Mengatasi Bau Tangan Pada Masa Menggendong Bayi, Begini Caranya

Banyak orangtua “takut” kalau bayinya sering digendong nanti bau tangan alias maunya selalu digendong.

pixabay
ilustrasi bayi 

2. Moms dan Dads harus kompak soal aturan menggendong bayi

Terkadang saking gembiranya menyambut si kecil, ada hal-hal yang terlewat begitu saja.

Salah satunya adalah kesamaan pandangan tentang plus minus menggendong bayi. Ayah, ibu, kakek, nenek, jalan dengan aturan masing-masing.

Tiap kali bayi menangis, semua langsung bergegas menghampiri, kalau memang popoknya tidak basah, segera bayi digendong untuk ditenangkan.

Akibatnya bayi jadi belajar, kalau ia menangis, orang-orang tercinta akan segera datang dan menggendongnya.

Alhasil, ia akan terus menangis sebelum ada tangan yang meraih dan menenangkannya.

Buat bayi, digendong sangatlah nyaman. Ia merasakan hangatnya pelukan dan kasih sayang orangtua.

Banyak hal positif yang didapat dari aktivitas ini, di antaranya, saat berada dalam pelukan orangtua, ia akan belajar bernapas secara teratur dengan cara mengikuti detak jantung ibunya.

Secara psikologis, bayi percaya bahwa kehadirannya memang diharapkan.

Muncul perasaan dicintai. Ini penting karena akan menjadi modal dasar tumbuhnya basic trust dan perasaan aman (secure feeling) yang pada gilirannya nanti akan membuatnya tumbuh menjadi pribadi percaya diri.

Namun, negatifnya, kalau hal itu dilakukan terus-terusan tanpa aturan. Kapan pun ia menangis, semua akan mengulurkan tangan, ia akan "memanfaatkan" hal itu. Bagaimanapun saat digendong ia tidak perlu melakukan segala sesuatunya sendiri.

 Bila dibiarkan terus-menerus, akhirnya si kecil tumbuh jadi anak manja dan malas. Hal ini tentu tidak dikehendaki oleh semua.

Sumber: Nakita
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved