Hadapi Pasukan Misterius, Mantan Ajudan Ungkap Bersenjata Lengkap Pernah Tidur di Kolong Pak Habibie

TB Hasanuddin, manjatan mengungkap kala itu dirinya mendapat banyak informasi adanya pasukan liar dan misterius

ISTIMEWA
Presiden ke 3 Republik Indonesia (RI) BJ Habibie. Salah satu ajudannya (berdiri di belakang sebelah kanan), Mayjen Purnawirawan Tubagus (TB) Hasanuddin 

#Hadapi Pasukan Misteri, Mantan Ajudan Ungkap Bersenjata Lengkap Pernah Tidur di Kolong Pak Habibie

TRIBUNBATAM.id - Mantan Perwira tinggi TNI AD TB Hasanuddin punya kenangan spesial dengan sosok BJ Habibie

TB Hasanuddin, pria lulusan Akmil 1974 ini pernah menjadi ajudan saat Habibie menjadi presiden Republik Indonesia.

Menurut politikus PDI Perjuangan ini, Habibie adalah sosok yang sangat dekat dengan pembantunya. Meski menjabat sebagai presiden, namun Habibie adalah sosok yang ramah dan egaliter kepada siapa pun.

"Beliau seorang tokoh nasionalis, seorang negarawan tapi juga beliau sangat dekat dengan pembantunya. Dengan ajudan pun kadang-ajak makan satu meja bareng, kemudian mengambilkan nasi. Ngobrol sambil guyon. Jadi, tidak ada tabir yang menghalangi," ungkap Hasanuddin.

BJ Habibie saat mendampingi Presiden yang mengumumkan pengunduran dirinya, 1998 silam.
BJ Habibie saat mendampingi Presiden yang mengumumkan pengunduran dirinya, 1998 silam. (Reuters/era.id)
Dirinya sangat menghormati pendapat orang lain. Selain itu, menurut Hasanuddin, Habibie adalah sosok yang cinta keluarga terutama sang istri, Hasrie Ainun Habibie atau Ainun Habibie.

Ada satu kenangan yang paling diingat Hasanuddin saat dirinya menjadi ajudan.

Hasanuddin mengungkap, Habibie sangat menghargai sang istri.

"Beliau sangat setia, saya kagum dengan kesetian beliau," tutur Hasanuddin.

Pernah satu waktu, Habibie dijadwalkan bertemu pemimpin negara asing. Saat itu, Habibie yang didamping oleh TB Hasanuddin sudah dalam perjalanan.

Namun Habibie meminta untuk kembali ke rumahnya untuk mengambil kopi buatan Ainun. Padahal Hasanuddin sudah menyatakan bersedia membuatkan kopi untuknya. 

"Saya sampaikan bapak ditunggu disana, ya ayo kenapa tidak suruh saya saja menyiapkan kopi. Terus kata beliau "oh tidak, ini Ibu Ainun yang buat"," ungkap Hasanuddin.

Saat wawancara via sambungan telepon bersama KompasTV, Hasanuddin berkisah cerita menarik saat mendampingi Habibie pada 1998-1999. SaatHabibie menjadi presiden, saat situasi Indonesia sedang kacau.

Hasanuddin kemudian mengungkap kala itu dirinya mendapat banyak informasi, adanya pasukan liar.

Mendengar informasi tersebut, pihaknya langsung siaga untuk menjaga Habibie dan keluarga. Siapapun yang ke pasar, cerita Hasanuddin harus didampingi.

"Kami jaga beliau. Kami awasi , bahkan yang belanja ke pasar kami dampingi supaya tidak terjadi hal-hal," cerita Hasanuddin.

"Ketika malam hari, katanya akan ada prajurit atau kelompok liar. Saya tidur di bawah tempat tidur Pak Habibie. Saya tidur bersenjata lengkap dan pakaian training," katanya.

BJ Habibie meninggal dunia pada hari ini sekira pukul 18.05 WIB di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat. BJ Habibie dirawat di RSPAD sejak 1 September 2019 lalu.

Untuk menangani kesehatan BJ Habibie, sebanyak 44 dokter Kepresidenan ‎telah disiapkan. Mereka terdiri dari 34 tim panel ahli dan 10 dokter pribadi presiden. Ada 44 dokter yang tergabung dalam tim dokter kepresidenan yang menangani kesehatannya. Mereka adalah para dokter spesialis dari berbagai bidang, dari ahli jantung hingga otak.

Kondisi Habibie dikabarkan menurun dalam beberapa tahun terakhir. Dokter masih memantau perkembangan kondisi Habibie. Sebelumnya, Habibie juga menjalani perawatan pada 2018. Kondisi kesehatannya menurun karena kelelahan setelah melakukan kegiatan di berbagai kota di Indonesia.

Di tahun yang sama, ia juga sempat dirawat di Jerman karena mengalami kebocoran klep jantung.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kenangan TB Hasanudin: Dengan Senjata Lengkap Saya Tidur di Kolong Tempat Tidur Pak Habibie

Prosesi pemakaman Presiden ke-3 RI Bacharuddin Jusuf Habibie di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, akan digelar pada Kamis (12/9/2019) pukul 14.00 WIB.

Informasi itu diungkapkan Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi KSP Ali Mochtar Ngabalin di rumah duka, Jalan Patra Kuningan XIII Blok L15/7 No.5, Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu (11/9/2019).

Acara pemakaman akan didahului dengan penyerahan jenazah dari keluarga kepada negara sekitar pukul 12.30 WIB.

"Disepakati dengan keluarga, untuk besok, upacara penyerahan dari keluarga kepada negara pada pukul 12.30 WIB," kata Ngabalin.

 

Perwakilan pihak keluarga yang menyerahkan jenazah Habibie adalah Thareq Kemal Habibie.

Adapun, perwakilan negara yang menerimanya, yakni Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman.

Selanjutnya, pemakaman akan dilakukan secara kemiliteran dengan dipimpin oleh Garnisun TNI.

Jenazah akan dibawa ke TMP Kalibata sekitar pukul 13.00 WIB.

Jenazah diperkirakan tiba di area pemakaman 30 menit kemudian.

"Kemudian pukul 14.00 WIB upacara di Taman Makam Pahlawan yang akan langsung dipimpin Bapak Presiden Republik indonesia," kata dia.

Pada saat penurunan jenazah ke liang lahat, putra Habibie lainnya, yakni Ilham Akbar Habibie yang akan menjadi orang pertama menurunkannya.

Penaburan bunga sebagai prosesi selanjutnya akan dilakukan pertama kali oleh adik Habibie, Suyatim Abdurrahman Habibie.

"Sementara pidato atas nama keluarga, Mas Thareq," lanjut Ngabalin.

BJ Habibie meninggal dunia di RSPAD Gatot Soebroto pada Rabu (11/9/2019) malam.

Ia meninggal karena usia yang sudah tua dan riwayat penyakit yang diderita.

Menurut putra Habibie, Thareq Kemal Habibie, sang ayahanda wafat karena faktor usia dan masalah pada jantungnya.

"Karena penuaan tersebut, organ-organ tubuh mengalami degradasi, menjadi tidak kuat lagi. Jantungnya menyerah," kata Thareq Kemal.

Habibie diketahui telah menjalani perawatan intensif di rumah sakit sejak 1 September 2019.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Begini Rencana Pemakaman Habibie di TMP Kalibata, Kamis Besok"

Hari Berkabung Nasional

Presiden ketiga RI Bacharuddin Jusuf Habibie meninggal dunia, Rabu (11/9/2019).

Pria kelahiran Parepare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936 itu meninggal akibat penyakit yang dideritanya.

Kabar meninggalnya Habibie dipastikan putra Habibie, Thareq Kamal Habibie.

BJ Habibie meninggal dunia pukul 18.05 WIB.

Menurut Thareq Kemal Habibie, ayahnya wafat karena faktor usia dan masalah pada jantungnya.

"Karena penuaan itu, organ-organ tubuh mengalami degradasi, menjadi tidak kuat lagi, jantungnya menyerah," kata Thareq Kemal.

Menteri Sekretariat Negara (Mensesneg) Pratikno mengatakan, hari berkabung nasional ditetapkan selama tiga hari, hingga Sabtu (14/9/2019).

Pratikno
Menteri Sekretariat Negara (Mensesneg) Pratikno (Seno Tri Sulistiyono/Tribunnews.com)

Selama tiga hari tersebut, ia mengimbau warga serta sejumlah kantor, lembaga negara, baik di dalam maupun luar negeri untuk mengibarkan bendera setengah tiang.

"Kami mengajak kantor-kantor, lembaga negara, di dalam dan di luar negeri untuk mengibarkan bendera setengah tiang," kata Pratikno dari siaran langsung TVOne.

Pratikno juga menyampaikan, Habibie akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata di samping makam sang istri, Hasri Ainun Besari.

Riwayat Penyakit BJ Habibie

Sepanjang perjalanan BJ Habibie semasa hidup, kerap kali mendapatkan perawatan intensif.

Terakhir sebelum tutup usia, BJ Habibie dirawat intensif oleh Tim Dokter Kepresidenan (TDK) di RSPAD Gatot Soebroto.

Ketua Tim Dokter Kepresidenan (TDK) Prof dr Azis Rani dalam keterangan resminya menyebutkan BJ Habibie masuk RSPAD sejak 1 September 2019.

Sebanyak 44 dokter kepresidenan disiapkan untuk menangani kondidi BJ Habibie.

Namun, hingga saat ini belum ada informasi mengenai penyakit yang diderita Habibie.

Berikut ini riwayat sakit BJ Habibie dirangkum Tribunnews.com dari berbagai sumber:

1. Infeksi bakteri

Mengutip dari Kompas.com, pada Maret 2016, BJ Habibie sempat menjalani perawatan intensif di RSPAD Gatot Soebroto.

BJ Habibie mengalami demam selama beberapa hari.

Direktur Habibie Centre saat itu, Rahimah Abdulrahim mengatakan, demam yang dialami Habibie disebabkan karena adanya infeksi bakteri.

Saat itu, Habibie terus diperiksa secara rutin pagi dan sore.

Ia juga diberikan antibiotik oleh dokter.

2. Bronkitis

Mengutip dari chanel YouTube BeritaSatu, pada November 2017, BJ Habibie sempat menjalani perawatan di RSPAD Gatot Soebroto karena menderita bronkitis.

3. Klep jantung bocor

Pada Maret 2018, BJ Habibie dirawat di rumah sakit di Jerman karena mengalami masalah pada klep jantung.

Awalnya Habibie mengalami sesak napas.

Ia kemudian dibawa ke Klinik Starnberg di Muenchen.

Hal ini disampaikan oleh sekretaris pribadi Habibie, Rubijanto.

Rubijanto sempat berbicara melalui sambungan telepon dengan Habibie pada Kamis (1/3/2019).

"Dengan suara parau beliau menjelaskan bahwa pada awalnya sulit dan sesak bernapas yang terjadi pada Selasa," katanya dalam keterangan tertulis dikutip dari Kompas.com.

Setelah diperiksa oleh tim dokter, Habibie mengalami kebocoran pada klep jantungnya.

Kebocoran tersebut menyebabkan adanya penumpukan air di paru-paru.

Bahkan penumpukan mencapai 1,5 liter yang membuat BJ Habibie sulit bernapas.

Tekanan darahnya pun menjadi tinggi.

"Tensi (tekanan darah) meningkat sampai 180 atas," tambah Rubijanto.

Habibie kemudian menjalani operasi jantung dengan metode canggih.

Selain beberapa penyakit tersebut, Habibie juga kerap dirawat di rumah sakit akibat kelelahan.

Pada Oktober 2014, Habibie sempat dilarikan di IGD RS Borromeus, Kota Bandung.

Habibie diduga mengalami kelelahan setelah menghadiri acara pelantikan Presiden dan Wakil Presiden saat itu.

Pada Agustus 2018, Habibie juga dirawat di RSPAD Gatot Soebroto karena kelelahan akibat padatnya aktivitas.

Saat itu, Habibie sibuk menghadiri sejumlah kegiatan.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Rencana Pemakaman BJ Habibie di TMP Kalibata Hari Ini

Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved