WISATA SINGAPURA
Prediksi Pertumbuhan Ekonomi, Singapura Pangkas Nilai Proyeksi Dekati 0 Persen
Meningkatnya ketegangan perdagangan antara China dan Amerika Serikat berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Singapura, prediksinya mendekati 0 persen.
TRIBUNBATAM.id - Setelah Singapura memasuki pertumbuhan ekonomi terburuk di kuartal kedua 2019 pada 10 tahun terakhir, pemerintah Singapura kian pesimis.
Hal ini berdampak pada prediksi nilai proyeksi pertumbuhan ekonomi di Singapura yang semakin menurun hingga mendekati nol persen.
Mengutip dari Bloomberg, Selasa (13/8/2019), pemangkasan prediksi nilai proyeksi pertumbuhan ekonomi di Singapura terjadi karena semakin meningkatnya ketegangan perdagangan antara China dan Amerika Serikat yang memberikan dampak pada perekonomian negara tersebut.
• Jadi Apartemen Tertinggi di Singapura, Begini Pesona Wallich Residence
• Triatlon IronMan 70.3 di Bintan Diserbu Wiswan Singapura, Australia, Japan, India, Amerika Serikat.
• Transit di Singapura? Ikuti 4 Panduan Ini Agar Waktu Luang Lebih Menyenangkan
• Ingin Menikah di Singapura? ValueChampion: Minimal Biaya Nikah Rp 343,3 Juta
• Investasi Hotel di Singapura Meningkat, Total Transaksi Capai Rp 10,49 triliun
• Rayakan Idul Adha di Singapura dengan Reino Barack, Syahrini Gunakan Mukena Mewah
Perekonomian Singapurs diprediksi bakal tumbuh di kisaran 0 persen hingga 1 persen tahun ini, lebih rendah dibanding proyeksi sebelumnya yang berada di kisaran 1,5 persen hingga 2,5 persen.
Kementerian Perdagangan dan Industri setempat mengatakan, realisasi pertumbuhan ekonomi diprediksi bakal berada di titik tengah kisaran tersebut.
Pada kuartal II-2019 ini, produk domestik bruto (PDB) Singapura terkontraksi hingga 3,3 persen dari tiga bulan pertama tahun ini, lebih rendah dsri proyeksi yang mengayakan bakal tumbuh negatif hingga 3,4 persen.
"Sebagai perekonomian terbuka yang kecil, Singapura adalah salah satu negara yang bakal terdampak ( perang dagang) di awal," ujar Head of Treasury Research and Strategy Oversea Chinese Banking Corp Selena Ling.
"Kami melihat di beberapa negara lain seperti Hong Kong juga merevisi pertumbuhan ekonominya lebih rendah. Inilah tren pertumbuhan ekonomi kawasan Asia saat ini," ujar dia.
Pada kuartal kedua tahun ini, ekonomi Singapura tumbuh 0,1 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sama seperti yang telah diprediksi pemerintah.
Sementara, nilai tengah yang diprediksi Bloomberg, secara kuartalan ekonomi Singapura tumbuh negatif 3 persen, sementara dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, kuartal II-2019 ini ekonomi Singapura tumbuh 0,2 persen.
Adapun nilai tukar mata uang dollar Singapura melemah 0,1 persen pada perdagangan hari ini, setelah sempat menyentuh titik terendah dalam dua tahun terakhir.
Prospek perekonomian Negeri Singa tersebut kian meredup dalam beberapa bulan terakhir.
Sebab, AS dan China, dua mitra dagang terbesarnya, terus meningkatkan ketegangan perdagangan.
Hal tersebut kian meningkatkan potensi resesi di Singapura yang bakal memungkinkan adanya peningkatan pengangguran.
"Terhadap latar belakang makroekonomi eksternal yang menantang ini, dan penurunan dalam siklus elektronik global, ekonomi Singapura kemungkinan akan terus menghadapi angin sakal yang kuat untuk sisa tahun ini," ujar Kementerian Perdagangan dan Industri setempat dalam sebuah pernyataan.