Pemain SSB Bina Prestasi Terlantar, Pemain Sempat Dikabarkan Akan Mengemis, Tapi Akhirnya Pulang
SSB Bina Prestasi ini baru saja mengikuti Piala Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) untuk kategori U-16 di Kota Banten
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Sekolah Sepak Bola (SSB) Bina Prestasi akhirnya dapat dipulangkan ke Batam, Sabtu (7/9/2019).
Sekolah Sepak Bola (SSB) Bina Prestasi ini sebelumnya sempat membuat heboh persepakbolaan Kota Batam,
Diketahui, SSB Bina Prestasi ini baru saja mengikuti Piala Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) untuk kategori U-16 di Kota Banten, Tangerang, yang diadakan beberapa hari lalu.
• Alfred Riedl Belum Juga Gabung, Wolfgang Pikal Pimpin Latihan Taktik Persebaya Surabaya
• RSUD Embung Fatimah Buka Jasa Penitipan Anak, Tapi Sementara Khusus Karyawan
• Melalui PATEN dan PTSP, BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Cakupan Peserta
Walau menjuarai kompetisi serupa untuk tingkat lokal, baik kota maupun provinsi, SSB Bina Prestasi Batam gagal dalam turnamen kali ini.
"Kami tidak lolos grup. Hanya menempati peringkat tiga, dari lima kontestan di satu grup itu," jelas Zulkifli, manager tim, Jumat (6/9/2019), melalui sambungan telepon.
Atas hasil yang diperoleh, SSB ini gagal untuk melanjutkan turnamen untuk babak selanjutnya.
Melihat ini pun, Zulkifli mengakui persiapan yang minim menjadi kendala utama timnya.
"Untuk tingkat lokal waktu itu kami berbenah hampir satu tahun. Artinya ada persiapan yang matang, dan kali ini memang tanpa persiapan," sambungnya.
Ia pun tak ingin menyalahkan siapa pun atas hasil ini walau sebelumnya tim serta para pemain SSB Bina Prestasi Batam diterpa kabar tak sedap.
"Akibat pemberitaan yang menyebut kami sampai mengemis untuk pulang ke Batam membuat kondisi makin buruk. Banyak orangtua khawatir dan menelpon saya untuk menanyai kondisi anaknya," ungkapnya dengan nada sedikit kesal.
Tak hanya itu, Zulkifli pun mengaku iri dengan tim SSB dari daerah lain di Indonesia.
Menurutnya, tiap SSB itu mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah setempat.
Tak muluk-muluk, ia hanya meminta pemerintah dapat memperhatikan perkembangan bakat muda di tiap cabang olahraga, terutama sepak bola.
"Setahu saya, dana untuk SSB memang tidak dianggarkan oleh pemerintah, tetapi dapat dibantu oleh pemerintah seperti perlengkapan latihan, perawatan lapangan, dan insentif untuk kepelatihan," jelasnya lagi.
Ia pun menyarankan agar ke depannya pihak Kemenpora dapat memberikan surat rekomendasi kepada tiap dinas pemuda dan olahraga (dispora) provinsi agar keterlibatan SSB lainnya pada Piala Menpora tahun berikutnya turut mendapat bantuan dari pemerintah.
"Bagaimana dispora mau anggarkan jika tak ada pemberitahuan dari Kemenpora? Jika ada rekomendasi dari Kemenpora, tentu pemerintah juga berani untuk memberikan anggaran terhadap setiap tim yang mengikuti turnamen," tambahnya.
Dari informasi yang Tribun dapatkan darinya, diketahui penyelenggaraan ini bukanlah agenda kegiatan dari pihak Asprov PSSI Kepri maupun Asprov PSSI Batam.
Turnamen ini merupakan agenda dari Kemenpora sendiri dan bukan ranah PSSI.
Hal ini juga dijelaskan oleh pengurus Askot PSSI Batam, Sandro.
Saat dihubungi, Sandro mengungkapkan agenda kegiatan PSSI salah satunya adalah Piala Suratin.
"Itu memang bukan agenda kami, namun kami mendukung penuh penyelenggaraannya.
Toh juga untuk pengembangan bakat sepak bola di Batam," tegasnya.
Selain itu, Sandro juga mengatakan, pihaknya sangat menyayangkan peristiwa ini terjadi.
"Ke depan, agenda kita juga akan dimulai. Mungkin dalam satu atau dua minggu lagi sudah dimulai kompetisi lokal Batam untuk U-14," ungkapnya.
Sandro pun berpesan, agar ke depannya setiap tim yang akan mengikuti turnamen serupa jangan memaksakan kehendak jika perihal pendanaan belum memadai.
"Kan kasihan juga nanti kalau kejadian ini terus berulang," tandasnya. (dna)