Sumini Wanita yang Dianggap Sayap PKI Disiksa 6 Tahun di Penjara, Simak Sosok Eks Ketua Gerwani Ini
Gerwani dianggap sebagai organisasi sayap PKI dan ikut melakukan aksi kekejaman terhadap 7 jenderal TNI
#Sumini Wanita yang Dianggap Sayap PKI Disiksa 6 Tahun di Penjara, Simak Sosok Eks Ketua Gerwani Ini
TRIBUNBATAM.id - Sumini, adalah mantan aktivis perempuan yang tergabung dalam Gerwani Pati, Jawa Tengah.
Sumini, wanita dianggap sayap PKI ini berkisah di masa lalu pernah mengalami penyiksaan di penjara selama 6 tahun.
Saat aksi gulung PKI dan simpatisannya, Sumini pun harus terjaring oleh aparat.
Dikutip dari Kompas.com, wanita bernama lengkap Deborah Sumini ini harus dipenjara selama 6 tahun lebih, meski ia mengaku tak tahu-menahu soal G30S/PKI.
Berbagai siksaan dan cemoohan harus ia terima selama dalam penjara, dan kisah pedih ini akan terus melekat di benak Sumini.

Bahkan, hingga usianya menginjak 70an pun Sumini masih tak memahami apa yang menjadi dosa besar dirinya saat bergabung dengan Gerwani.
"Kami dibilang bejat moralnya. Itu setiap hari yang masih saya dengar. Belum lagi digebuki setiap pemeriksaan," kata Sumini saat ditemui di sela acara "Simposium Membedah Tragedi 1965" di Hotel Aryaduta, Jakarta, dua tahun silam oleh Kompas.com (18/4/2016).
Setelah peristiwa G30S/PKI meletus, Gerwani menjadi salah satu organisasi yang dituduh sebagai sayap PKI.
Mereka pun menjadi sasaran penumpasan PKI.
Sumini dan beberapa temannya ditangkap oleh tentara sekitar tanggal 21 November 1965.
Sumini sempat mendekam selama 5 bulan di penjara Pati, kemudian dipindahkan ke lembaga pemasyarakatan khusus wanita di Bulu, Jawa Tengah.
Hingga 6 tahun lebih dipenjara, Sumini tidak pernah diadili.
Saat itu, Gerwani dianggap sebagai organisasi sayap PKI dan ikut melakukan aksi kekejaman terhadap 7 jenderal TNI.
Sampai saat inipun, Sumini kerap menerima teror dan stigma sepanjang hidupnya.
Setelah dilepaskan dari tahanan, Sumini mengaku teror yang dialaminya masih terus berlanjut
Hampir setiap hari dia dihubungi oleh pihak kepolisian.
Hal itu ntuk menanyakan tentang keberadaan Sumini.
Selain itu turut menanyakan apa saja yang akan ia lakukan di luar rumah.
Gerak-gerik Sumini selalu diawasi.
Sumini mengungkapkan, beberapa kali dia dan korban tragedi 1965 dilarang oleh pihak berwajib.
Bahkan, dilarang oleh sekelompok masyarakat tertentu.
Hal itu untuk membuat acara pertemuan.
Meskipun, sekadar arisan atau temu kangen.
Nasib Tragis Perwira Tinggi TNI AU Omar Dhani
Tak hanya dari kalangan sipil, pembersihan PKI juga dilakukan di kalangan militer.
Salah satunya yang terkena pembasmian PKI adalah seorang Perwira Tinggi TNI AU bernama Omar Dhani.
Nasib tragis dialami oleh seorang perwira tinggi TNI AU, Marsekal Madya Udara TNI Omar Dhani.
Meski kariernya moncer dan banyak berjasa bagi AURI (sekarang TNI AU), tapi perwira tinggi TNI AU ini dipenjara karena dianggap sebagai PKI.
Hal ini juga tak lepas dari keloyalannya dengan Soekarno kala itu.
Dilansir dari sosok.id dalam artikel 'Omar Dhani, Membawa TNI AU Terkuat di Belahan Selatan Dunia.
Namun Runtuh Karena Kecurigaan', Omar Dhani lahir di Vorstenlanden (Kota Solo), tepatnya pada 23 Januari 1924
Ia merupakan anak dari KRT Reksonegoro, Asisten Wedana Gondangwinangun Klaten.
Omar menjadi salah satu prajurit cemerlang yang dimiliki AURI (sekarang TNI AU) kala itu.

Sejalan dengan pendahulunya, Halim Perdanakusuma, Omar Dhani punya cerita yang hampir sama, ia lulusan terbaik Royal Air Force Staff College di Andover Inggris pada 1956.
Masa kecil Omar Dhani menempuh studi di Hollandsche Inlandsche School (HIS) Klaten, lanjutkan studi di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) Solo, Omar Dhani remaja masuk ke Algemeene Middlebare School (AMS) Yogyakarta tahun 1942.
Omar Dhani lulus studi ketika situasi Indonesia yang baru seumur jagung itu bergejolak mengawali jadi seorang penyiar radio RRI, Omar Dhani remaja pernah menjadi Informan bagi Markas Besar Tentara di Jakarta.
Ia juga tercatat pernah bekerja di Dinas Penerangan lalu lanjut bekerja di Javanesche Bank, namun tak lama ia keluar.
Tahun 1950 AURI (sebelum TNI AU) membuka pendaftaran dan Omar Dhani pun mendaftar menjadi anggota AURI.
Waktu itu ia berusia 26 tahun.
Tak lama kemudian pada November 1950, sekitar 60 Penerbang AU termasuk Omar Dhani dikirim untuk belajar di Academy of Aeronautics, TALOA (Trans Ocean Airline Oakland Airport) di California.
Setelah menyelesaikan segala jenis studi kedirgantaraan di luar negeri, seperti yang pernah ditulis oleh Asvi Warman Adam, hanya dalam 9,5 tahun masa abdi di AU, ia sudah menduduki posisi Menteri/Kepala Staff Angkatan Udara pada 19 Januari 1962.
Dimasa kepemimpinan Omar Dhani, AURI pernah menjadi satuan terkuat di Belahan Dunia Selatan.

Menurut catatan Tomi Lebang dalam "Sahabat Lama Era Baru: 60 Tahun Pasang Surut Hubungan Indonesia-Rusia (2010: 102-103)“, Angkatan Udara mendapat pesawat-pesawat
MIG-21, Ilyusin-28, TU-16 (Tupolev), dan pesawat angkut Antonov beserta 3 satuan pertahanan udara lengkap dengan roket dan radarnya.
AU pada masa pembebasan Irian Barat pernah mendapatkan 50 (pesawat) pemburu jet, 20 pesawat angkut dan pesawat pembom jenis Tupolev TU-16.
Namun kegemilangan kedirgantaraan TNI AU dibawah Omar Dhani runtuh berkeping-keping.
Hal ini karena keloyalannya terhadap Presiden Soekarno dan juga dianggap memiliki hubungan dekat dengan PKI.
Nama Omar Dhani terseret dianggap menjadi salah satu dalang dari pemberontakan PKI.
Omar Dhani divonis bersalah karena dianggap terlibat dalam penculikan tujuh jendral pada masa itu.
Semua pangkat dan kecemerlangannya pada masa memimpin AURI seketika sirna.
Bahkan ketika 14 tahun bebas dari penjara pada tahun 2009, tak ada penghormatan ala militer yang mengantarkannya dikebumikan, seperti dilansir dari Kompas.com.
Kisah tragis Omar Dhani dan kecemerlangannya di TNI AU kemudian ikut terkubur bersama jasadnya pada 4 Juli 2009.
#Sumini Wanita yang Dianggap Sayap PKI Disiksa 6 Tahun di Penjara, Simak Sosok Eks Ketua Gerwani Ini
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul : Wanita Dianggap Sayap PKI Disiksa Selama 6 Tahun di Penjara, Simak Sosok Mantan Ketua Gerwani Sumini