Senangnya Hotman Paris Hutapea Dapat Panggilan Gus Lora dari KH Said Aqil Siradj

Hotman Paris Hutapea ungkapkan rasa bahagia setelah Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, KH Said Aqil Siradj. Ia begitu senang ketika Said Aqil meman

IG hotmanparisofficial
Hotman Paris 

TRIBUNBATAM.id - Hotman Paris Hutapea ungkapkan rasa bahagia setelah Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, KH Said Aqil Siradj. Ia begitu senang ketika Said Aqil memanggilnya dengan sebutan Gus Lora.

Hotman Paris Hutapea mengunggah momen itu ke akun instagramnya.

Hotman Paris Hutapea memposting kebersamaannya dengan setelah Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, KH Said Aqil Siradj

Hotman Paris Hutapea mulai sangat dekat dan kerap berhubungan dengan pihak pesantren.

Usai Barbie Kumalasari Jenguk Suami, Hotman Paris Sindir Pengacara Muda, untuk Siapa?

Kena Kasus Ikan Asin, Galih Ginanjar Ingin Berdamai dengan Fairuz A Rafiq, Ini Respon Hotman Paris

Setelah sempat mengisi materi ceramah hukum dan motifasi di Pesantren Tebu Ireng Jombang, kini si pengacara kondang kerap diundang di acara ceramah.

Bahkan rencananya Hotman Paris melalui program Hotman Paris Showan ke Pesantren yang digelar oleh Institut Agama Islam Lirboyo Kediri.

Kesenangan Hotman Paris Hutapea bertambah, apalagi ketika KH Said Aqil Siradj memanggilnya dengan sebutan Gus Lora.

Hal itu terjadi saat Prof. Dr.KH Said Aqiel Sirad Ketua Umum PB NU dihadapan Bu Nyai se Nusantara di Surabaya pada 14 juli 2019.

"Diberi gelar Lora: Gus Lora Hotman Paris di surabaya oleh ketua PB NU (Prof Dr Kh . Said Aqiel Sirad)di surabaya tgl 14 juli 2019!," tulis Hotman Paris Hutapea.

Saat memperkenalkan Hotman Paris, KH Said Aqil Siradj mengatakan Hotman Paris dikenal membela kebenaran dan membela kaum perempuan.

Terlebih pembelaan diberikan secara gratis.

Saat ini Hotman Paris sedang menjadi pengacara Fairuz A Rafiq dalam kasus ikan asin Galih Ginanjar.

Polisi sudah menahan Rey Utami, Pablo Benua, dan Galih Ginanjar dalam masalah ikan asin.

Dalam tradisi Islam di Jawa, ada beberapa sebutan pada para pemuka agama.

Bahkan sebutan tersebut seperti melekat dan menjadi sebuah gelar kehormatan.

Salah satunya adalah sebutan “Gus” yang identik dengan Nahdlatul Ulama (NU).

Melansir dinassalam.com, secara bahasa, menurut Kamus Besar Bahas Indonesia (KBBI) gus dan lora adalah panggilan atau julukan pada anak laki-laki.

Di kalangan masyarakat Jawa, gus adalah kependekan dari kata bagus atau den bagus yang merupakan panggilan sayang dari orang tua kepada anaknya.

Panggilan tersebut juga merupakan doa agar sang anak kelak tumbuh menjadi anak yang baik.

Dalam lingkungan pondok pesantren (ponpes) yang berafiliasi dengan NU, para santri memanggil anak kiainya dengan panggilan gus yang mempunyai arti abang atau  mas.

Sebutan itu juga menunjukan adanya strata sosial dalam lingkungan pesantren.

Namun demikian, sebutan gus disematkan bukan semata-mata hanya karena anak kiai.

Sebutan tersebut juga sebagai pengakuan kompetensi untuk meneruskan perjuangan sang ayah dalam memberikan pendidikan agama Islam kepada masyarakat.

Secara kultural para gus akan menggantikan sang ayah sebagai pengasuh pesantren. 

Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved