DEMO HONG KONG

China Cekal Seluruh Pilot Cathay Pacific yang Terlibat Demo Hong Kong

Otoritas penerbangan sipil China mencekal awak Cathay Pacific yang terlibat demo Hong Kong dan meminta maskapai tersebut menangguhkan penerbangan

South China Morning Post
Suasana aksi mogok di Bandara Hong Kong, Senin (5/8/2019) lalu 

TRIBUNBATAM.ID, BEIJING - Otoritas penerbangan sipil China mencekal seluruh awak maskapai Cathay Pacific yang terlibat demo Hong Kong dan meminta maskapai tersebut menangguhkan semua penerbangan ke China daratan sampai semua daftar awak yang terlibat dilaporkan.

Aksi keras Beijing itu dikeluarkan menyusul keterlibatan pilot dan pramugari Cathay Pacific dalam aksi mogok pada Selasa lalu dan disebut-sebut juga akan bergabung dalam aksi demo di Banadara Internasional Hong Kong (HKI), Jumat (9/8/2019) sampai Minggu.

Administrasi Penerbangan Sipil Cina mengatakan larangan itu diberlakukan mulai Sabtu, dan Minggu tengah malam.

Maskapai harus menyerahkan rincian identifikasi semua kru di rute daratan sebelum mendapatkan izin mendarat di seluruh bandara China daratan, Saouth China Morning Post melaporkan.

Link Live Streaming Mola TV Liverpool vs Norwich City, Laga Pembuka Liga Inggris, Kick Off 02.00 WIB

Galang Dukungan Internasional, Ratusan Demonstran Hong Kong Serbu Bandara

6 Operasi Plastik Ini Paling Sering Dilakukan di Korea Selatan, Begini Prosedurnya

Dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat, pemerintah juga memerintahkan Cathay Pacific untuk melaporkan prosedur pengawasan internal mereka terhadap keselamatan internal.

Seperti diberitakan sebelumnya, lebih dari 500 ratusan penerbangan dihentikan di HKIA setelah aksi mogok massal yang menghantam Hong Kong juga diikuti oleh staf bandara dan delapan penerbangan, Selasa lalu.

Namun, sepertinya China tidak menargetkan mereka, kecuali pada awak perusahaan yang terlibat langsung dalam aksi demo sekaligus ancaman bagi awak yang ikut dalam aksi di bandara.

Petugas bandara memeriksa di pintu keberangkatan Bandara Hong Kong, Jumat (9/8/2019)

Seorang pilot Cathay Pacific adalah satu dari lebih 800 orang yang ditangkap oleh kepolisian Hong Kong dalam aksi demo yang berujung rusuh, awal pekan lalu.

Pilot tersebut dibebaskan dengan jaminan dan maskapai tetap mempekerjakannnya.

Pihak administrasi penerbangan mengatakan, keputusan maskapai yang tetap membiarkannya terbang akan meningkatkan "risiko keselamatan" penerbangan.

Seperti diberitakan sebelumnya, pemogokan massal melumpuhkan seluruh Kota Hong Kong, Senin (5/8/2019) lalu.

Aksi mogok massal ini meliputi sektor transportasi dan 20 sektor bisnis sejak Senin pagi, sementara aksi demonstrasi yang diklaim mencapai 500 ribu orang berlanjut hingga Senin malam ini.

Dilansir TribunBatam.id dari South China Morning Post, aksi mogok sebagai bagian dari meningkatnya protes anti-pemerintah memaksa otoritas bandara Hong Kong untuk membatalkan sekitar 300 penerbangan.

Otoritas bandara Hong Kong menyebutkan, hanya satu dari lima bandara di Hong Kong yang beroperasi dan hanya 34 penerbangan yang diizinkan terbang dari 68 penerbangan per jam pada waktu normal.

 

Setiap harinya, bandara Hong Kong ini melayani 1.000 penerbangan, baik berangkat atau tiba, namun hanya 511 penerbangan berangkat dari kota itu, sementara 117 keberangkatan dan 98 kedatangan dibatalkan hingga Senin siang

Aksi mogok dilakukan oleh petugas bandara dan staf delapan penerbangan –terutama maskapai China termasuk Cathay Airways. Aksi ini akan berlanjut hingga Selasa besok.

Para pilot dan pramugari dari maskapai yang melibatkan diri dalam pemogokan massal itu adalah Cathay Pacific, Cathay Dragon, HK Express dan Hong Kong Airlines.

Akibatnya, ribuan penumpang telantar dan menumpuk di bandara dan sebagian lagi tidak bisa mendarat.

Cathay dan Hong Kong Airlines menawarkan pemesanan ulang kepada penumpangnya sementara Cathay Pacific merekomendasikan agar pelanggan menunda perjalanan yang tidak penting.

Layanan kereta api Airport Express yangh awalnya tidak terlibat penuh dalam aksi mogok ini –hanya untuk jalur “merah”, telah dipaksa untuk berhenti oleh pendemo.

Pemogokan ini merupakan perkembangan terbaru dari aksi protes terhadap RUU ekstradisi yang sudah berlangsung selama dua bulan.

Pemerintah eksekutif Hong Kong telah menunda pembahasan RUU tersebut namun pihak para pengunjuk rasa menuntut penarikan penuh RUU tersebut.

Akibat lambatnya pemerintah merespon desakan pendemo –termasuk pegawai negeri–, membuat aksi demo ini merebak ke isu politik yang sangat krusial: membebaskan Hong Kong dari China.

Sementara itu, para demonstran masih terus melakukan aksi dan terlibat “pertempuran” dengan polisi yang bersenjatakan gas air mata, granat spons dan peluru karet.

Beberapa hari setelah bentrokan yang mencapai puncaknya pada Senin malam, para pendemo kemudian menghindari bentrokan dengan polisi.

Mulai Jumat hari ini hingga Minggu, para demonstran mengalihkan aksi mereka ke Bandara HKIA, seperti yangt mereka lakukan bulan lalu.

Namun bedanya, aksi kali ini lebih tertib dibanding aksi sebelumnya yang sempat menimbulkan adu mulut dengan penumpang.

Hal ini karena para pendemo berusaha menghalang-halangi para penumpang yang baru tiba.

Pada Senin sore, ratusan ribu demonstran berkumpul di tujuh lokasi. Bentrokan terjadi di jalan-jalan yang diduduki di seluruh kota dan di depan kantor polisi, Wong Tai Sin dan Harcourt Road.

Bahkan, para pendamo semakin nekat, membuat blokade dengan membakar sampah-sampah dan mempersenjatai diri mereka untuk membalas polisi saat terjadi bentrokan.

Mereka juga mengepung Admiralty untuk meminta pegawai negeri sipil bergabung dengan pemogokan. Aksi tersebut menjadi taktik yang berhasil karena para pegawai tidak bisa masuk kantor.

Seperti juga aksi protes sebelumnya demonstran garis keras terlibat bentrokan dengan polisi, mengubah zona pejalan kaki dan perumahan menjadi medan perang.

Pemimpin Hong Kong Carrie Lam Cheng Yuet-ngor sebelumnya membuat penampilan publik pertamanya dalam dua minggu menolak tuntutan pemrotes dan menuduh tindakan yang sedang berlangsung menantang prinsip "satu negara, dua sistem".

Hingga berita ini diturunkan, bentrokan di sejumlah titik masih berlangsung.

Bahkan di North Point, bentrokan pecah antara pendemo dengan sekelompok pria pro-Beijing.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved