Cerita Edi Penyewa Ruko yang Dijadikan Markas Persembunyian Puluhan WNA
Tak kunjung diketahui siapa dalang dibalik peran yang menyembunyikan puluhan Warga Negara Asing (WNA) di dua ruko itu.
Penulis: Beres Lumbantobing |
TRIBUNBATAM.id/ALAMUDIN HAMAPU
Ruko Taman Sukajadi Blok K Nomor 06 -07 Batam Center Kota Batam yang dijadikan tempat tinggal puluhan WNA untuk melakukan tindak kejahatan intetrnasional
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Tak kunjung diketahui siapa dalang dibalik peran yang menyembunyikan puluhan Warga Negara Asing (WNA) di dua ruko itu.
Hingga kini masih diburu polisi.
Bagaimana tidak, Ruko yang dihuni puluhan WNA itu belum berhasil diketahui siapa pemilik dan penyewanya.
Sebelumnya Kapolresta Barelang, AKBP Prasetyo Rahmad Purboyo kepada Tribunbatam.id mengungkapkan rasa kebingungan atas kondisi ruko tersebut.
“Ruko itu memang misterius, saya pun bingung. Bisakan ada puluhan orang tinggal di dalam namun tidak terdeteksi,” ucap Kapolres.
Bahkan mereka berhasil mengelabuhi petugas security yang berjaga.
• LOKER BATAM HARI INI - Dibutuhkan Koki Hingga Sopir, Cek Persyaratan Lainnya
• Mengapa Bea cukai Menahan Barang-barang Jastip? Ternyata Ini alasannya
Sebagaimana penuturan petugas sekuriti, Komplek Ruko Grand Orchid.
“Disini saya jadi sekuriti sudah bertahun-tahun, dan bolak balik patroli pagi, siang dan malam namun sama sekali tidak perna ada aktivitas diruko itu,”ujarannya.
Tidak diketahui siapa dalang dibalik hal tersebut. Namun jajaran Polresta masih terus mencari siapa pemiliknya.
"Masih kita lidik ya," ujar Kapolresta saat dihubungi Sabtu (28/09/2019).
Berdasarkan penelusuran Tribun, dua Ruko yang dijadikan persembunyian 47 WNA itu merupakan satu pemilik.
Salah seorang penyewa ruko di komplek grand orchid, Edi mengatakan bahwa ruko yang dibobol polisi beberapa waktu lalu ia sewa dari sales marketing grand orchid.
"Saya disini hanya sebatas menyewa saja, sewa pun melalui sales marketing bukan langsung kepada pemiliknya," ungkap Edi, Sabtu (28/09/2019) yang merupakan pemilik warung di lokasi puluhan WNA bersembunyi.
Dikatakan Edi bahwa ia hanya menyewa lantai satu ruko tersebut Rp 6 juta perbulan.
"Namun saya sekali tidak tau bahwa ada puluhan orang asing tinggal di lantai atas ruko yang saya sewa ini," kata Edi merasa.