Unjuk Rasa di Depan Gedung DPRD Jabar Senin (23/09/2019) Berakhir Ricuh, Puluhan Mahasiswa Terluka

Semburan meriam air dan gas air mata bubarkan aksi unjuk rasa ribuan mahasiswa di depan Gedung DPRD Jabar.Mahasiswa yang terluka di evakuasi ke UNISBA

twitter
Mahasiswa Terluka Dievakuasi ke Unisba 
Tribun Batam.id , BANDUNG - Semburan meriam air dan gas air mata membubarkan aksi unjuk rasa ribuan mahasiswa di depan Gedung DPRD Provinsi Jawa Barat, Senin (23/9/2019) petang.

Para mahasiswa berlarian menyelamatkan diri dari sesaknya gas air mata dan semburan air, menjauhi lokasi unjuk rasa.

Beberapa mahasiswa yang terluka di evakuasi ke UNISBA (Universitas Islam Bandung).

Sebelumnya, ribuan mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi di Bandung Raya ini melakukan longmarch dan aksi unjuk rasa menentang Revisi UU KPK, UU KUHP, UU PAS, dan UU Pertanahan dari Monumen Perjuangan sampai Gedung DPRD Jabar.

UPDATE TERKINI Kerusuhan Papua: Kronologi Tewas 1 Anggota TNI & 16 Warga Serta Pernyataan Gubernur

Aksi dorong pagar gedung dewan pun sempat terjadi pada sore hari.

Menjelang magrib, massa pun tampak terpecah dan duduk di Jalan Diponegoro. Beberapa lainnya memunguti sampah yang berserakan di lokasi unjuk rasa.

Bahkan, beberapa orang terlihat menikmati jajanan yang dijajakan PKL di sekitar lokasi.

Setelah azan Magrib berkumandang, massa kembali merapatkan barisan mereka dan berkumpul di depan gedung dewan. Mereka kembali meneriakkan "revolusi" dan mereka berjalan kian dekat dengan pagar gedung dewan kembali.

Jajaran kepolisian pun kembali berjaga di sekitar pagar, petugas kemudian mengimbau massa agar tidak mudah terprovokasi oleh siapa pun, melalui pengeras suara. Hal tersebut pun diteriakkan sejumlah mahasiswa lain di depan pagar tersebut.

Situasi di depan Gedung DPRD Provinsi Jawa Barat. Terjadi kericuhan.
Situasi di depan Gedung DPRD Provinsi Jawa Barat. Terjadi kericuhan. (Tribun Jabar/Muhammad Syarif Abdussalam)

Tiba-tiba dari kerumunan massa terlempar botol minuman berisi air ke arah gedung dewan. Hal ini disusul oleh lemparan lainnya yang juga berasal dari kerumunan massa pengunjuk rasa.

Botol yang dilempar semakin banyak dan massa kembali riuh.

Tidak hanya botol minuman, batu pun terlempar ke arah gedung dewan. Batu ini berasal di antaranya dari runtuhan tembok bangunan di pinggir gedung dewan. Sekelompok orang berteriak untuk mengambil batu-batu tersebut dan melemparkannya ke arah polisi. Sejumlah mahasiswa melarang dan pelemparan batu tersebut.

Situasi kian tidak kondusif. Sejumlah pengunjuk rasa terlempar batu dan luka di bagian kepalanya sampai mengeluarkan darah.

Mereka digotong ke dekat pagar bangunan seberang gedung dewan untuk dibersihkan lukanya dan diikat lukanya menggunakan kain.

Beberapa saat kemudian, lemparan ke gedung dewan semakin banyak. Air dari meriam air pun menyembur ke arah massa dari arah gedung dewan. Petasan menyala. Gas air mata pun menyesakkan seketika. Banyak pengunjuk rasa yang muntah, tidak terkecuali pengunjuk rasa perempuan.

Aksi mahasiswa berujung ricuh dengan polisi saat berusaha masuk Gedung DPRD Provinsi Jawa Barat di Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (23/9/2019).
Aksi mahasiswa berujung ricuh dengan polisi saat berusaha masuk Gedung DPRD Provinsi Jawa Barat di Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (23/9/2019). (Tribun Jabar/Gani Kurniawan)

Pemerintah Singapura Tahan 3 TKW asal Indonesia, Diduga Terpapar Paham Radikal ISIS

Rusuh Wamena, Sebanyak 16 Orang Tewas dan 65 Terluka dalam Kerusuhan, Ribuan Orang Mengungsi

Massa kian panik berlarian, beberapa di antaranya terpeleset dan terjatuh di selokan. Pengunjuk rasa yang terluka pun ikut berlarian sambil dipegangi kawannya.

Polisi membuat barisan untuk menggeser pengunjuk rasa ke arah barat dan timur. Pengunjuk rasa yang berlari ke arah barat berusaha menyelamatkan diri ke deretan kafe dan restoran di kawasan Jalan Trunojoyo.

Para pengunjung kafe dan restoran terlihat syok berdiri menjauhi pintu, para pegawainya langsung membereskan makanan dan minuman yang disajikan. Massa memohon masuk ke dalam kafe dan restoran tersebut karena tidak tahan dengan gas air mata.

Di dalam restoran, mereka membasuh muka dan duduk sejenak. Deretan toko ini langsung tutup pintu supaya gas tidak ikut masuk. Beberapa pengunjuk rasa mengalami muntah. Pengunjuk rasa yang terluka pun membaringkan diri di kursi-kursi restoran.

Beberapa menit kemudian, mereka keluar bersama menuju kampus mereka dan berterima kasih kepada pengelola tempat makan tersebut.

Jika di sebelah barat massa dapat dibubarkan dan meninggalkan lokasi pada 18.45, massa yang didesak ke arah Gasibu terus melakukan perlawanan kepada polisi sampai azan Isya berkumandang.

Para mahasiswa ini melakukan aksinya memakai jas almamater masing-masing perguruan tingginya. Mereka di antaranya berasal dari Unisba, UIN Bandung, Telkom University, Unpas, Universitas Nurtanio, Unjani, dan lainnya.

Dalam aksinya, mereka membawa sejumlah poster bertuliskan "Demokrasi Mati Suri", "Selamatkan KPK", "Save KPK" dan poster penolakan lainnya.

Presiden Mahasiswa Telkom University, Yusuf Syahputra Gani, mengatakan dalam aksi ini mahasiswa mengajukan beberapa tuntutan. Di antaranya, menolak semua rancangan undang-undang yang dianggap akan merugikan masyarakat yang tengah digodok pemerintah

"Kami menolak RUU KPK, RUU KUHP, RUU PAS (pemasyarakatan), dan RUU Pertanahan. Kami meminta audiensi dengan Ketua DPRD Jabar," ujar Yusuf dalam kesempatan tersebut.

Presiden Mahasiswa Teknik Universitas Pasundan, Fauzan Rizky Bayu Pratama, mengatakan mahasiswa ingin menyuarakan aspirasi masyarakat Jabar. Walaupun berbeda-beda kampus, semua mahasiswa melebur jadi satu untuk tujuan yang sama, menolak RUU KPK, RUU KUHP dan RUU PAS, dan RUU Pertanahan.

"Kami di sini satu perjuangan. Tujuan kami sama satu. Hari ini kita sampaikan pada DPRD Jabar mahasiawa Jabar mengugat dan hadir untuk menolak RUU KPK, RUU KUHP," kata Fauzan dalam orasinya.

Fauzan mengaku bangga karena dalam aksi tersebut ada sekitar 1.500 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta yang bersatu, merapatkan barisan menolak empat RUU bermasalah.

"Kami mahasiswa Bandung Raya, mahasiswa Jawa Barat hadir di sini hanya ingin menyuarakan aspirasi yang sudah lama terbungkam dan tidak pernah didengar oleh pejabat," kata dia.

Dalam aksi tersebut, teriakan "revolusi" terus dikumandangkan. Aparat kepolisian pun melakukan pengamanan dan pengaturan lalu lintas selama aksi berlangsung.

 

Lempar-lemparan

Aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh mahasiswa dari sejumlah kampus di Kota Bandung dan sekitarnya diwarnai kericuhan.

Unjuk rasa yang dilakukan oleh mahasiswa itu dilakukan untuk menyuarakan penolakannya terhadap sejumlah RUU termasuk UU KPK.

Kericuhan terjadi saat ribuan mahasiswa tersebut mencoba merangsek masuk ke gedung DPRD Jawa Barat, Senin (23/9/2019) petang selepas Magrib

Mahasiswa yang menggunakan jas almamaternya terlibat dorong-mendorong dengan anggota kepolisian yang berjaga di depan gerbang

Bahkan selain menjebol gerbang gedung DPRD Jabar, aksi dari ribuan mahasiswa dari 20 lebih kampus itu diwarnai aksi lempar-lemparan.

Mulai dari botol, sepatu, hingga batu berseliweran dari arah luar area gedung dewan ke arah gedung wakil rakyat tersebut.

"Kami menolak RUU KPK, RUU KUHP dan RUU lainnya yang memang merugikan masyarakat. Itu menjadi tujuan besar kami melakukan aksi ini," ucap perwakilan massa aksi, Presiden Mahasiswa Unpas, Limas Kiswadi.

Sejumlah polisi dan mahasiswa terluka dalam unjuk rasa di gedung DPRD Jabar, Jalan Dipenogoro, Kota Bandung, Senin (23/9/2019) malam.

Mahasiswa yang terluka di evakuasi ke kampus Universitas Islam Bandung. 

Evakuasi di UNISBA
Evakuasi di UNISBA (Twitter)

Massa meminta Revisi Undang-undang KPK yang baru disahkan dicabut.

Pantauan Tribun saat Magrib, massa langsung merengsek masuk berhadapan dengan barikade polisi.

Aksi dorong-dorongan kemudian sejumlah massa memukuli polisi dengan tongkat.

Tak berapa lama, batu dan benda-benda lain dilemparkan ke halaman Gedung DPRD Jabar.

Ada batu yang menimpa polisi, ada batu yang menimpa sejumlah mahasiswa.

Alhasil, polisi dan massa bertumbangan. 

Sedangkan di luar Gedung DPRD Jabar, polisi mengahalau massa dengan gas air mata.

Kericuhan ini sebenarnya bisa dihindarkan.

Pasalnya, sebelum Magrib, massa sudah mereda. Mereka tampak berkumpul kembali saat malam gelap dan membakar semangat massa lainnya.

 

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Kronologi Lengkap Kericuhan Unjuk Rasa di Depan Gedung DPRD Jabar, Lempar-lemparan, Banyak yang Luka, https://jabar.tribunnews.com/2019/09/24/kronologi-lengkap-kericuhan-unjuk-rasa-di-depan-gedung-dprd-jabar-lempar-lemparan-banyak-yang-luka?page=all.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved