Makin Memanas, Polisi Hongkong Larang Aksi Protes Warga Menentang Kelompok Triad
Kali ini kepolisian Hong Kong melarang aksi protes yang direncanakan menentang kumpulan Triad pada Kamis lalu. Kelompokk Triad dicurigai oleh warga.
TRIBUNBATAM.id - Suasana kerusuhan di Hongkong terus berlanjut.
Kali ini kepolisian Hong Kong melarang aksi protes yang direncanakan menentang kumpulan Triad pada Kamis lalu.
Kelompok Triad di Hongkong dicurgai oleh warga negaranya sebagai pelaku pemukulan kepada para massa unjuk rasa pro-demokrasi yang mengakibatkan 45 orang luka-luka di stasiun MRT.
Triad adalah salah satu organisasi kriminal dengan anggota etnis Tionghoa di Hongkong dan negara lainnya di Asia Tenggara seperti Taiwan, Malaysia dan Singapura.
Kendati dilarang, penyelenggara aksi protes mengatakan bakal tetap melanjutkan rencana unjuk rasa mereka pada akhir pekan.
Insiden pemukulan terhadap massa pengunjuk rasa dan warga sipil di stasiun hingga masuk ke dalam kereta di pinggiran Hong Kong terjadi pada Minggu (21/7/2019) lalu.
Para pelaku pemukulan digambarkan sebagai sekelompok pria yang mengenakan kaus putih, masker, serta membawa tongkat atau pentungan sebagai senjata.
Mereka menyerang tanpa pandang bulu, menyebabkan setidaknya 45 orang terluka dan harus mendapat perawatan di rumah sakit.
Kepolisian juga menuai kritik setelah dianggap lamban dalam mengatasi dan melakukan penindakan terhadap para pelaku pemukulan, sehingga muncul tuduhan bahwa aparat sengaja menutup mata terhadap gerombolan pro-pemerintah.
Aksi pemukulan tersebut memicu amarah warga, yang kemudian merencakan untuk menggelar protes pada Sabtu (27/7/2019) dini hari, di wilayah pinggiran Yuen Long, di mana penyerangan itu terjadi.
Namun kepolisian Hong Kong, dalam langkah yang jarang terjadi, mengeluarkan surat larangan, dengan alasan khawatir massa pengunjuk rasa melakukan serangan balasan terhadap penduduk desa.
"Siapa pun yang keluar ke jalan untuk unjuk rasa, maka mereka akan melanggar hukum," ujar penjabat komandan polisi regional Tsang Ching-fo, kepada wartawan.
Meski tanpa pemimpin yang mengatur pergerakan, saluran media sosial yang digunakan untuk menggerakkan massa dengan cepat dipenuhi pesan dari warga yang ingin bergabung dalam aksi.
Menurut SCMP, terakhir kali kepolisian Hong Kong melarang dan menolak permintaan untuk aksi protes adalah pada tahun 2014.
Kawasan Yuen Long di pinggiran Hong Kong berbatasan dengan China dan tempat tinggal bagi banyak warga pro-Beijing, juga memiliki reputasi panjang sebagai markas kelompok triad.