Ketua Bara JP Kepri Ungkap Sosok Irma Nasution, Istri Mantan Dandim Kendari yang Nyinyirin Wiranto

Istri prajurit TNI nyinyir itu merupakan teman sekolah penulis juga Ketua Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP) Provinsi Kepri, Birgaldo Sinaga.

capture kompastv
Ketua Bara JP Kepri Ungkap Sosok Irma Nasution, Istri Mantan Dandim Kendari yang Nyinyirin Wiranto 

Ketua Bara JP Kepri Ungkap Sosok Irma Nasution, Istri Mantan Dandim Kendari yang Nyinyirin Wiranto

TRIBUNBATAM.id- Kabar pencopotan Kolonel Hendi Suhendi dari jabatannya sebagai Dandim Kendari mendapat sorotan publik.

Kolonel Hendi Suhendi harus menanggalkan jabatan yang baru tiga bulan diembannya tersebut karena postingan sang istri di media sosial.

Kolonel Hendi dicopot dari jabatannya sebagai Dandim Kendari dan mendapat hukuman penahanan selama 14 hari.

Inisial IPDL disebut-sebut menggunakan akun Facebook dengan nama Irma Zulkifli Nasution.

Ia dianggap melanggar hukum hingga sang suami, Kolonel Hendi Suhendi pun terkena imbasnya.

Istri prajurit TNI yang nyinyir itu merupakan teman sekolah penulis sekaligus Ketua Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP) Provinsi Kepri, Birgaldo Sinaga.

Berdasarkan tulisan di Facebooknya, Birgaldo Sinaga mengaku dia dan Irma teman satu angkatan di SMA 3 Medan.

Mereka merupakan angkatan 1990.

Reaksi Kolonel Hendi Suhendi, Mantan Dandim Kendari Saat Lihat Istri Menangis Usai Sertijab

Sepak Terjang Kolonel Hendi Suhendi yang Karirnya Hancur Akibat Istri, Pernah Tugas di Rusia

 
INILAH Sosok Irma Nasution Istri Kolonel Hendi yang Dicopot Akibat Ulahnya, Alumni SMAN 3 Medan. Irma Nasution saat tampil di Reuni Akbar Smantig Medan 1990  (Facebook).

Ramalan Zodiak Asmara Selasa 15 Oktober 2019, Scorpio Ayo Bertindak, Capricorn Stop Menghindar

Ramalan Zodiak Selasa 15 Oktober 2019, Scorpio Dimusuhi, Virgo Terjebak Masalah, Aries Nekat

Ketika Birgaldo Sinaga mengecek akun Facebook Irma Zulkifli Nasution, akun tersebut sudah tidak ada.

Saat bersekolah, Irma Zulkifli Nasution dan Birgaldo Sinaga tidak satu kelas.

Namun, kelas mereka bertetangga.

Berbeda dari yang sekarang, Irma Zulkifli Nasution saat remaja dikenal sebagai sosok yang menjaga tutur kata.

Ia lebih sering menjadi pendengar dan pribadinya ramah.

Saat SMA, Irma Zulkifli Nasution adalah gadis yang cantik.

Bisa dibilang, Irma Zulkifli Nasution adalah primadona SMA 3 Medan.

Selain parasnya cantik, Irma Zulkifli Nasution memiliki bakat bermusik.

Suaranya merdu bila bernyanyi.

Birgaldo mengaku terakhir bertemu dengan teman sekolahnya itu ketika reuni akbar pada sembilan tahun yang lalu.

Berikut tulisan lengkap Birgaldo Sinaga yang dibuat di Facebook pada Sabtu (12/10/2019) dini hari.

FOTO-Foto Jungkook BTS Dengan Potongan Rambut Barunya, Bikin ARMY Kaget, Jadi Trending Topic Twitter

Reaksi Eks Danjen Kopassus Angkatan Wiranto Soal Pencopotan Dandim Kendari, Beri Pesan Menohok


Irma Zulkifli Nasution Hendari, istri mantan Komandan Kodim 1417 Kendari Kolonel Kav Hendi Suhendi dan tangkapan layar facebook (via tribun-medan.com)

Dua Fraksi Walk Out saat Sidang Paripurna DPRD Kepri, Uba: Masak Punya Anak Dulu Baru ke KUA

Diminta Anang Duet Lagi dengan Aurel Hermansyah, Teuku Rassya Ungkap Tak Mau Kembali Sakit Hati

"Irma Nasution 

Ketika berita seorang istri perwira bernama Irma Zulkifli Nasution viral, saya sempat terpikir apakah dia teman seangkatan SMA saya?

Saya mencoba masuk ke akun fesbuknya. Ternyata sudah ditutup.

Tadi malam kecurigaan saya itu terkonfirmasi dengan informasi dari teman seangkatan saya.

Memang benar Irma Zulkifli Nasution adalah Irma Nasution anak alumni SMA 3 Medan angkatan 1990.

Alamakkk...mati anak ayam. Rasanya tidak percaya. Bagaimana mungkin Irma sosok anak yang gaul dan menjadi bintang waktu SMA bisa menulis status seperti itu?

Saya mencoba mengingat kapan terakhir bertemu dengannya.

Uppss. Tahun 2010. Waktu itu kami mengadakan Reuni Akbar Alumni Smantig Medan.

Saya hadir waktu itu. Irma juga hadir. Irma jurusan Biologi. Saya jurusan Fisika. Tapi waktu kelas 1 SMA, kelas kami bertetanggaan. Pacarnya kala itu ya teman sekelas saya. Hehehe.

Postingan nyinyir Irma Zulkifli Nasution, istri Dandim Kendari Kolonel Hendi Suhendi (facebook)

TEST KEPRIBADIAN : Dari 4 Situasi Genting ini , Mana yang Kamu Atasi Terlebih Dahulu? Lihat Jawaban

Foto Foto Keseruan Baby Shower Syahnaz dan Sahabatnya, Mimpi Hamil Bareng Terwujud

Irma dikenal sebagai sosok yang ramah. Ia termasuk kembangnya angkatan stambuk kami. Maklum disamping cantik, ia juga pintar bernyanyi. Suaranya merdu.

Waktu acara reuni itu Irma kami dapuk sebagai penyanyi utama di panggung. Ia memimpin angkatan kami tampil menghibur tamu. Penampilannya waktu itu cukup modis. Dress code putih abu-abu dipadunya dengan rompi.

Ada 3 lagu yang kami nyanyikan. Lagu Chrisye, Kuburan Band dan Situmorang. Irma menguasai banyak lagu. Memang dia jago bernyanyi.

Usai reuni, saya tidak pernah ketemu lagi dengannya. Saya hanya dapat kabar karir suaminya semakin menanjak.

9 tahun kemudian, tepatnya hari ini saya dapat kabar tentang Irma. Bukan kabar baik. Tapi kabar buruk.

Suaminya Dandim Kendari Kol Kav Hendi Suhendi dicopot dari jabatannya gegara postingan nyinyir istrinya.

Sialnya Irma juga bakal berhadapan dengan hukum UU ITE. Postingannya membawa Irma dan suaminya ke masalah besar.

Apa yang terjadi?

People change. Orang berubah. Tidak ada yang statis di dunia ini.

Gambar mungkin berisi: teks

Benda mati seperti pakaian misalnya akan berubah warnanya seiring waktu. Jika sering terkena panas akan cepat pudar warnanya

Manusia juga bisa berubah karakternya atau pikirannya. Jika terpapar lingkungan negatif maka kemungkinan besar pikiran negatif akan menguasai cara berpikirnya.

Itu sebabnya kata orang bijak, jauhi teman yang membawa ke dalam pikiran negatif. Orang pemalas. Orang pemabuk. Orang penjudi. Orang penipu. Orang radikal. Pokoknya yang aneh2 kudu dijauhi.

Dulu Irma kami kenal sosok yang jika bertutur kata2nya selalu terjaga. Ia lebih banyak mendengar dan tersenyum. Ia bisa membawa diri sebagai istri perwira. Tampilannya juga modis dan terbuka pada siapa saja.

Entah mengapa, Irma yang dulu saya kenal telah berubah. Berubah cara pikirnya menyikapi dinamika sosial politik. Padahal aturan baku disiplin militer sebagai istri perwira itu mengikatnya tidak boleh beropini sembarangan.

9 tahun lalu, kami merasakan aura ledakan rindu yang membuncah. Rindu akan masa-masa muda dulu yang sulit dilupakan.

Masa-masa yang paling indah saat sekumpulan anak anak remaja bersekolah. Bermain. Jatuh cinta pertama. Bahkan putus cinta.

Di atas panggung itu saya melihat semua melompat meski tak seirama. Ada gerakan tortor yang suka-suka. Ada joged yang amburadul berpadu dengan teriakan SITUMORANG yang membahana.

"Situmooorang..Situmooranggg..Situmooranggg..ala situ ala rudeee...."

Semuanya kami larut dalam kegembiraan yang sekian lama terpenjara oleh bingkai ruang dan waktu. Namanya kesibukan.

Kami benar-benar gila hingga para penonton terlihat senyum-senyum melihat kami seperti anak kecil mendapat boneka.

Melompat lompat, berjingkrak-jingkrak, berteriak bersorak memekikkan YESSS. Kegembiraan yang tersumbat 17 tahun lebih itu menjadi badai.

Badai yang menyapu panggung reuni tanpa rekayasa tanpa aturan. Semua bergerak sesuai hati dan perasaannya. Yang penting hepi, yang penting muda kembali.

Ahhh teman...saya lebih senang kamu menyenandungkan lagu Situmorang seperti waktu reuni kita dulu. Suaramu merdu. Gayamu gak kalah sama Yuni Shara.

Sayang sekali berita tentangmu berakhir duka. Bukan karena sifat aslimu yang kami kenal dulu baik, ramah dan hangat. Mungkin karena pergaulanmu kini sudah berbeda. Itu mempengaruhi caramu melihat realitas sosial.

Sebagai teman saya hanya bisa menyampaikan prihatin. Semoga ada hikmah di balik peristiwa ini. Setidaknya kini kamu tahu semakin tinggi karir kita, ujian dan cobaan itu akan semakin berat.

Pada akhirnya hidup ini bukan tentang apa yang ingin kita raih. Tapi tentang apa yang ingin kita bagikan.

Jika kebaikan yang kita bagi, kebaikanlah yang kita raih. Jika kata baik yang kita bagi, kata baik juga yang kita terima. Jika cinta yang kita bagi, maka cintalah yang kita terima.

Dicopot dari Jabatan  Dandim Kendari karena Cuitan Istri, Kolonel HS: Ambil Hikmah Buat Kita Semua

Istri  Dandim Kendari Kolonel Hendi Suhendi, Irma Zulkifli Nasution, menangis saat mendampingi suami yang dicopot dari jabatannya pada Sabtu (12/10/2019).

Dandim Kendari Kolonel Hendi Suhendi Dicopot gegara isi Postingan sang Istri di Facebook.

Cuitan Irma Zulkifli Nasution itu dianggap bernada nyinyir terhadap Menko Polhukam Wiranto ditusuk.

Jabatan Komandan Kodim (Dandim) Kendari kemudian diserahkan dari Kolonel Hendi Suhendi ke Kolonel Inf Alamsyah.

Sebelumnya, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa mengumumkan pencopotan Kolonel Hendi Suhendi dan personel TNI AD Sersan Z.

Selain personel TNI AD, TNI AU mencopot Peltu YNS dari jabatanya sebagai anggota POM AU Lanud Muljono Surabaya.

Personel TNI AD dan TNI AU itu dicopot gegara postingan istri bernada nyinyir terkait penusukan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Jenderal (Purn) Wiranto.

Reaksi Istri

Proses pergantian Dandim Kendari, Kolonel Hendi Suhendi kepada Kolonel Inf Alamsyah di Makorem 143 HO.
Proses pergantian Dandim Kendari, Kolonel Hendi Suhendi kepada Kolonel Inf Alamsyah di Makorem 143 HO. (Ist)

Sertijab  Dandim Kendari dipimpin oleh Komandan Korem 143 Haluoleo, Kolonel Inf Yustinus Nono Yuliato di Aula Jenderal Sudirman Korem 143 Haluoleo Kendari.

Serah terima jabatan (sertijab)  Dandim Kendari  dari Kolonel Hendi Suhendi kepada pejabat baru Kolonel Alamsyah.

Istri Kolonel Hendi Suhendi, Irma Zulkifli Nasution yang saat sertijab menggenakan seragam hijau Persatuan Istri Tentara (Persit) meneteskan air mata.

Matanya berkaca-kaca saat pemberian ucapan selamat dari personel Kodim, Korem, serta anggota Persit Kendari

Sanksi pencopotan  Dandim Kendari  Kolonel Hendi Suhendi ini karena isi cuitan sang istri terkait penusukan yang dialami Menko Polhukam Wiranto.

Irma Nasution dinilai menuliskan kata-kata bernada negatif terkait peristiwa tersebut pada status Facebook-nya.

Akibat ulahnya tersebut, sang suami mendapatkan sanksi pemecatan sebagai Dandim Kendari.

Sedangkan, Kolonel Hendi Suhendi yang harus kehilangan jabatan gegara postingan sang istri tegar selama proses sertijab itu.

Seusai acara, Kolonel Hendi Suhendi menyampaikan dirinya menerima apapun keputusan pimpinan.

Dia siap menjalankan hukuman yang dijatuhkan kepadanya.

"Saya terima, jadikan pelajaran, saya terima salah. Apapun keputusan dari pimpinan saya terima, dan memang itu mungkin pelajaran bagi kita semua," ujar Kolonel Hendi Suhendi kepada sejumlah wartawan usai Sertijab di Aula Sudirman Makorem Kendari, Sabtu siang.

"Ambil hikmah buat kita semua," kata eks Dandim tersebut menambahkan.

Penahanan 14 Hari

Kolonel Hendi Suhendi
Kolonel Hendi Suhendi (KODAM XIV/HASANUDDIN)

Padahal, Kolonel Hendi Suhendi baru mengikuti upacara sertijab  Dandim Kendari  dari pejabat lama Letkol Cpn Fajar Lutvi Haris Wijaya di Makorem 143/Ho Kendari pada 19 Agustus 2019.

Kolonel Hendi Suhendi mantan  Dandim Kendari  tersebut baru menjabat selama 55 hari.

Setelah dicopot dari jabatan sebagai  Dandim Kendari , Hendi akan menjalani hukuman disiplin militer selama 14 hari ke depan, yaitu penahanan ringan.

Penahanan tehitung mulai Sabtu (12/10/2019)

Mantan Dandim Kendari Kolonel Hendi Suhendi diserahkan ke Denpom Kendari untuk menjalani hukuman militernya.

Dikutip dari Tribun Jabar, Pangdam XIV Hasanuddin Mayjen TNI Surawahadi, mengatakan sanksi kepada Kolonel Hendi Suhendi sudah sesuai aturan.

Hal itu sebagaimana disampaikan KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa di RSPAD Gatot Subroto.

"Kita juga dasarnya adalah kepada ketentuan yaitu Undang-Undang. Pasal 8 Ayat A tentang ketaatan, dan pasal 9 itu ketentuan jenis hukuman," kata Surawahadi di Korem 143 Haluoleo.

Menurut Surawahadi, ada tiga jenis sanksi atau hukuman yang telah ditetapkan.

Pertama teguran, hukuman ringan 14 hari, dan hukuman berat.

Terkait cuitan atau postingan istri mantan Dandim Kendari, Kolonel Hendi Suhendi, tentang Wiranto, ia dijatuhi hukuman ringan berupa penahanan selama 14 hari.

Personel TNI AD dan TNI AU

KSAD, Jenderal TNI Andika Perkasa
KSAD, Jenderal TNI Andika Perkasa (DOK PRIBADI)

Sebelumnya, KSAD Jenderal Andika dan KSAU Marsekal Yuyu Sutisna menjatuhkan sanksi pencopotan pada tiga anggota TNI akibat unggahan sang istri.

Tiga anggota personel TNI yang mendapatkan sanksi adalah Kolonel HS yang menjabat sebagai Dandim Kendari, Sersan Dua Z, dan Peltu YNS, anggota POMAU Lanud Muljono Surabaya.

Sementara ketiga istri mereka, yakni IPDL, LZ, dan FS, telah dilaporkan ke polisi karena dianggap melanggar UU No 19 Tahun 2016 tentang ITE.

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa dalam konferensi pers di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Jumat (11/10/2019) mengatakan pencopotan anggotanya tersebut telah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2014 yaitu tentang disiplin militer.

Kepala Subdinas Penerangan Umum TNI AU Kolonel (Sus) Muhammad Yuris dalam keterangan tertulis, Sabtu (12/10/2019) menjelaskan bahwa dalam urusan politik, posisi prajurit TNI AU dan keluarganya (KBT/Keluarga Besar Tentara) harus netral.

"Oleh karena itu, KBT dilarang berkomentar, termasuk di media sosial yang berdampak pendiskreditan pemerintah maupun simbol-simbol negara.

KBT yang kedapatan melanggar, dikenakan sanksi sesuai aturan yang berlaku," ujar Yuris.

Hal yang sama juga dijelaskan oleh Kepala Penerangan Komando Daerah Militer (Kapendam) XIV Hasanuddin Letnan Kolonel Maskun Nafik.

Ia menjelaskan, sikap atau pernyataan seorang istri perwira atau personel TNI bisa berimplikasi menjadi gangguan atau polemik dalam kondisi sosial masyarakat.

Pada akhirnya, menurut Nafik, sikap keluarga personel TNI itu akan menjatuhkan kehormatan prajurit militer.

"Akhirnya, martabat militernya menjadi terganggu atau boleh dikatakan kehormatan militernya jatuh. Ibaratnya seperti itu," ujar Nafik kepada Kompas.com, Sabtu (12/10/2019).

Menurutnya, selama ini pimpinan TNI berulang kali mengingatkan agar para prajurit, istri prajurit atau keluarga TNI tidak mengunggah hal-hal yang berkaitan dengan politik, suku, agama, dan ras.

"Atau membuat konten-konten yang menjatuhkan martabat sebagai prajurit atau istri prajurit atau men-share, memposting, meskipun bukan buatannya sendiri," ujarnya.

(Tribunnews.com/Anugerah Tesa Aulia)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved