Perang Dagang AS vs China Masih Momok, Pelemahan Ekonomi Global Diperkirakan Berlanjut
Dalam jajak pendapat yang dilakukan oleh Reuters, Jumat (26/7/2019), 500 ekonom masih khawatir pada memanasnya perang dagang antara AS vs China
Selain perang dagang, hal lain yang mempengaruhi lesunya pertumbuhan ekonomi adalah kondisi geo politik.
Faisal menyoroti perihal harga minyak. Bila harga minyak meroket, tentu ini akan menahan pertumbuhan negara-negara karena kebanyakan negara adalah net importir, bukan net eksportir.
Harga minyak tersebut dipengaruhi oleh konsolidasi politik. Ia mencontohkan embargo Amerika terhadap Iran dan juga kebijakan negara-negara OPEC untuk mengurangi produksinya.
Lesunya pertumbuhan ekonomi global ini juga dinilai berdampak besar bagi Indonesia. Apalagi saat ini ekonomi Indonesia sudah lebih terbuka.
Namun, Indonesia dinilai masih relatif aman daripada negara-negara lain yang lebih kecil. Hal ini disebabkan kekuatan ekonomi dalam negeri Indonesia lebih besar dan masih cenderung aman.
"Kalau Indonesia ingin bertahan di situasi global yang sedang memprihatinkan saat ini, Indonesia harus terus memperkuat ekonomi domestik terlebih dahulu," ujar Faisal.
Ekonomi domestik dapat diperkuat dengan menggairahkan insentif fiskal dan pelonggaran moneter, terkait penurunan suku bunga untuk menumbuhkan sektor di dalamnya.