Pekerjakan 47 Penipu asal Cina, Cj Harus Keluarkan Rp 100 Juta Perbulan Untuk WNA di Batam

Along yang merupakan pengawas dalam aktivitas puluhan WNA mengatakan CJ lah yang menanggungjawabi semua aktivitas mereka selama di Batam.

TRIBUNBATAM.ID/BERES LUMBANTOBING
Penangkapan 47 pelaku kejahatan siber di Batam Rabu (18/9/2019) di dua ruko di Batam 

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Tidak tanggung-tanggung, CJ alias AL seorang dalang dibalik penipuan dan pemerasan yang dilakukan puluhan Warga Negara Asing (WNA) harus mengeluarkan ratusan juta rupiah untuk membiayai aktivitas para WNA selama berada di Kota Batam.

Hal itu terungkap saat seorang WNA asal Taiwan, Along mengakui bahwa mereka hanya bekerja berdasarkan petunjuk dari CJ.

Along yang merupakan pengawas dalam aktivitas puluhan WNA mengatakan CJ lah yang menanggungjawabi semua aktivitas mereka selama di Batam.

 Respon Lucinta Luna Pasca Kepala Botaknya tak Sengaja Bocor di TV, Ternyata Punya Misi Rahasia Ini!

Sedikitnya dalam satu bulan mereka diberi biaya hidup 100 juta rupiah.

Namun cara pemberian uang itu tidak langsung kepada para WNA, nantinya ada bagian yang mengatur keuangan hingga bagaimana mereka dapat komisi.

Namun Along merasa sedih, selama bekerja hampir dua bulan melakukan aktivitas penipuan dan pemerasan puluhan WNA belum terima gaji.

“Katanya kami akan diberi imbalan setelah nanti kembali pulang ke negara asal,” tutur Along dalam bahasa Taiwan kepada Tribunbatam.id.

Kendalikan lewat Batam

Memanfaatkan kegelisahan korban, Puluhan pelaku penipuan asal Taiwan dan China meraup keuntungan fantastis.

Dalam Ekspose perkara di Polresta Barelang tersebut, terungkap kalau para pelaku menipu dengan cara yang tidak biasa.

Mereka Juga merupakan sindikat tindak pidana kejahatan penipuan dan pemerasan terhadap para korban yang tidak berdosa dari negara asal pelaku.

Hal itu diungkapkan Kapolresta Barelang, AKBP Prasetyo Rahmad Purboyo saat menggelar konferensi pers, Jumat (20/09/2019).

Ia menerangkan bahwa aktivitas puluhan WNA yang terdiri dari 43 laki-laki dan 4 perempuan itu merupakan kejahatan yang memanfaatkan teknologi.

 

“Mereka menggunakan teknologi internet alias siber untuk menipu warga negaranya yang ada di China dan Taiwan,” ujar Kapolres.

Dalam melancarkan aslinya, mereka berpura pura sebagai petugas polisi China, kemudian mereka mencari korban dengan menghubungi korban yang menjadi target sasaran.

Dengan alasan bahwa ada keluarga mereka yang sedang dalam masalah kemudian meminta imbalan dengan car di transfer.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved