Singapura Mulai Bangun Tuas Megaport, Akan Jadi Pelabuhan Peti Kemas Canggih Terbesar di Dunia

Tuas Megaport dirancang untuk menangani 65 juta TEUs, tetapi saya yakin PSA bisa mengelola sedikit lebih banyak dari itu jika kita bekerja keras

MPA via The Straits Times
Tuas Megaport Singapura mulai dibangun dan ditargetkan menjadi pelabuhan peti kemas tercanggih dan terbesar di dunia 

TRIBUNBATAM.ID, SINGAPURA - Singapura terus mengukuhkan diri sebagai transhipment dan pelabuhan peti kemas terbesar di dunia.

Hal itu ditandai dengan mulai dibangunnya Tuas Megaport  yang berkapasitas dua kali lipat dari kapasitas pelabuhan yang ada saat ini, yakni 36 TEUs (setara dengan peti kemas 20 feet).

"Tuas Megaport dirancang untuk menangani 65 juta TEUs, tetapi saya yakin PSA bisa mengelola sedikit lebih banyak dari itu jika kita bekerja keras," kata Perdana menteri Singapura Lee Hsien Loong pada peletakan batu pertama pembangunan Tuas Megaport ini, Kamis (3/10/2019), seperti dilansir TribunBatam.id dari Channel News Asia.

Jika beroperasi tahun 2040 nanti, Tuas Megaport akan menjadi pelabuhan peti kemas baru ini akan menjadi pelabuhan full otomatik terbesar di dunia.

Bambang Soesatyo Ketua MPR 2019-2024, Didukung 10 Fraksi di Parlemen

BP Batam Tak Pernah Keluarkan Izin Kavling Di Tahun 2016, Kepala BP Batam Akan Rapat Dengan Deputi

Kadin Batam Lapor ke Ombudsman, Sebut Nota Ditjen Bea Cukai Beratkan Pengusaha

Kapasitas Tuas Megaport ini akan menggantikan berbagai fasilitas beberapa pelabuhan yang ada di Singapura, yakni Tanjong Pagar, Pasir Panjang, Keppel, dan Pulau Brani.

Di antara inovasi yang akan ditampilkan Tuas Megaport adalah armada kendaraan tanpa pengemudi dan sepenuhnya digerakkan oleh listrik untuk mengangkut kontainer antara dermaga dan terminal.

PM Singapura Lee Hsien Loong mersemikan dimulainya pembangunan Puart Megaport (CNA)

Saat ini teknologi tersebut sedang diuji di terminal Pasir Panjang dan kendaraan angkut ini memiliki jejak karbon 25 persen lebih kecil dari kendaraan konvensional.

Sementara itu, crane gantry yang dipasang di rel otomatis yang juga sepenuhnya digerakkan listrik, menggunakan kamera dan sensor laser untuk presisi sehingga operator hanya perlu mengawasi derek dan crane dari jarak jauh.

Chairman PSA Internasional Peter Voser mengatakan, Tuas Megaport memberi kesempatan kepada operator pelabuhan untuk "menyegarkan dan menata kembali" kemampuan mereka.

"Kami melihat ke masa depan, di mana teknologi ini dapat menambah operasi kami dan meningkatkan orkestrasi rantai pasokan," katanya.

Lee membandingkan pelabuhan Tuas dengan terminal peti kemas pertama Singapura, Tanjong Pagar, fasilitas serupa pertama di Asia Tenggara ketika dibuka pada tahun 1972.

Terminal Tanjong Pagar disambut dengan skeptis oleh banyak orang --termasuk Bank Dunia-- ketika pertama kali dibangun.

TYtapi akhirnya melebihi harapan dan memungkinkan Singapura untuk memperluas pelabuhan peti kemasnya serta menjadikan negara itu sebagai transhipemnt terbesar di Asia.

"Membangun pelabuhan Tuas dan ekosistemnya adalah tugas besar," kata Lee Hsien Loong, "Tetapi kita dapat mencapai ini, jika kita memiliki keberanian dan ambisi yang sama dengan generasi perencana pelabuhan kita."

Peletakan batu pertama ini ditandai dengan penyalaan obor yang melambangkan perkembangan PSA , yang dipindahkan dari terminal Tanjong Pagar ke terminal Keppel dan Brani.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved