Disertasinya Soal Seks Pranikah Jadi Pro Kontra, Abdul Aziz : Saya Akan Revisi, Butuh 2-3 Bulan
Disertasi itu mendapat tanggapan pro dan kontra dari netizen dan sejumlah tokoh, dengan berbagai pendapat dan argumen
Tapi yang terjadi malah sebaliknya.
Menjadi hari-hari yang cukup "mencekam".
Apakah netizen salah memahami disertasi itu?
Seharusnya karya akademis ditanggapi dengan argumen secara akademis juga.
Saya kira mereka dijangkiti semacam perasaan apriori dan otoritarianisme.
Sehingga bersikap berlebihan terhadap orang yang berbeda pemikiran dengan mereka.
Apa pembelaannya supaya netizen memahami argumentasi dari sisi akademisi?
Ya semestinya untuk merespon karya ilmiah dengan cara ilmiah pula.
Bukan dengan emosional, apriori, intoleran, apalagi otoritarianisme.
Tak ada karya yang sempurna.
Tak ada karya yang mutlak benar.
Tetapi, sebuah karya sejelek apapun masih lebih baik daripada tidak berkarya.
Nabi Muhammad sangat menghargai sebuah karya.
Kan dikatakan, jika benar mendapat dua pahala, jika salah mendapat satu pahala?
Sebenarnya setuju dengan pendapat Muhammad Syahrur?