Donald Trump Kini Lawan Emak-emak. Pernyataan Rasisnya Menyulut Amarah dan Ancaman Impeachment
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menuai kontroversi setelah menghungkapkan pernyataan rasis terhadap emak-emak anggota kongres
Rashida Tlaib menilai Trump sebagai krisis dan menyebut pemikirannya berbahaya, sehingga dia layak untuk dilengserkan dari jabatannya.
Ucapan Trump terjadi setelah dia melakukan pembelaan terhadap Ketua House of Representatives Nancy Pelosi yang menuduh Ocasio-Cortez melakukan marjinalisasi perempuan berdasarkan warna kulit mereka.
Namun bukannya mendapat dukungan, Pelosi yang sering berseberangan dengan Trump justru balik menyerang, "Presiden ingin supaya AS bisa putih kembali," kata Pelosi.
Kecaman juga datang dari sekutu Trump sendiri di Partai Republik, Justin Amash, yang menilai pernyataan Trump "rasis dan memuakkan".
Ocasio-Cortez sendiri merupakan keturunan Puerto Riko lahir di Bronx, dan besar di pinggiran Westchester County.
Sedangkan Omar lahir di Somalia, namun menghabiskan masa kecilnya di kamp pengungsian Kenya setelah melarikan diri akibat perang yang berkecamuk.
Dia datang ke AS pada usia 12 tahun, dan berusaha mempelajari bahasa Inggris dengan menonton televisi, serta tinggal bersama keluarganya di Minneapolis.
Adapun Tlaib yang merupakan putri imigran Palestina lahir di Detroit.
Sedangkan Pressley adalah perempuan kulit hitam pertama yang terpilih di Kongres setelah di Pemilu lalu ia mendapat dukungan dari sejumlah artis terkenal.
Para anggota parlemen menuduh presiden rasisme, mempromosikan agenda nasionalis kulit putih dan bersumpah untuk meminta pertanggungjawabannya
Trump membalas kepada DailyMail.com di acara South Lawn: "Sejauh yang saya ketahui, jika Anda membenci negara kami, jika Anda tidak bahagia di sini, Anda bisa pergi. Dan itulah yang saya katakan sepanjang waktu," katanya.
Aleksandria Ocasio-Cortez dan pasukan emak-emak ini menyerukan Demokrat untuk memakzulkan Trump dalam jumpa pers di Capitol Hill Senin.
Trump kembali merespons dengan sejumlah tweet selama konferensi bersama mereka untuk menggandakan seruannya agar mereka 'meninggalkan' AS jika mereka tidak bahagia.
Trump menyatakan bahwa Amerika Serikat tidak akan pernah tunduk pada sosialisme dan menyebut bahwa "orang-orang tertentu membenci negara kita."