WISATA JEPANG

Mau Wisata Horror ke Jepang? Intip Hashima Island, Pulau Tak Berpenghuni 40 Tahun

Salah satu pulau di Jepang yakni Hashima Island tidak berpenghuni selama kurang lebih 40 tahun serta terkenal dengan keangkerannya. Ini pemandangannya

Instagram/l.linda.c.l
Hashima Island di Jepang 

TRIBUNBATAM.id - Selain menyediakan berbagai keindahan dari tempat wisata di Jepang, ternyata ada pula yang mengandung suasana horror atau menyeramkan.

Salah satu pulau di Jepang yakni Hashima Island tidak berpenghuni selama kurang lebih 40 tahun serta terkenal dengan keangkerannya.

Nama lain dari Hashima Island adalah Battleship Island karena bentuknya yang menyerupai benteng.

2 Mahasiswi Tega Bunuh Sahabatnya Karena Kecantikannya, Pura-pura Kaget saat Jenazah Ditemukan

Konsumsi Narkoba 20 Tahun, Polisi Sebutkan Nunung Aktif Ajak Suami, Meski Sudah Diperingatkan

Batam Berpotensi Kembangkan Industri Halal & Keuangan Digital Berbasis Syariah

 

Pulau Hashima, terletak di lepas pantai yang berjarak sekitar satu jam perjalanan dengan menggunakan perahu dari pelabuhan Nagasaki.

Saat ini di Pulau dengan luas 61.000 meter persegi hanya berisi kucing dan tikus liar dan diyakini menjadi satu pulau berhantu oleh orang Jepang.

Padahal, pada awalnya pulau ini adalah sebuah tambang dan tempat industri yang ramai dengan aktivitas penduduk yang bermukim disana, namun sekarang tidak berpenghuni sama sekali.

Dikutip dari Mysterious Universe, Harasima dikenal pula dengan sebutan Gunkanjima atau Pulau Kapal Perang.

Hal ini merujuk pada bentuk pulau itu sendiri yang mirip kapal perang.

Sebelumnya, pulau ini pernah dihuni pada 1887 sampai dengan 1974 dan digunakan sebagai tempat penambangan batu bara bawah laut.

Sebelum kosong, sebagai pulau ini memiliki jumlah penduduk yang cukup padat yaitu sekitar 139,100 orang/kilometer persegi.

Di dalam pulau ini terdapat bangunan apartemen, rumah sakit, sekolah, kuil, bioskop, penjara, gymnasium, pertokoan dan restoran.

Sejak 1960, Jepang mulai beralih memanfaatkan sumber daya listrik dari batu bara ke minyak.

Ini berarti acaman terhadap para pemasok batu bara.

Sehingga sejak saat itu permintaan batu bara terus menyusut.

Akhirnya 1974, tambang batu bara di Pulau Hashima resmi ditutup setelah selama 84 tahun menjadi pemasok utama batu bara dengan jumlah produksi mencapai 16,5 juta ton.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved