Guru yang Cabuli Lima SiswI Bantah Kabur ke Karimun, Keberadaannya Diketahui Setelah Dipancing Guru
Prasetyo mengatakan, polisi mengetahui tersangka berada di Karimun berdasarkan informasi dari salah satu guru yang berpura-pura menelepon tersangka
TRIBUNBATAM.ID, BATAM - SuharYono alias Moel Kharisma, guru olahraga SD di Batam yang telah mencabuli 5 sisiwnya ditangkap polisi di Karimun, Provinsi Keprti.
Suhayono yang ditangkap Jumat (6/9/2019) ini membantah kepergiannya ke Karimun itu untuk melarikan diri.
Kepada polisi yang memeriksanya, Suharyono mengaku ke Karimun untuk menenangkan diri.
"Pengakuan tersangka, dirinya tidak kabur melainkan hanya ingin menenangkan diri," kata Kapolresta Barelang AKBP Prasetyo Rachmat Purboyo di sela sertijab Dandim 0316 Batam, Sabtu (7/9/2019), seperti dilansir Kompas.com.
"Namun Suharyono belum mengaku di Karimun dirinya di tempat siapa," kata Prasetyo.
Prasetyo mengatakan, pihaknya tidak mempedulikan alasan apa pun yang disampaikan pelaku ke Karimun.
Menurutnya, pelaku pergi ke Karimun jelas adalah upaya untuk melarikan diri.
Sampai saat ini, lanjut Prasetyo, Suharyono bersikap kooperatif saat diperiksa dan tidak berbelit-belit dalam memberikan keterangan.
Prasetyo mengatakan, polisi mengetahui tersangka berada di Karimun berdasarkan informasi dari salah satu guru yang berpura-pura menghubungi tersangka via telepon seluler.
Awalnya, pria ini enggan menyebutkan keberadaannya di mana.
Namun setelah dilakukan pendekatan, akhirnya Suharyono mengakui bahwa dirinya sedang berada di Kabupaten Karimun.
Perbuatan asusila terhadap anak murid yang dilakukan tersangka terkuak setelah salah satu korbannya bercerita kepada orangtua.
Orangtua korban langsung melaporkan kejadian itu ke polisi.
Dalam penyelidikan, jumlah korban diketahui 5 orang, satu di antaranya bahkan memilih pindah sekolah.
Perbuatan dilakukan tersangka dengan modus hipnoterapi. Saat melakukan terapi itu, pelaku bebas menyentuh organ sensitif para siswinya.
Tiga Hari Kabur
Diketahui pelaku, Suharyono telah kabur sejak 3 hari setelah orangtua korban mengetahui tindakan itu.
Berdasarkan keterangan pihak sekolah, sudah ada 3 laporan yang diterima sekolah dan informasi dari KPPAD ada 6 orangtua korban yang telah melapor, sedangkan laporan ke unit Reskrim baru 1 laporan.
Suharyono oknum guru yang melakukan pencabulan terhadap belasan muridnya akhirnya dipecat oleh pihak sekolah sebagai sanksi terhadap perilaku tak senonohnya.
Kepala Sekolah SD yang berlokasi di Batam Centre tersebut mengakui jika M melakukan perbuatan asusila dengan modus melakukan hipnoterapi terhadap murid-muridnya.
"Modus yang dipakai metode hipnoterapi," ujar Kepala sekolah kepada Tribunbatam.id, Kamis (5/9/2019).
Mengenai proses hukum yang akan diambil pihak sekolah mengaku akan menyerahkannya pada orangtua korban.
"Proses hukumnya kita serahkan kepada orangtua korban" ujarnya.
Namun, pihak sekolah mengatakan akan siap membantu dan memfasilitasi orangtua korban dalam proses hukum.
"Kami akan membantu dan memfasilitasi untuk proses hukum" ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Suharyono, oknum guru sekolah dasar (SD) di kawasan Batam Centre yang diduga melakukan pencabulan terhadap siswa SD di tempatnya mengajar melarikan diri setelah ketahuan melakukan perbuatan tak senonoh terhadap anak didiknya.
Pria berusia 45 tahun tersebut disebut telah mengajar di sekolah tersebut selama 4 tahun belakangan.
Diduga sedikitnya sudah belasan anak menjadi korban pelampiasan hawa nafsu pria itu.
Berdasarkan keterangan pihak sekolah sudah ada 3 laporan yang diterima sekolah, sedangkan informasi dari KPPAD ada 6 orangtua korban yang telah melapor.
Kepala sekolah SD (dirahasiakan untuk melindungi korban) saat dikonfirmasi Tribunbatam.id mengaku prihatin dengan kejadian tersebut.
“Saya tak menduga, dia bisa melakukan perilaku seperti ini,” ujarnya kepada Tribunbatam.id dengan nada sedih, Kamis (5/9/2019).
Ia menceritakan, selama ini Suharyono dikenal sangat baik dan sangat disukai anak-anak.
Bahkan dia begitu peduli pada anak murid, sehingga beberapa orangtua siswa sendiri pun mengenalinya.
Selama ini, poria ini tinggal di mess milik yayasan dan mengajar semua mata pelajaran di sekolah, namun terutama sekali pelajaran olahraga.
Berdasarkan hasil pantauan Tribunbatam.id di area sekolah tersebut, sejumlah orangtua korban mendatangi sekolah.
Tampak petugas kepolisian bersama KPPAD sedang melakukan dialog dengan orangtua korban.