Ambulans Dilarang Bawa Jenazah, Supriadi Sedih Hingga Rela Jalan Kaki Bopong Jenazah sang Anak
Paman almarhum menceritakan kronologi gendong jenazah bocah di Tangerang setelah ambulans Puskesmas tidak bisa dipakai. Dinkes Tangerang memberi jawab
Beruntungnya, setelah di jembatan penyebrangan orang, Supriadi yang bergegas gotong mayat keponakannya itu tiba-tiba saja ada yang memanggilnya.
"Alhamdulillah ada orang baik yang nolong saya. Pengendara mobil di dalamnya ada 4 orang sekeluarga"
"Mereka nawarin untuk membawa jenazah keponakan saya ini sampai ke rumah," papar Supriadi. (dik)
Kronologi Lengkap
Paman almarhum menceritakan kronologi gendong jenazah bocah di Tangerang setelah ambulans Puskesmas tidak bisa dipakai. Dinkes Tangerang memberi jawaban.
Sebuah video yang menunjukkan seorang laki-laki gendong jenazah bocah berjalan kaki di Puskesmas Cikokol, Tangerang, menjadi perbincangan netizen pada hari ini, Minggu (25/8/2019).
Video itu diunggah di berbagai akun media sosial, salah satunya oleh akun Instagram @tantee_rempoong_official.
Dalam keterangan video tersebut disebutkan bahwa ayah jenazah anak itu yang bernama Muhammad Husen meminta pihak puskesmas mengantarkan jasad anaknya dengan ambulans.
Tetapi, pihak Puskesmas menolak dengan alasan mobil itu hanya untuk pasien sakit.
Lalu pria yang disebutkan sebagai Ayah Husen tersebut lantas menggendong jenazah anaknya dengan berjalan kaki hingga akhirnya ia ditolong oleh seorang pengendara mobil.
Supriyadi (40) adalah pria yang ada di dalam video singkat tersebut.
Saat ditemui di kediamannya di Kampung Kelapa Indah, Cikokol, Kota Tangerang, Supriadi mengatakan, sejatinya ia merupakan paman almarhum Muhammad Husen (9).
Cerita Lengkap Gendong Jenazah Bocah di Tangerang
Kepada wartawan, ia lantas menceritakan kejadian sebenarnya yang terjadi pada Jumat (23/8/2019) lalu.
Awalnya, kata Supriyadi, ia mendapat kabar bahwa keponakannya tersebut hanyut di Kali Cisadane sekitar pukul 15.00 WIB.