Maksun Tewas Digigit Ular, 18 Bulan Kemudian Istrinya Bernasib Serupa, Tinggalkan 4 Anak
Nuryani (38) tewas digigit ular berbisa, 1,5 tahun yang lalu suaminya, Maksum juga meninggal karena digigit ular.
TRIBUNBATAM.id - Nuryani (38) tewas digigit ular berbisa, 1,5 tahun yang lalu suaminya, Maksum juga meninggal karena digigit ular.
Maksum dan Nuryani adalah warga Pasir Kampung RT 002/004 Desa Sukatani, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Pasangan suami istri yang punya empat orang anak itu meninggal dunia digigit ular berbisa dalam rentang waktu yang berbeda.
Sedangkan sang istri, Nuryani meninggal usai dipatuk ular saat tengah tidur di rumah pekan lalu, Sabtu (12/10/2019).
Kepergian suami istri Maksum dan Nuryani untuk selama-lamanya karena digigit ular berbisa itu, meninggalkan 4 orang anak.
Kerabat korban, Oni (65) menuturkan, sebelum meninggal, korban mengaku jari kelingkingnya digigit ular saat tengah tidur di lantai rumah.
“Tangannya sempat membiru dan lemas, besok paginya meninggal dunia,” ucapnya saat ditemui Kompas.com di rumahnya, Jumat (18/10/2019).
Oni mengaku tidak tahu ular jenis apa yang telah menggigit keponakannya itu, namun informasi yang didapat dari korban, ular tersebut berwarna putih-hitam.
“Kalau suaminya meninggal 1,5 tahun lalu.
Sempat sakit dulu enam bulan sebelum meninggal. Juga karena digigit ular berbisa, tapi di kebun, kena betisnya,” ujarnya.
Kini, keempat anak korban ditampung di rumahnya sambil menunggu rumah korban diperbaiki oleh warga dari biaya hasil donasi.
“Tapi saya tidak akan ijinkan mereka kembali lagi ke sana. Anak-anak ini sekarang tinggal di sini saja, apalagi masih ada yang balita,” ucapnya seperti dikutip dari Kompas.com.
Hasbim Misbahudin (38), tokoh pemuda setempat menuturkan, sebelum meninggal Nuryani mengaku digigit ular saat tengah tidur di lantai rumah.
“Jari kelingkingnya ada yang gigit, saat dilihat ternyata ada ular. Karena ternyata kondisi di rumahnya banyak lubang. Dugaan kita ular keluar masuk dari sana,” katanya, Jumat.
Selain itu, di jari kelingking korban juga terdapat dua luka bekas gigitan dan korban sempat mengalami bengkak membiru.
“Sejak kejadian itu, kita lalu coba mencari ular. Ada yang melihat ada dua ular di permukiman, tapi baru dapat satu,” ucapnya.
Ia menenggarai ular berasal dari tebing yang berada tak jauh dari rumah korban. Namun sebut Hasbim, kasus warga yang digigit ular baru kali pertama terjadi di daerah tersebut.
“Di balik tebing itu kan banyak pohon bambu, dugaan kita ular berasal dari sana,” katanya.
Putra Nuryani, Heri Misbahudin (17), kini harus menjadi tulang punggung sekaligus kepala keluarga bagi ketiga adiknya pasca ditinggal pergi kedua orangtuanya.
Heri mengaku sejak ayahnya meninggal dunia, ia memutuskan berhenti sekolah.
Kala itu dia masih duduk di bangku kelas 2 SMP. Alasannya, ia tak ingin menjadi beban keluarga, apalagi ibunya tidak bekerja.
Saat ini, Heri bersama ketiga adiknya telah diungsikan ke rumah seorang kerabat yang tak jauh dari lokasi rumah mereka.
Sementara rumahnya kini telah dibongkar dan rencananya akan direnovasi oleh warga agar lebih layak dan aman.
Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman, menyambangi empat anak yang hidup tanpa ayah dan ibu setelah ditinggal sang ibu Nuryani (32) diduga tewas digigit ular di rumahnya.
Herman datang memberikan santunan, Jumat (18/10/2019) di Pasirkampung RT 04/01, Desa Sukatani, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur.
Ia mengatakan, kunjungannya tersebut menindaklanjuti informasi yang ia terima ada warga di Pasirkampung Desa Sukatani yang meninggal dunia diduga digigit ular di rumahnya.
Selain itu korban pun menempati rumah yang sangat kecil dan memang tidak layak huni.
"Berdasarkan informasi yang ramai, ada warga yang meninggal karena digigit ular. Ternyata bukan hanya Nuryani (alm) tapi suaminya pun sama meninggalnya karena dipatuk ular," kata Herman.
Herman juga memberikan santunan berupa sembako dan uang sebesar Rp 20 juta untuk pembangunan rumah agar layak huni.
"Ternyata warga sekitar sangat peduli, karena berdasarkan keterangan dari panitia posko sudah terkumpul uang yang memang cukup untuk pembanguan rumah almarhumah Nuryani," ujarnya.
Menurutnya, kegiatan tersebut juga dalam rangka mewujudkan salah satu 7 gerakan keagamaan Kabupaten Cianjur yaitu mencintai anak yatim.

Plt Bupati Cianjur H Herman Suherman menyerahkan bantuan kepada anak yatim piatu, Jumat (18/10/19).
Adapun anak yatim piatu yang menerima bantuan yaitu Heri Misbahudin berusia (17), Riki Ariansyah (9), Rani Napisa (5), dan Ramlan Padilah (2).
Pada kesempatan tersebut Herman mengucapkan terima kasih kepada seluruh warga khususnya warga kampung Pasirkampung yang telah peduli dan membantu kepada anak yatim.
"Mudah - mudahan dengan apa yang diberikan kepada anak yatim dapat bermanfaat, meringankan beban mereka serta menjadi keberkahan untuk kita semua," katanya.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Suami Istri di Cianjur Tewas Digigit Ular, 4 Anaknya Jadi Yatim Piatu, Rumah Dibongkar Warga