Saat Padamkan Api di Rawa Kering, Petugas Temukan Sarang Belasan Ekor Ular yang Sudah Hangus
Yang membuat petugas heran, lahan seluas 500 meter persegi itu ternyata dihuni banyak satwa liar, bahkan diduga sebagai sarang ular.
Personil yang bertugas mengambil air bergerak ke sungai untuk menyedot persediaan air dan diantar ke lokasi pemadaman.
"Katanya ada juga anaknya di samping induknya itu. Anggota itu yang cerita ke saya langsung," tambah Robby.
Setelah menyiarkan kabar keberadaan binatang buas bernama latin Panthera Tigris Sumatrae tersebut, seluruh personil diminta waspada dan mawas diri karena sewaktu-waktu bisa berhadapan dengan harimau.
Kisah horor itu tak berhenti sampai di situ saja dan harimau masih menampakkan diri kepada petugas.
Tepat pada malam hari personil memilih menginap di lokasi Karhutla untuk mengefektifkan pemadaman jika pulang ke rumah.
Di tengah malam, "Si Belang" mengaum beberapa kali dan sangat jelas terdengar oleh petugas.
"Kami di lokasi diam-diam aja dan sama-sama tahu. Tak ada membahas itu lagi, karena takut ia muncul lagi. Seperti kata orangtua dulu kalau kita cerita tentang benda itu di tengah hutan, kita didatangi," katanya.
Hingga proses pemadaman tuntas dan berpindah di lokasi lain, tidak terjadi konflik antara personil dengan kucing besar tersebut.
Diperkirakan Si Mbah keluar dari habitatnya lantaran sebagian hutan terbakar dan menimbulkan asap tebal.
Hal itu membuat ia mencari lokasi baru yang aman dari kebakran lahan.
Bertemu King Cobra

Berbeda lagi dengan kisah yang dialami tim gabungan damkar di Kecamatan Pangkalan Kerinci yang sudah sebulan lebih berjibaku dengan api.
Para pejuang api itu kerap bertemu ulang selama memadamankan api di Jalan Lingkar Timur dan Jalan Lintas Timur Kota Pangkalan Kerinci.
Terakhir petugas bertemu dengan ular paling beracun di dunia, yakni king cobra.
"Itu kejadian semalam, kami ketemu ular king cobra tepat di bawah kaki. Untung saja sudah mati terbakar, kalau tidak repot lagi urusannya," ujar Camat Pangkalan Kerinci, Dody Asmasaputra sambil tertawa mengenang kisah itu.