.
• Dampak Larangan China, Sampah Plastik Intai Batam, Filipina dan Malaysia Juga Menolak
• Fakta-Fakta Tentang Angela Tanoesoedibjo, Putri Hary Tanoe yang Disebut-sebut Calon Menteri Jokowi
• Video-Jadwal Pekan ke 7 Liga 1 2019, Hari Ini Madura United vs PSM Makassar
• Hasil Jamaika vs AS, Christian Pulisic Cetak 2 Gol, AS Hadapi Meksiko di Final Gold Cup 2019
"Kalau memang Pak Prabowo dibutuhkan rakyat, diinginkan rakyat, tentu Gerindra siap dukung Pak Prabowo lagi untuk 2024," jelasnya.
Sebelumnya, LSI Denny JA memprediksi 15 tokoh bakal bertarung dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Peneliti LSI Denny JA Rully Akbar menjabarkan, tokoh-tokoh tersebut dipilih berdasarkan tiga kriteria.
Yakni, berdasarkan pimpinan pemerintah daerah, partai politik, hingga berdasarkan jenjang jabatan di pemerintahan.
Rully menyebutkan, 15 tokoh yang didapatkan dari tiga kategori tersebut, memiliki tingkat pengenalan masyarakat di atas 25 persen.
Berdasarkan kategori pimpinan pemerintah daerah, LSI Denny JA memprediksi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Juga, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, yang masuk ke bursa Pilpres 2024.
Sedangkan untuk kategori partai politik, LSI Denny JA menyebut Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Sandiaga Uno, dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartanto.
Ada juga Komandan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimutri Yudhoyono (AHY), Menko PMK Puan Maharani, dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar
Di kategori selanjutnya, yakni pejabat di pemerintahan, nama-nama yang diprediksi oleh LSI Denny JA adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Kepala BIN Budi Gunawan.
Ada pula Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.
Untuk kategori terakhir, yaitu faktor kejutan, peneliti LSI Denny JA memprediksi adanya satu calon yang dilabeli mereka dengan sebutan Mr/Mrs X.
Hal itu karena diprediksi akan ada nama yang sebelumnya tidak disangka-sangka akan melaju ke Pilpres 2024.
Hal itu disampaikan Rully Akbar saat menjabarkan prediksi LSI Denny JA bertajuk 'Setelah Putusan MK: 15 Capres 2024 Masuk Radar', di Kantor LSI, Jalan Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (2/7/2019).
"Namanya masih kita masukkan ke nomor 15, yang akan coba kita telusuri selama lima tahun ke depan."
"Terkait nama-nama baru yang mempunyai kesempatan masuk ke Pilpres 2024 nanti," kata Rully Akbar.
"Kategori kejutan ini perlu dimasukkan karena pengalaman Pilpres 2014," tambahnya.
Saat itu, katanya, lima tahun sebelum Pilpres 2014, Jokowi adalah tokoh yang tidak masuk radar capres 2014.
Namun, dua tahun menjelang Pilpres, Jokowi muncul sebagai salah satu figur baru yang sangat diperhitungkan pada Pilpres 2014.
Ruly Akbar mengungkapkan alasan pihaknya memprediksi Prabowo Subianto kembali melaju ke bursa Pilpres 2024.
Ia menjelaskan, Prabowo Subianto masih memiliki potensi yang tinggi untuk menjadi calon presiden.
"Bahwa kalau dari nama-nama ini bukan soal mereka pernah kalah dan segala macam, tapi nama-nama ini memang punya potensi," jelas Ruly Akbar.
"Pertama, mereka punya sumber rekruitmen sebagai calon presiden, baik yang mewakili partai politik, maupun mewakili pemerintahan pusat dan lain-lain," tambahnya.
Sebelumnya, Aria Bima, Direktur Program Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf Amin, meyakini tidak ada yang bisa mengalahkan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, bila kembali maju di Pilpres 2024.
Apalagi, di tahun 2024, capres petahana Joko Widodo sudah tidak bisa maju lagi, lantaran hampir dipastikan ia kembali melanjutkan pemerintahannya untuk periode kedua.
Branding patriotik yang tertanam dalam diri Prabowo Subianto, disebut jadi investasi tersendiri untuk modalnya ke depan.
"Saya yakin kok tahun 2024 juga belum ada yang bisa mengalahkan Pak Prabowo. Jadi investasi juga," kata Aria Bima, di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (24/5/2019).
"Siapa sih yang bisa kalahkan Pak Prabowo setelah Pak Jokowi? Kan enggak ada," ucap Aria Bima.
Namun, keyakinan Aria Bima soal Prabowo di tahun 2024 bisa saja luntur, bila mantan Danjen Kopassus itu tergelincir masuk ke dalam lubang-lubang jebakan yang ada di sekelilingnya.
Prabowo Subianto, kata Aria Bima, harus menjaga sikap dan keteguhannya untuk tidak dimanfaatkan orang lain yang mungkin dapat menjerumuskannya ke arah menyimpang.
"Jangan sampai Pak Prabowo kepeleset di situasi-situasi sekarang. Dimanfaatkan oleh orang lain yang hanya sekadar berkeinginan, bahkan mungkin menjerumuskan," beber Aria Bima.
Sebelumnya diberitakan Wartakotalive.com, Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari memprediksi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto akan kembali maju di Pilpres 2024.
"Pak Prabowo akan maju (capres) di 2024 lagi jika dia menang di 2019. Bahkan jika dia kalah pun di 2019, saya prediksi Pak Prabowo akan kembali mencalonkan lagi," kata Qodari di Hotel Harris, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (13/4/2019).
Qodari menyebut sosok Prabowo Subianto sebagai sosok yang memiliki elektabilitas stabil dan cenderung meningkat.
"Bahkan, bukan tak mungkin di 2024 nanti elektabilitas Prabowo menjadi yang terbaik," ujarnya.
Selain Prabowo Subianto diprediksi maju di Pilpres 2024, Qodari menyebut nama Fadli Zon dan Sandiaga Uno sebagai sosok potensial dari Partai Gerindra yang bisa maju sebagai capres di 2024.
"Walaupun Sandi mundur dari Gerindra, tapi dia bisa dibilang sebagai 'pemain pinjaman' atau proses pencalonan koalisi," ulasnya.
Prabowo Subianto pernah mengalami dua kali kekalahan saat maju dalam kontestasi Pilpres, yakni saat menjadi cawapres pendamping Megawati Sukarnoputri pada Pilpres 2009, dan saat menjadi capres didampingi Hatta Rajasa pada Pilpres 2014.
Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan hasil Pilpres 2019 lebih cepat dari rencana semula 22 Mei 2019, menjadi pada Selasa (21/5/2019) dini hari.
Hasil rekapitulasi nasional Pilpres 2019 dalam rapat pleno KPU Senin malam menunjukkan, Jokowi menang di 21 provinsi dan Prabowo menang di 13 provinsi.
KPU umumkan hasil Pilpres 2019 Selasa (21/5/2019) dini hari atau sekitar pukul 01:46 WIB.
Penguman itu dilakukan setelah KPU merampungkan rekapitulasi hasil penghitungan dan perolehan suara tingkat nasional dalam negeri untuk 34 provinsi.
Melalui akun resmi medsosnya, KPU menginformasikan, penetapan perolehan suara nasional Pemilu 2019 selesai tanggal 21 Mei 2019, Pukul 01:46 WIB.
Dalam pleno tersebut, KPU mengumumkan hasil Pemilihan Legislatif atau hasil Pileg 2019 dan juga hasil Pemilihan Presiden atau hasil Pilpres 2019.
Pilpres 2019 diikuti dua pasangan calon, yaitu pasangan nomor 01 Joko Widodo-KH Maruf Amin (Jokowi-Amin) dan pasangan nomor 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno (Prabowo-Sandi).
Selasa dini hari itu, pimpinan KPU mengumum hasil Pilpres 2019 yang menunjukkan kemenangan pasangan Jokowi-Amin.
Perolehan suara Pilpres 2019 Jokowi 85.607.362 suara atau 55,5 persen.
Perolehan suara Pilpres 2019 Prabowo 68.650.239 suara atau 44,5 persen.
Selisih suara Jokowi dan Prabowo adalah 16.957.123 suara atau 11 persen.
Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Ilham Saputra mengatakan, tidak ada kejanggalan dalam waktu pengumuman hasil perolehan suara pemilu 2019.
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu telah mengatur bahwa penetapan hasil perolehan pemilu diumumkan paling lambat 35 hari sejak hari pemungutan suara.
Waktu 35 hari setelah pemungutan suara jatuh pada tanggal 22 Mei 2019.
Tetapi, rekapitulasi nasional Pilpres 2019 ini selesai pada Senin (20/5/2019) malam.
Dengan demikian, menurut Ilham, tak masalah pengumuman sebelum hari ke-35.
Pengumuman hasil rekapitulasi itu juga disaksikan oleh para saksi, termasuk dari partai pendukung calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Wartakotalive.com mencari tahu pasal yang pasti yang menjadi dasar pengumumkan hasil Pilpres 2019 dan hasil Pileg 2019.
Aturan Penetapan Hasil Pemilu tercantum dalam Bab XI UU No 7 tahun 2017 tentang Pemilu.
Bunyi Pasal 413 UU No 7 tahun 2017 sebagai berikut:
(1) KPU menetapkan hasil Pemilu secara nasional dan hasil perolehan suara Pasangan Calon, perolehan suara partai politik untuk calon anggota DPR, dan perolehan suara untuk calon anggota DPD paling lambat 35 (tiga puluh lima) hari setelah hari pemungutan suara.
(2) KPU Provinsi menetapkan hasil perolehan suara partai politik untuk calon anggota DPRD provinsi paling lambat 25 (dua puluh lima) hari setelah hari pemungutan suara.
(3) KPU Kabupaten/Kota menetapkan hasil perolehan suara partai politik untuk calon anggota DPRD kabupaten/kota paling lambat 20 (dua puluh) hari setelah hari pemungutan suara.
Kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno tak mengakui hasil Pilpres 2019, dan kemudian mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK) pada Jumat (24/5/2019) malam. (Chaerul Umam)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Jika Dibutuhkan dan Diinginkan Rakyat, Partai Gerindra Siap Dukung Prabowo Lagi untuk Pilpres 2024