HONGKONG MENCEKAM! Korban Berjatuhan, Warga Buat Rantai Manusia Lindungi Demonstran dari Polisi
South China Morning Post, pukul 22.00 waktu setempat, sebanyak delapan pria dan seorang wanita dilarikan ke rumah sakit karena luka-luka
TRIBUNBATAM.ID, HONGKONG - Semakin malam, suasana di sekitar Stasiun Keretaapi Yuen Long semakin mencekam.
Polisi terus menembakkan gas air mata untuk membubarkan ribuan pendemo yang tetap bertahan, Sabtu (27/7/2019).
Sebagian lagi lari ke stasiun bawah tanah Yuen Long, karena merwka terus dibombardir dengan gas air mata oleh polisi.
Namun polisi terus memburu demonstran dan memukuli mereka dengan pentungan.
Melihat itu, warga setempat membentuk rantai manusia dan menjadi martir untuk melindungi demonstran dari serangan polisi.
Dilansir TribunBatam.id dari South China Morning Post, pukul 22.00 waktu setempat (sekitar pukul 21.00 WIB), sebanyak delapan pria dan seorang wanita dilarikan ke rumah sakit karena luka-luka.
• Demo Hongkong Rusuh Lagi, Demonstran Diserang Polisi dengan Gas Air Mata
• Ahsan/Hendra Tua-tua Keladi, Makin Tua Makin Ditakuti
• Inilah Bukit Nirbaya, Tempat Eksekusi Mati Narapidana Nusakambangan yang Bikin Merinding
Lima orang dilaporkan mengalami luka serius di Rumah Sakit Pok Oi di distrik itu, kata seorang juru bicara pemerintah.
Tidak ada rincian apakah korban cedera adalah pengunjuk rasa, polisi atau warga sekitar yang ikut mendukung aksi demo untuk melindungi mereka dari serangan kelompok preman, seperti Minggu lalu.
Max Chung Kin-ping, salah satu tokoh di belakang demonstran mengamuk karena banyaknya gas air mata yang digunakan polisi pada para pengunjuk rasa.

“Saya tidak mengerti mengapa begitu banyak gas air mata ditembakkan ke daerah sipil?"
"Jika polisi berpikir bahwa gas air mata dapat menghancurkan semangat orang-orang Hong Kong, saya akan mengatakan bahwa ini adalah hal yang sangat bodoh," katanya.
Penyelenggara demo mengklaim jumlah 288 ribu orang yang hadir dalam aksi ini setelah menghitung melalui Google Maps.
Polisi terus berkumpul di bawah stasiun Yuen Long, di pintu keluar G1 sementara pendemo bertahan di selatan stasiun.
Polisi memperingatkan akan melakukan penangkapan jika pengunjuk rasa masih menolak untuk pergi, karena banyak yang terus berkumpul.
"Polisi dengan ini menegaskan kembali bahwa para demonstran berpartisipasi dalam kegiatan ini tidak sah ... dengan hukuman maksimum lima tahun penjara," kata sebuah pernyataan polisi.
Polisi masih terus menembakkan gas air mata pada pengunjuk rasa di daerah Jalan Long Yat dekat Nam Pin Wai, sebuah desa dekat stasiun kereta api Yeun Long.
Yuen Long adalah kota baru di pinggiran Hong Kong.
Lokasi ini menjadi titik aksi Sabtu ini untuk memprotes serangan kelompok berbaju putih yang menyerang dan memukuli pendemo, Minggu lalu.
Triad, mafia atau preman Hongkong, dituduh berada di balik penyerangan itu, tetapi belum ada yang ditangkap oleh polisi, sehingga demonstran memprotes.
Polisi anti huru hara bergerak untuk membersihkan demonstran menuju ke halte MTR. Para pengunjuk rasa melarikan diri ke dalam stasiun. Beberapa orang membentuk rantai manusia di sekitar pengunjuk rasa dalam upaya nyata untuk memperlambat gerak polisi.
Kereta khusus
Ken Leung, seorang pekerja sosial berusia 28 tahun, tiba di stasiun Long Ping setelah jam 6 sore, membantu menyerukan kepada demonstran untuk meninggalkan lokasi sebelum gelap.
Menurut Leung, semua kereta dari Tuen Mun ke Hung Hom melewati stasiun Long Ping dan tidak berhenti.
Sebaliknya, kereta khusus dan kosong dikirim dari Tuen Mun ke Long Ping sebagai moda bagi pendemo.
Namun tidak demonstran yang naik karena mereka takut menjadi jebakan.
"Semua orang khawatir tentang kereta yang kosong," kata Leung.
"Kami mengingatkan mereka untuk mengenakan masker sebelum naik ke kereta dan berganti pakaian (hitam) ketika mereka tiba di stasiun berikutnya."
Kereta khusus ini masih beroperasi hingga pukul 20.45 malam namun tidak begitu diminati oleh demonstran.
Sekitar satu jam kemudian, akhirnya pengerahan kereta khusus berhenti dan diganti dengan kereta reguler sehingga para pendemo merasa lebih aman naik kereta tersebut.

Sementara itu, bentrokan masih terjadi di jalan raya karena polisi masih terus berupaya membubarkan pendemo yang sudah melakukan aksi sejak 6 Juni lalu, menolak RUU ekstradisi.
Pendemo membalas dengan lemparan kayu, batu, bahkan botol yang mengeluarkan asap seperti bom molotov.
Bentrokan sudah berlangsung sejak sore dan beberapa kali polisi terdesak saat para pendemo mengejar dan melempari polisi.
Para pendemo mengatakan, mereka tidak berhenti sampai RUU itu dicabut permanen sementara pemerintah eksekutif Hongkong hanya mengatakan bahwa RUU itu ditangguhkan.

"Atas nama rakyat Hong Kong, saya mendesak pemerintah Hong Kong untuk membentuk Komisi Penyelidikan untuk menyelidiki keseluruhan akibat RUU ekstradisi ini," Max Chung Kin-ping dalam konferensi pers, Sabtu malam.
Saya pikir kami telah mengekspresikan diri dengan cukup baik hari ini '
Micheal Fung, seorang pemrotes berusia 40 tahun mengatakan, sudah waktunya bagi pemerintah Hong Kong untuk menanggapi panggilan rakyat.
“Apa yang saya saksikan di sini hari ini adalah polisi dan pengunjuk rasa dipaksa untuk datang ke sini. Penyebabnya adalah pemerintah yang lemah,” katanya.
“Baik polisi dan pengunjuk rasa tidak berdaya. Situasi yang sangat menyedihkan. Pemerintah hanya bersembunyi di belakang polisi."
Dia mengatakan akan tetap berada di dalam stasiun sampai malam, kalau-kalau ada yang menyerang demonstran, seperti yang terjadi minggu lalu.