BERITA TERPOPULER, Skandal Video Oknum Guru SMA, Briptu Heidar Gugur dan Ungkap Kasus Sabu 38,66 Kg

Selain berita oknum guru SMA melakukan perbuatan tidak senonoh kepada muridnya, ada berita Terungkap, Sosok yang Menjebak Briptu Heidar hingga Gugur d

ISTIMEWA
Oknum guru (kiri) yang melakukan perbuatan tak senonoh kepada muridnya sendiri, akhirnya diamankan Satreskrim Polres Tanjungpinang di kediamannya dibilangan Jalan Hutan Lindung, Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Jumat (9/8/2019) kemarin 

TRIBUNBATAM.id - Polisi berhasil mengamankan oknum guru SMA yang melakukan perbuatan tak senonoh kepada muridnya sendiri.

Pelaku kerap mengancam korbannya mulai dari ancaman nilai rendah untuk bidang studi yang diajar oknum guru tersebut, hingga ancaman kekerasan lainnya.

Setiap adegan direkam pelaku dan adegan menyimpang ini dilakukan pelaku dan korban sebanyak enam kali.

Selain berita oknum guru SMA melakukan perbuatan tidak senonoh kepada muridnya, ada berita Terungkap, Sosok yang Menjebak Briptu Heidar hingga Gugur di Tangan KKB Papua hingga berita Ungkap Sabu 38,66 Kg, Suka Duka Kasat Resnarkoba Polresta Barelang.

Berikut berita terpopuler TRIBUNBATAM.id

1. Skandal Video Oknum Guru SMA Paksa Siswa Adegan Tak Senonoh

Polisi akhirnya menangkap guru yang melakukan tindakan bejat kepada siswa SMK.

Oknum guru SMA yang melakukan perbuatan tak senonoh kepada muridnya sendiri, akhirnya diamankan Satreskrim Polres Tanjungpinang di tempat tinggalnya di bilangan Jalan Hutan Lindung, Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Jumat (9/8/2019) kemarin.

Oknum guru tersebut berinisial PDB (25), yang merupakan guru bidang studi Bahasa Inggris yang mengajar di salah satu SMK di Tanjungpinang.

Kasat Reskrim Polres Tanjungpinang, AKP Efendri Ali mengatakan, pihaknya menerima laporan ini dari keluarga korban pada tanggal 29 Mei 2019 lalu.

PDB disebut melakukan perbuatan menyimpang kepada muridnya yang juga berjenis kelamin laki-laki.

PDB (25) oknum guru honorer laki-laki Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Swasta di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) merekam saat melakukan pelecehan kepada siswanya.
PDB (25) oknum guru honorer laki-laki Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Swasta di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) merekam saat melakukan pelecehan kepada siswanya. (TRIBUNBATAM.id/Endra Kapura)

"Setelah kami dalami, perbuatannya memenuhi unsur dan ada dua alat bukti, makanya kemarin pelaku kami amankan," kata Ali, usai konferensi pers, Senin (12/8/2019).

Ali mengatakan kejadian terjadi pada November 2018 lalu, saat korban yang sedang ada masalah dengan seseorang di media sosial, hingga akhirnya korban sering murung dan termenung.

Pengakuan pelaku kepada polisi, pelaku kemudian datang menghampiri korban sehingga korban curhat dengan pelaku soal permasalahan tersebut.

"Namun, bukan solusi yang didapatkan korban dari sang guru, akan tetapi pelaku malah memanfaatkan kondisi muridnya hingga akhirnya terjadilah adegan menyimpang tersebut," jelas Ali.

Aksi tersebut dilakukan pelaku di tempat tinggalnya, di bilangan Jalan Hutan Lindung, Tanjungpinang.

Setiap adegan direkam pelaku dan adegan menyimpang ini dilakukan pelaku dan korban sebanyak enam kali.

Dalam menjalankan aksinya itu, pelaku kerap mengancam korbannya mulai dari ancaman nilai rendah untuk bidang studi yang diajar oknum guru tersebut, hingga ancaman kekerasan lainnya.

"Untuk rekaman apakah sudah menyebar atau tidak, kami masih melakukan penyelidikan," ungkap Ali.

Barang bukti yang diamankan di antaranya satu unit ponsel milik korban, satu unit ponsel yang digunakan pelaku untuk merekam, laptop tempat penyimpanan rekaman dan cakram padat yang berisikan rekaman.

Selain itu, satu seprai warna biru seperti yang terlihat dalam rekaman tersebut.

"Pelaku dijerat dengan Pasal 289 KUHP dengan pidana penjara 9 tahun," sebut dia.

2. TERUNGKAP, Siapa yang Menjebak Briptu Heidar hingga Gugur

Kelompok Kriminal Bersenjata ( KKB) Papua kembali berulah lagi.

Mereka menyergap Anggota Direskrim Polda Papua Briptu Heidar, di Kampung Usir, Kabupaten Puncak, Papua.

Briptu Heidar, anggota polisi Polda Papua gugur dan disandera saat sedang melakukan penyelidikan di wilayah tersebut.

Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol AM Kamal, mengatakan, jenazah Briptu Heidar akan diterbangkan ke kampung halamannya di Makassar, Sulawesi Selatan.

"Briptu Heidar ditemukan pukul 17.30 WIT dalam keadaan meninggal dunia. Lokasinya tidak jauh dari tempat penyanderaan," kata Kombes Pol AM Kamal, di Jayapura, Senin (12/8/2019).

Briptu Heidar, Anggota Direskrim Polda Papua yang gugur setelah disandera KKSB di Kabupaten Puncak, Papua pada Senin (12/08/2019) siang
Briptu Heidar, Anggota Direskrim Polda Papua yang gugur setelah disandera KKSB di Kabupaten Puncak, Papua pada Senin (12/08/2019) siang (dok.Istimewa)

Jenazah kini sudah berada di Puskemas Ilaga dan tim medis tengah membersihkannya untuk dapat segera diterbangkan ke Makassar, Sulawesi Selatan.

Kronologi penyergapan anggota polisi Briptu Heidar dan Bripka Alfonso yang beredar di media sosial
1. Pada tanggal 12 Agustus 2019 pukul 11.30 WIT, telah terjadi Penculikan dan Penyanderaan terhadap Briptu Haedar anggota Brimob dari Satgas Nemangkawi (wilayah Ilaga) BKO Satgas Gakkum Ditreskrim Polda Papua oleh kelompok Jambi Mayu Telenggen.

2. Adapun Kronologis Kejadian :

A). Pkl 11.00 WIT Briptu Haidar mendapat kan telepon dari Jambi Mayu Telenggen untuk meminta Gula dan Kopi, dan Briptu Haidar menyiapkannya.

B). Pada pukul 11.20 WIT Briptu Haidar di temani oleh seniornya Bripka Alfonso Wakum berangkat membawa gula dan kopi ke tempat pertemuan yang sudah di tentukan di ujung Kampung Jerembaga Ilaga.

C). Pada pukul 11.30 WIT Briptu Haidar dan Bripka Alfonso Wakum menggunakan kendaraan motor jenis Trail Kawasaki tiba di tempat pertemuan tersebut.

D). Pada saat tiba di tempat pertemuan Jambi Mayu Telenggen mengajak Briptu Haidar untuk turun lagi ke bawah jalan yang sudah dekat dengan PT Unggul.

E). Dengan Ajakan Jambi Mayu Telenggen, Briptu Haidar mengikuti nya karena alasan dari Jambi Mayu Telenggen kalau dia naik keatas merasa tidak enak kalau dia di lihat oleh orang suku Dani yang berada di atas.

F). Pada saat Briptu Haidar berjalan mendekati Jambi Mayu Telenggen, Bripka Alfonso Wakum sudah mencurigai dengan keadaan sekitarnya , sehingga Bripka Alfonso Wakum memutar motornya untuk kembali.

G). Pada saat Bripka Alfonso Wakum memutar motornya dan akan turun, dia melihat sekelompok KKSB berjumlah kurang lebih sepuluh orang lengkap dengan senjata keluar dari sebelah kiri dan kanan jalan dan langsung menahan Briptu Haidar dan menghajarnya.

H). Dan pada saat itu juga Bripka Alfonso Wakum di tembak oleh kelompok KKSB tersebut pada jarak kurang lebih 10 meter, akan tetapi tidak mengenainya, karena saat itu Bripka Alfonso Wakum langsung melompat ke semak - semak sebelah kirinya dan langsung meloloskan diri dan bersembunyi di salah satu honai warga, dan setelah itu langsung lari keatas dan meminta bantuan kepada rekan Tim Satgas Nemangkawi dengan menggunakan HT

3. Giat Pengejaran terhadap KKSB yang di laksanakan oleh Aparat Gabungan TNI Polri:

1). Pukul 12.00 WIT aparat Gabungan TNI Polri berjumlah 105 Personel yang terdiri dari anggota Polsek, Satgas Maleo Kopassus, Yonif 751 Raider, Brimob dan Timsus Polda Papua melaksanakan pengejaran kepada KKSB yang sudah membawa satu personil Timsus Polda atas nama Haidar .

2). Pukul 12.30 WIT pada saat pasukan sedang melaksanakan pengejaran terjadi penembakan yang di laksanakan oleh KKSB kepada aparat yang sedang melaksanakan pengejaran.

3). Pada Pukul 13.00 WIT masih terdengar tembakan sebanyak 5 kali tetapi jaraknya sangat jauh berada di gunung sebelah kiri dari pada Kampung Mudigdog.

4). Pukul 13.40 WIT Bapak Sekda atas nama Abraham Bisai dan LO Polda Kab Puncak AKBP H. Hutabarat tiba di TKP dan Bapak Sekda sudah memerintahkan kepada Kadistrik Gome Bapak Nius Tabuni untuk bisa berkomunikasi dengan kelompok KKSB untuk bernegoisasi agar supaya satu orang anggota Timsus Polda atas nama Briptu Haidar dapat di bebaskan.

5) Pukul 17.30 WIT Briptu Heidar ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, lokasinya tidak jauh dari tempat penyanderaan.

6) Adapun penyebab Kematian Briptu Heidar disebabkan luka tembak pada kepala bagian atas dan bagian leher

7) Jenazah kini sudah berada di Puskemas Ilaga dan tim medis tengah membersihkannya untuk dapat segera diterbangkan esok hari ke Makassar, Sulawesi Selatan.

3. Suka Duka Kasat Resnarkoba Polresta Barelang Ungkap Sabu 38,66 Kg

Pengungkapan sabu sebanyak 38,66 kilogram oleh Satresnarkoba Polresta Barelang bukanlah perkara yang mudah.

Jajaran Satresnarkoba harus bertaruh nyawa hingga melewatkan lebaran Idul Adha untuk menangkap empat pelaku serta menyita semua barang bukti yang ada.

Namun semua kerja keras angggota Satresnarkoba Polresta Barelang ini berbuah manis.

Setelah dua minggu melakukan pengintaian, mereka akhirnya berhasil mengungkap peredaran narkotika dan obat terlarang (Narkoba) jaringan internasional tersebut.

Pengungkapan sabu sebanyak 38,66 kilogram oleh Satuan Reserse Narkoba Kepolisian Resort (Satresnarkoba Polresta) Barelang Kota Batam.
Pengungkapan sabu sebanyak 38,66 kilogram oleh Satuan Reserse Narkoba Kepolisian Resort (Satresnarkoba Polresta) Barelang Kota Batam. (TRIBUNBATAM.id/Eko Setiawan)

Kasat Narkoba Polresta Barelang AKP Abdurahman kepada TRIBUNBATAM.id, Selasa (13/8/2019) mengungkapkan rasa syukur dan bahagia setelah sukses membongkar kasus ini.

"Kami intai selama dua minggu bahkan kami mulai dari hal-hal kecil pengintaian ini.

Misalnya, membuntuti mereka sampai ke Jakarta. Padahal para pelaku ini sudah di depan mata, tetapi mereka masih berencana dan belum membawa barang," sebut Abdurahman bercerita.

Awalnya dia mendapatkan informasi kalau ada bandar Narkoba yang hendak menyelundupkan sabu ke Indonesia. Barang tersebut berasal dari Malaysia dan hendak dibawa ke Jakarta. Tetapi mereka melintas lewat perairan Kepri.

"Kita mulai mengincar siapa saja para pelakunya. Kita dapat tiga nama Yakni Toni, La Ode M Fajar dan Joni Andrianto Dia hendak ke Jakarta. Ternyata kedatangan mereka cuma ingin melihat ke mana saja barang itu hendak diantar setelah tiba di Jakarta," cerita Abdurahman.

Sesampai di Jakarta, Abdurahman dan anggotanya terus mengintai pelaku selama di Jakarta. Pengawasan ketat dilakukan dengan berbagai cara. Bahkan para anggota polisi ini rela menginap di depan hotel tempat para pelaku ini menginap.

Sekitar dua hari mereka berada di Jakarta dan anggota polisi yang di Batam mencurigai kalau para pelaku Narkoba ini hendak bertransaksi. Ternyata dugaan mereka salah. Toni dan kawab-kawan ternyata balik ke Batam, namun lewat Tanjungpinang.

"Kami kembali lagi ke Batam, mereka lewat Tanjungpinang kami lewat Batam. Kita pepet terus hingga kita menemukan barang itu," sebut Abdurahman.

Menjelang lebaran Idul Adha, anggota polisi yang sudah bekerja di lapangan mengetahui kalau Toni dan kawan-kawan hendak bekerja. Kali ini mereka berangkat menggunakan kapal dengan mesin tempel berkapasitas tinggi.

Polisi juga tidak mau kalah saing; mereka mulai mengatur strategi. Untuk memburu para pelaku, anggota polisi menggunakan dua kapal dengan tim yang terpisah. Di sinilah kejelian menjadi seorang anggota polisi kembali diuji. Beberapa kali para pelaku coba melakukan pengalihan agar mereka tidak tertangkap.

Bahkan Abdurahman dan anggota sempat berpikir kalau kerja ini nyaris gagal. Sebagai Komandan, Abdurahman terus memotifasi anggotanya.Koordinasi melalui sambungan telepon terus dilakukan.

"Ketika kami berada di bibir pantai daerah Barelang, anggota saya telepon kalau ada dua mobil yang datang. Saya bilang sama anggota tahan dulu, kalau tidak ada aktivitas jangan lakukan penangkapan. Mungkin itu pengalihan," cerita Abdurahman dengan semangat.

Dugaan Abdurahman benar. Ternyata ada dua orang yang turun dari mobil. Dalam waktu bersamaan speedboad pembawa sabu lewat di perairan kawasan Nongsa.

"Saya dapat informasi dari anggota kalau itu memang pengalihan. Karena ada kapal mencurigakan melintas di depan mereka," sebut Abdurahman.

Setelah mendapatkan informasi itu, Abdurahman bersama tim yang lain kemudian mengejar kapal yang mencurigakan tersebut. Namun mereka sempat kehilangan jejak karena laju kapal pembawa sabu sangat kencang. Kapal itu menghilang di kegelapan malam.

"Kapalnya kencang sekali.Kami kejar-kejaran hingga dua jam dan kami kehilangan jejak di laut. Mana di laut ombaknya besar. Saya sempat mual karena dihantam ombak," sambung Abdurahman.

Kerja keras Abdurahman dan anggotanya berbuah manis. Saat melintas di Pulau Kasam, mereka melihat ada air yang berbusa. Mereka memutuskan untuk mengikuti busa air di laut tersebut. Mereka meyakini kalau itu adalah kapal yang membawa Narkoba tadi.

"Kami ikuti lambat-lambat dan sampai di pulau Kasam kami melihat ada sebuah kapal parkir. Saya minta sama tekong untuk ke sana. Setelah saya senter ternyata benar. Kami langsung main di sana. Kami berikan tembakan peringatan dan langsung kita tangkap," sebut Abdurahman.

Setelah mendapatkan kapal itu, anggota polisi membawanya ke Pelabuhan Punggur. Di sana polisi membongkar kapal dan mendapatkan puluhan bungkus sabu yang disimpan dalam tas ransel.

"Sesampai di Punggur saya baru ingat kalau istri saya WhatApp. Dia bilang Papa gak lebaran di rumah. Lontong sudah masak. Di situ saya baru ingat kalau kami berlebaran di atas kapal," sebut Abdurahman.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved