MOTOGP
JANGAN DITIRU! Manuver Ini yang Membuat Pebalap Lain Sulit Menyaingi Marc Marquez
Jika ingin mengulik rahasia kehebatan Marc Marquez yang tidak tertandingi oleh pebalap lain adalah saat berada di tikungan.
TRIBUNBATAM.ID, SACHSENRING - Apakah tenaga besar motor Honda yang membuat Marc Marquez sulit dikalahkan?
Ternyata tidak, karena Ducati masih tetap sebagai motor yang memiliki kecepatan tertinggi secara rata-rata.
Atau aerodinamika motor, komponen elektronik atau mesin yang bagus?
Sebenarnya hal ini juga diragukan karena ada tiga pebalap yang menggunakan motor yang sama dengan Marc Marquez, yakni Jorge Lorenzo serta Cal Crutchlow dari tim satelit LCR Honda.
• Marc Marquez Tanda-tanda Jadi Raja Sirkuit Sachsenring, Kembali Tercepat di FP3 MotoGP Jerman 2019
• Pecinta Olahraga Wajib Kunjungi Tempat Wisata Ini di Singapura, Mulai Dari Golf Hingga SkyDiving
• Pesawat Generasi Baru Airbus Bakal punya sayap yang bisa mengepak
Selain itu, Yamaha mestinya mampu bersaing karena seorang pebalap muda Fabio Quartararo justru mampu menjinakkan Yamaha, meraih pole tiga kali dan podium dua kali juga berturut-turut.
Meskipun masih berada di posisi keenam klasemen, pebalap 20 tahun asal Perancis ini jelas akan menjadi ancaman di 11 sisa balapan terakhir.
Jika ingin mengulik rahasia kehebatan Marc Marquez yang tidak tertandingi oleh pebalap lain adalah saat berada di tikungan.
Marc Marquez bisa melaju dengan kemiringan 65-66 derajat di tikungan seteperti yang diperlihatkannya di Sirkuit Sachsenring.
Tingkat kemiringan ini membuat ia bisa mengurangi pengereman sehingga saat keluar dari tikungan, traksi motornya bekerja dengan sempurna untuk mencapai RPM (putaran roda per menit) maksimal.
Gaya balap Marc Marquez saat ini ditiru oleh Fabio Quartararo.
Meskipun pebalap Yamaha Petronas SRT ini jebolan akademi Valentino Rossi, ia mengatakan bahwa gaya balap yang ditirunya adalah Marquez.
Di Scahsenring, Quartararo juga sukses melakukan corning yang menakjubkan meskipun baru mencapai kemiringan 62 derajat.
Pada musim MotoGP 2017 hingga 2018 lalu, Marc Marquez sering terjatuh saat latihan bebas.
Hal ini karena ia menggeber motornya secara maksimal hingga ke titik puncak. Jika terjatuh, ia setidaknya sudah punya patokan untuk balapan nanti.
Apalagi, kini Honda mengembangkan chasis serat karbon untuknya meski si Baby Alliens ini belum tahu apakah itu bermanfaat.
Menurut Marc Marquez, ia melakukan manuver 66 derajat di tikungan itu bukan karena ia suka, tetapi karena harus sehingga motor RCV yang ditungganginya terasa kehebatannya.
Tetapi juara dunia yang berkuasa akan senang menggunakan gaya corning yang jauh lebih spektakuler, menjelaskan bahwa perbankan besar-besaran hanyalah konsekuensi dari betapa sulitnya RCV terbaru yang terus berubah.
Alasan lain, masalah RC213V adalah sangat sulit menikung sehingga ia harus melakukan sesuatu agar motornya tidak melakukan banking (melompat).
"Kalau Anda lihat tahun lalu, kami banyak melakukan banking, terlalu banyak malah," ujar Marquez seperti dilansir TribunBatam.id dari Crash,net.
"Saya melakukan itu semua bukan karena gaya balap atau saya menyukainya, tetapi karena saya harus," tutur pembalap asal Spanyol itu melanjutkan.
Marquez mengatakan, Honda terus melakukan modifikasi pada chasis meskipun sejauh ini ia melaju sama baiknya dengan menggunakan chasis lama.
"Saya mampu melaju cepat dengan kedua chasis itu. Ini sebuah keuntungan, tetapi jusstru menjadi masalah jika Anda tak tahu mana yang lebih baik," tambah pebalap Spanyol 26 tahun ini.
Pembalap LCR Honda, Cal Crutchlow, mengakui bahwa Marc Marquez adalah satu-satunya bintang MotoGP yang berhasil menjinakkan RC213V 2019.
Crutchlow mengakui bahwa Marquez harus menggunakan semua keahliannya untuk menjaga motornya tetap kompetitif.
Sedangkan rekan satu timnya Takaaki Nakagami lebih "beruntung" karena ia masih menggunakan RCV tahun 2018.
"Marc mengendarai motor lebih keras dan lebih baik daripada sebelumnya untuk membuat motor bekerja sempurna. Saya rasa orang lain tidak mengerti betapa sulitnya dia mengendarai RC213V," ucap Crutchlow.
Aneh juga ya. Tahun lalu, hampir semua pebalap dari pebalap dan tim satelit minta motornya disamakan dengan pabrikan.
Bahkan, Tech 3 sampai merajuk dan meninggalkan Yamaha karena selalu dijadikan sebagai tim kelas dua.
Tech 3 dan dua pebalapnya, Johann Zarco dan Hafizh Syahrin pindah ke KTM karena janji bahwa mereka tifak membeda-bedakan motor tim pabrikan dengan satelit.
Begitu juga, setelah Dani Pedrosa pensiun dari Honda, ia ditawarkan Yamaha ke tim satelit.
Spesifikasi motor yang berbeda juga konon menjadi alasan Pedrosa menolak pinangan Yamaha dan kini menjadi pebalap uji KTM.
Oh ya, satu hal lagi yang membuat pebalap Spanyol ini yang sulit ditiru pebalap lain adalah ketika terjatuh.
Marquez bisa kembali membawa tegak motornya setelah miring dan hampir menyentuh aspal.
Selain itu, jika terjatuh, ia tidak akan melepaskan motornya --kecuali terpaksa-- agar motor tersebut
Skill tingkat dewa ini memang belum dipertontonkan oleh pebalap lain, termasuk Valentino Rossi.
