DEMO HONG KONG

Ingin Masuk ke Hong Kong, Dua Kapal Perang Amerika Serikat Ditolak China

Berdasarkan pernyataan tertulis dari juru bicara Armada Pasifik AS, dua kapal Amerika yang hendak mengunjungi Hongkong telah ditolak oleh China.

Instagram/joce_lynnn
Ilustrasi kapal perang Amerika Serikat 

TRIBUNBATAM.id - Ketika hendak mengunjungi Hongkong, dua kapal perang Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) mendapatkan penolakan.

Berdasarkan pernyataan tertulis dari Komandan Nate Christensen, wakil juru bicara Armada Pasifik AS, terdapat dua kapal Amerika yang ingin masuk ke Hongkong.

Satu diantaranya adalah kapal Amerika jenis transportasi amfibi USS Green Bay yang ingin berhenti di Hongkong pada Sabtu (10/8/2019).

Sedangkan kapal penjelajah USS Lake Erie berencana berlabuh bulan depan.

"Pemerintah China menolak izin dari dua kapal perang itu untuk melaksanakan kunjungan ke pelabuhan," ujar Christensen seperti dikutip AFP Selasa (13/8/2019).

Christensen pun mempertanyakan mengapa izin keduanya ditolak.

Kabar yang terjadi di tengah perang komentar dua negara terkait krisis di kota itu.

Demo yang terjadi selama berminggu-minggu di wilayah semi-otonomi itu mengalami eskalasi dengan massa anti-pemerintah menduduki bandara selama dua hari beruntun.

Beijing sudah menyatakan bahwa pergerakan yang awalnya menentang UU Ekstradisi itu didanai oleh negara Barat. Namun, mereka tidak menyertakan bukti klaim.

Di awal Agustus ini, China sudah mengingatkan diplomat AS yang berbasis di sana untuk berhenti "mencampuri" setelah muncul laporan pertemuan dengan kelompok pro-demokrasi.

Namun, Presiden Donald Trump menghadapi kritikan di Washington karena tidak memberikan kecaman keras terhadap aksi yang berlangsung intens dalam dua bulan terakhir itu.

Kunjungan terakhir kapal perang AS ke Hong Kong terjadi April.

Pada September 2018 ketika tensi dua negara meningkat akibat perang dagang, China menolak kedatangan kapal perang USS Wasp.

Cara China Tanggapi Kerusuhan di Hongkong

China, sebagai pemerintah pusat yang berkuasa atas Hong Kong di bawah prinsip satu negara dua sistem, akhirnya mengambil tindakan.

Berikut sejumlah cara yang diambil pemerintah China menghadapi situasi kerusuhan di Hong Kong:

1. Peringatkan AS dan Inggris Agar Tak Ikut Campur

Pemerintah China mengecam pihak asing yang dianggap telah mencampuri urusan Hong Kong terkait insiden bentrokan dan penyerangan terhadap massa pengunjuk rasa pro-demokrasi.

Kecaman tersebut ditujukan Beijing, khususnya kepada Amerika Serika dan Inggris, yang berkomentar prihatin atas insiden pemukulan terhadap pengunjuk rasa dan warga di stasiun MRT, pada Minggu (21/7/2019) lalu.

Inggris dan AS juga mengkritik pengikisan kebebasan yang terjadi di kota semi-otonom itu.

Namun keprihatinan dan kritik dari pihak asing itu direspons secara negatif oleh otoritas China.

"China tidak akan mentolerir kekuatan asing yang campur tangan dalam urusan Hong Kong. China juga tidak akan membiarkan kekuatan asing mengganggu Hong Kong," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, dalam konferensi pers singkat, Selasa (23/7/2019).

2. Sebut Pelaku Kerusuhan Tidak Bisa Ditoleransi

Pemerintah China bereaksi keras terhadap aksi unjuk rasa anti-pemerintah yang telah merusak dinding kantor perwakilan mereka di Hong Kong dan mencorat-coret lambang nasional.

Beijing juga menyebut para pengunjuk rasa sebagai perusuh dan telah melakukan hal yang tidak dapat ditoleransi.

"(Tindakan) ini... telah secara serius merusak perasaan seluruh rakyat China, termasuk tujuh juta rekan senegaranya di Hong Kong," ujar Wang Zhimin, utusan utama Beijing yang menyerukan kepada pihak berwenang untuk mengejar "para perusuh".

3. Siap Tempatkan Pasukan Jika Diminta Pemerintah Hong Kong

China memperingatkan bisa menempatkan pasukan jika mendapat permintaan dari pemerintah Hong Kong dalam upaya mempertahankan ketertiban umum.

Juru bicara Kementerian Pertahanan China Wu Qian dalam konferensi pers menjelaskan bahwa pemerintah pusat terus memantau situasi di Hong Kong.

Ditanya cara mereka menangani situasi, Wu mencatat telah ada "ketentuan yang jelas" dalam aturan perundang-undangan garnisun Hong Kong.

Dalam undang-undang itu disebutkan pemerintah Hong Kong bisa meminta bantuan garnisun atau pasukan demi "mempertahankan ketertiban umum".

Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) telah mendirikan garnisun di Hong Kong sejak 1997, setelah wilayah itu dikembalikan oleh Inggris ke China.

Namun, pasukan itu jarang terlihat di hadapan publik.

4. Merilis Video Propaganda Latihan Militer China

Militer China merilis sebuah video propaganda yang memperlihatkan latihan pasukan bersenjata dalam menanggapi aksi unjuk rasa.

Video berdurasi tiga menit itu diunggah ke media sosial pada Rabu (31/7/2019), di tengah ketegangan yang meningkat di Hong Kong, menyusul serangkaian aksi unjuk rasa massa pro-demokrasi yang berulang kali berakhir ricuh.

Dalam video turut ditampilkan aksi pasukan PLA yang menggunakan helikopter, peluncur roket, tank, serta perangkat keras militer lainnya.

Video yang diunggah pasukan Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) di Hong Kong itu disertai keterangan yang menyatakan "kepercayaan diri" dan "kemampuan" untuk menjaga keamanan di kota semi-otonom di selatan daratan China.

"Kami percaya diri dan mampu mempertahankan kedaulatan nasional, keselamatan, kepentingan pembangunan, dan menjaga kemakmuran dan stabilitas Hong Kong dalam jangka panjang," tulis keterangan video.

5. Tegaskan Siap Melindungi Kedaulatan di Hong Kong

Komandan garnisun Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) Hong Kong, Chen Daoxiang menyampaikan bahwa bentrokan kekerasan tidak seharusnya ditoleransi dan bahwa tentara bertekad untuk melindungi kedaulatan China.

"Baru-baru ini, ada serangkaian insiden yang sangat kejam terjadi di Hong Kong. Hal itu telah merusak kemakmuran dan stabilitas kota, dan menantang aturan hukum dan ketertiban sosial."

"Insiden itu telah mengancam kehidupan dan keselamatan warga Hong Kong secara serius, dan melanggar dasar dari 'satu negara, dua sistem'," kata Chen.

"Kami dengan tegas mendukung tindakan mempertahankan aturan hukum Hong Kong oleh orang-orang yang mencintai bangsa dan kota."

"Kami bertekad untuk melindungi kedaulatan nasional, keamanan, stabilitas dan kemakmuran Hong Kong," kata Chen.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hendak Masuk Hong Kong, Kapal Perang AS Ditolak China".

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved