Gara-gara Kasus Ikan Asin, Putra Galih Ginanjar Di-bully, Barbie Kumalasari Salahkan Fairuz
Kasus video 'ikan asin' yang menyeret nama Galih Ginanjar kini berdampak pada putra semata wayangnya dengan Fairuz A Rafiq, King Faaz A Rafiq.
TRIBUNBATAM.id - Kasus video 'ikan asin' yang menyeret nama Galih Ginanjar kini berdampak pada putra semata wayangnya dengan Fairuz A Rafiq, King Faaz A Rafiq.
Seperti yang ramai diberitakan, Faaz menjadi korban bully kakak kelasnya di sekolah.
Bahkan Faaz sampai menangis ketika di rumah lantaran di-bully dengan sebutan 'ikan asin'.
Melansir dari Grid.ID, Kumalasari justru terkesan menyalahkan Fairuz mengenai Faaz yang menjadi korban bully di sekolahnya.
• Pablo Benua Tersangka Kasus Ikan Asin, Berikan Pengakuan Terkait Penggelapan Mobil
• Belum Selesai Kasus Bau Ikan Asin, Barbie Kumalasari Dikuliti Dugaan Ijazah Palsu
• Kembali Memanas, Farhat Abbas Sebut Barbie Kumalasari Sebagai Dalang Ikan Asin, Bukan Galih Ginanjar
"Ya resiko lah, namanya anak-anak pasti kan seperti itu kan," ujar Barbie Kumalasari saat ditemui di Polda Metro Jaya, Selasa (13/8/2019).
Kumalasari terkesan menyalahkan Fairuz yang tak mau berdamai dari awal kasus tersebut mencuat.
Istri siri Galih Ginanjar ini beranggapan bahwa apa yang dialami oleh Faaz akibat perbuatannya yang tak mau diajak menyelesaikan kasus tersebut secara kekeluargaan.
"Makanya viral beritanya pasti psikis anak juga kena, makanya kan dari awal aku sempat bilang, kasihan anak. Tapi kan mediasinya nggak direspon ya sudah," jelasnya, seperti yang TribunStyle.com kutip dari Grid.ID.
Menurut Kumalasari, kasus video 'ikan asin' perlahan akan sampai ke telinga putra Galih dan Fairuz tersebut.
Imbasnya, orang-orang akan banyak yang tahu dan justru memberikan dampak pada psikis anak-anak mereka.
Menurutnya, tak dipungkiri jika video tersebut akan sampai ke telinga putra Fairuz dan Galih Ginanjar.
Bahkan dari imbasnya tidak bermediasi, akan berdampak kepada psikis Faaz.
"Ya resiko, kalo berita viral kan seperti itu, kalo memang gak ada damai mau gak mau biar gimana ayahnya sendiri," ungkap Kumalasari.
"Pasti kan ketika orang jadi rame mem-bully atau sampai panjang, sampai proses pengadilan sampai ditetapkan jadi terdakwa pasti kan lebih parah lagi pasti psikis anak kena lah," tambahnya.
Kendati demikian, Kumalasari berharap kasus 'ikan asin' yang menyeret Galih tidak berdampak panjang.