Beda Gaya Rocky Gerung & Dahlan Iskan soal Pohon Sengon, Dimana Kopassus PLN saat Mati Listrik
Pohon sengon kian terkenal, disebut oleh Rocky Gerung hingga Dahlan Iskan, terkait mati listrik PLN
TRIBUNBATAM.id - Mantan Dirut PLN Dahlan Iskan menyentil pohon sengon yang dikaitkan dengan penyebab mati listrik di Pulau Jawa.
Dahlan Iskan pun mempertanyakan keberadaan Kopassus PLN, saat insiden pemadaman listrik massal, Minggu (4/8/2019) lalu.
Insiden blackout massal di sejumlah daerah di Jawa dan Bali terjadi pada Minggu (4/8/2019) lalu.
Melalui catatan pribadinya di laman disway.id, mantan Menteri BUMN itu juga menyoroti pohon sengon, yang disebut-sebut sebagai biang keladi blackout massal tersebut.
Sepele sekali. Kelihatannya. Hanya gara-gara satu pohon sengon. Listrik seluruh Jakarta padam.
Juga Jabar. Dan sebagian Jateng. Minggu-Senin lalu.
Pohon sengonnya ada di Desa Malon. Nun jauh di Gunung Pati, 28 km selatan Semarang.
Mati listriknya sampai Jakarta.
Maka pohon sengon itu perlu diabadikan. Fotonya. Untuk dipasang di seluruh kantor PLN.
Sebagai monumen. Yang harus diajarkan turun-temurun. Dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Betapa mahalnya pohon sengon itu. Sampai membuat berjuta-juta orang menderita.
Pun kereta bawah tanah. Yang masih baru. Ikut lumpuh.
Penumpangnya harus dievakuasi. Presiden Jokowi sampai marah karenanya.
Bahkan PLN sendiri sampai harus mengeluarkan ganti rugi kepada konsumen. Nilainya sampai Rp 1 triliun.
Satu pohon sengon. Di sebuah desa. Mampu menggegerkan mayapada.
Pohon sengon itu tidak salah. Tumbuhnya di dalam pagar penduduk. Tapi menjulang sangat tinggi.
Tinggi tiang SUTET itu 40 meter. Tapi bentangannya menggelayut.
Tinggi 18 meter. Tinggi sengon itu sekitar 15 meter. Sudah mencapai medan magnet SUTET.
Tapi sengon itu juga berhak bertanya:
- Mengapa dibiarkan tumbuh tinggi di situ?
- Mengapa tidak ada yang tahu?
- Apakah tidak ada lagi anggaran untuk patroli pohon?
- Mengapa ada kebijakan anggaran ini --bahwa biaya operasi dan pemeliharaan harus di bawah anggaran SDM?
- Mengapa SUTET itu begitu rapuh? Hanya kesenggol satu pohon sudah pingsan?
Itulah. Mengapa tidak boleh ada pohon dekat SUTET (Saluran Utama Tegangan Ekstra Tinggi).
Jangankan sampai nyenggol. Memasuki medan magnetnya pun sudah mengganggu.
Bisa korsleting. Yang mengakibatkan arus listrik terhenti.
Mengapa yang korsleting di selatan Semarang, padamnya di Jakarta dan Jabar?
Orang Jakarta itu makan listriknya paling besar.
Apalagi ditambah daerah industri sekitarnya: Tangerang, Bogor, Bekasi, Karawang.
Padahal pembangkit listrik terbesarnya ada di Jatim. Di Paiton.
Maka harus ada pengiriman listrik dalam jumlah besar.
Dari Jatim ke Jakarta. Sekitar 3000 MW. Tepatnya saya sudah lupa.
Listrik sebesar itu hanya bisa dikirim lewat SUTET --yang tegangannya 500 kVA. Ibarat kirim air, selangnya harus sangat besar.
Kian tinggi tegangannya kian luas medan magnetnya.
Karena itu harus ada sempadan yang lebar.
Di sepanjang jalur SUTET tidak boleh ada tanaman tinggi.
Dalam istilah listrik sempadan itu disebut ROW --Right of Way.
Dulu selalu ada patroli. Yang mengawasi ROW itu --apakah mulai ada gejala pohon yang mengganggu.
Tidak harus tiap hari. Pohon tidak bisa mendadak tinggi.
Pertanyaannya: apakah anggaran patroli masih ada? Atau manajemen patrolinya yang lemah?
Atau patroli sudah dilakukan, laporan sudah dibuat, tapi tidak ada anggaran penebangan pohon?
Sesederhana itu.
Tapi ada juga unsur nasib.
Jawa itu sebenarnya sudah aman. Biar pun sebagian besar pembangkitnya ada di Jatim.
Di Jawa sudah punya dua jalur SUTET. Jalur Utara (yang lewat Ungaran, Semarang itu) dan jalur tengah.
Membentang dari ujung timur ke ujung barat Jawa.
Kalau pun ada gangguan di jalur utara seperti itu sebenarnya tidak ada masalah.
Arus listriknya bisa otomatis pindah ke SUTET jalur tengah.
Pohon sengon itu bukan satu-satunya tersangka.
Memang nasib PLN lagi apes. Terutama Plt Dirutnya. Masih baru. Belum 24 jam.
Hari Minggu itu ada perbaikan SUTET jalur tengah. Di timur Tasikmalaya. SUTET-nya dimatikan.
Dengan pertimbangan sangat rasional: pada hari Minggu beban listrik di sekitar Jakarta turun drastis. Cukup dilayani jalur utara.
Sayang, kok sengon itu begitu jahatnya --bergoyang di hari Minggu itu.
SUTET Utara kena sengon. SUTET tengah lagi diperbaiki.
Akibat hilangnya pasokan dari dua SUTET tadi beban listrik kacau sekali.
Pembangkit-pembangkit listrik di wilayah barat mati satu-persatu.
Terjadilah bencana itu.
Kenapa begitu lama? Ini sudah menyangkut manajemen recovery. Hanya PLN yang tahu.
Ada pertanyaan kecil: ke mana pasukan 'Kopassus'-nya P2B? Yang dibentuk dulu itu?
Yang bisa memelihara SUTET tanpa harus mematikan sistem itu?
Dibubarkan? Tidak diteruskan? Tidak cukup? Tidak dikembangkan? Tidak ada anggaran?
Saya masih ingat. Peresmian pasukan itu dilakukan besar-besaran. Di Monas.
Dengan demo cara-cara memelihara SUTET. Tanpa mematikannya.
Memang sangat berisiko. Peralatannya khusus. Bajunya khusus. Kepandaiannya khusus.
Karena itu kita juluki 'Kopassus'-nya PLN.
Di PLN juga ada satu departemen khusus: namanya P2B.
Itulah yang mengatur seluruh sistem listrik di Jawa.
Isinya orang-orang istimewa. Ahli-ahli listrik.
Saya menyebutnya 'otak'-nya listrik. Lembaga itulah yang mengatur seluruh sistem di Jawa.
Kadang saya dikritik. Terlalu mengistimewakan P2B.
Saya tidak peduli. Saya sudah biasa mengistimewakan redaksi. Dalam seluruh organisasi surat kabar.
SUTET di bawah P2B itu. Tapi P2B di bawah siapa?
Organisasi PLN sekarang sudah beda.
Di Jawa ada tiga direksi. Direktur Jatim/Bali, Direktur Jateng/DIY dan direktur Jabar/DKI.
P2B bisa punya posisi yang tidak jelas --di bawah koordinasi direktur yang mana.
Mungkin sudah diatur. Orang luar seperti saya tidak bisa melihat.
P2B itu perlu terus berkoordinasi.
Tiap tiga bulan mereka harus rapat. Untuk evaluasi perkembangan sistem di Jawa.
Adakah rapat itu masih ada? Atau sudah ditiadakan?
Rapat-rapat P2B tidak boleh dianggap rapat biasa --yang bisa dihapus demi penghematan.
Demi laba.
Memang ironi: listrik itu baru diingat justru di saat ia mati. (Dahlan Iskan)
Bukan hanya Dahlan Iskan, Rocky Gerung juga menyentil pohon sengon.
Terbaru Rocky Gerung ngetwit menyebut pohon sengon.
Pohon sengon memang sedang trending dan dikaitkan dengan penyebab listrik mati di Jawa dan Bali.
Namun pihak PLN membantah jika listrik mati disebabkan oleh pohon sengon.
Saat mati listrik, Rocky Gerung juga menyampaikan kritik melalui akun twitternya.
Ricky Gerung menjadi salah satu tokoh nasional berkomentar di media sosial terutama twitter terkait mati lampu PLN
Listrik PLN yang padam di Jakarta, Jawa Barat dan Banten membuat sejumlah tokoh nasional berkomentar di media sosial terutama twitter,termasuk Ricky Gerung
Bahkan Rocky tak segan-segan mengaitkannya dengan istana.
"Dear PLN, mengapa istana makin gelap," tulis pengamat politik Rocky Gerung di twitter-nya.
Tak berhenti sampai disitu, Rocky terus menyindir PLN dengan bahasa-bahasa satire-nya.
"Dear PLN, jangan plonga-plongo juga".

Apa penyebab mati listrik se Jawa dan Bali, termasuk Jakarta pada Minggu (4/8/2019) hingga Senin? Beredar kabar karena pohon sengon di Ungaran, Jawa Tengah. Benarkah?
Pohon sengon penyebab mati listrik di Pulau Jawa beredar kencang di twitter.
Beredar foto pohon sengon yang disebut-sebut penyebab listrik padam di setengah Pulau Jawa.
Adapun tulisan yang disertakan dalam foto tersebut.
"Hasil investigasi gangguan pohon jaringan 500 kV Ungaran - Pemalang I Span 434-435," begitu bunyi tulisannya.
Foto pohon sengon itu juga ramai dibahas di Twitter.
Melansir dari Kompas.com, Polda Jawa Tengah sudah mengecek tower transmisi di daerah Gunung Pati, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (4/8/2019) siang.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan ada pohon yang diduga melebihi batas ketinggian yang seharusnya.
Pohon tersebut diduga mengakibatkan lompatan listrik.
"Kerusakan, diduga sementara adanya pohon yang ketinggiannya melebihi batas ROW (right of way) sehingga mengakibatkan flash atau lompatan listrik," ucapnya di Gedung Humas Mabes Polsi, JakartaSelatan, Senin (5/9/2019).
Oleh sebab itu, berdasarkan dugaan sementara polisi, listrik padam disebakan faktor alam dan teknis.

Polisi hingga saat ini menilai bukan faktor kesalahan manusia maupun dugaan sabotase yang menyebabkan padamnya listrik.
Meski begitu, tim bentukan Bareskrim Polri dan PLN akan tetap mengecek lokasi yang bermasalah untuk memastikan temuan tersebut.
Poliri penyelidikan
Polri tetap menyelidiki penyebab padamnya listrik di hampir seluruh Pulau Jawa dan Bali pada Minggu (4/8/2019) hingga Senin (5/8/2019).
Polri ingin memastikan, apakah peristiwa tersebut disebabkan faktor gangguan teknis, kelalaian, faktor alam, bahkan kemungkinan adanya sabotase atau ulah jahat manusia.
"Yang jelas dicari dulu penyebabnya. Penyebabnya bisa jadi gangguan teknis, kemudian ada human error, kemudian gangguan lain," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Senin (5/8/2019).

Polri sudah membentuk tim investigasi yang dipimpin oleh pejabat pada Direktorat Tindak Pidana Tertentu Bareskrim Polri.
Tim investigasi ini akan bekerja sama dengan PLN. Dedi memastikan, tim akan bekerja secara hati-hati untuk menyelidiki kemungkinan penyebab padamnya listrik itu.
Kehati-hatian ini dilakukan demi mendapatkan pembuktian secara ilmiah.
Sementara, terkait tenggat waktu investigasi, Dedi mengatakan bahwa hal itu akan menyesuaikan kondisi di lapangan.
"Sangat tergantung pada tim di lapangan. Proses pembuktiannya masih ditelusuri," lanjut dia.
Terpisah, Plt Direktur Utama PLN Sripeni Inten memastikan tidak ada unsur sabotase atau dampak gempa bumi untuk gangguan transmisi.
PLN mengaku berupaya maksimal untuk segera menormalkan aliran listrik kepada para pelanggan.
"Kami bekerja semaksimal mungkin penormalan seluruh pembangkit dan transmisi yang mengalami gangguan, saat ini sejumlah pembangkit listrik sudah mulai masuk sistem mencapai 9.194 MW," ungkap Plt Direktur Utama (Dirut) PLN Sripeni Inten Cahyani yang baru menjabat empat hari, sejak Jumat (2/8/2019).

Menurut Sripeni, penyebab terganggunya transmisi bisa beraneka ragam.
Untuk pemadaman listrik massal di sebagian wilayah Jawa kemarin ia mengatakan karena transmisi udara yang berada di Ungaran mengalami trip, dan menyebabkan gangguan pertama terjadi pada pukul 11.58 WIB.
Penyebabnya bisa beraneka ragam, "Kami masih proses investigasi, kadang kita tahu bisa layang-layang putus, dahan pohon, dan lainnya," ujar Sripeni.
Terkait pemadaman yang terjadi di sejumlah wilayah, PLN akan memberikan kompensasi sesuai deklarasi Tingkat Mutu Pelayanan (TMP), dengan Indikator Lama Gangguan.
Kompensasi akan diberikan sebesar 35 persen dari biaya beban atau rekening minimum untuk konsumen golongan tarif adjustment, dan sebesar 20 persen dari biaya beban atau rekening minimum untuk konsumen pada golongan tarif yang tidak dikenakan penyesesuaian tarif tenaga listrik (Non Adjustment).
Penerapan ini diberlakukan untuk rekening bulan berikutnya.
Khusus untuk prabayar, pengurangan tagihan disetarakan dengan pengurangan tagihan untuk tarif listrik reguler.
Pemberian kompensasi akan diberikan pada saat pelanggan memberi token berikutnya (prabayar).
Saat ini PLN sedang menghitung besaran kompensasi yang akan diberikan kepada konsumen. (tribun network/thf/kompas.com)