HUMAN INTEREST

Tak Punya Tangan Sejak Kecil, Andi Pandai Menjahit hingga Membatik

Andi Rinawati (24) gadis penyandang disabilitas di Bintan mampu menunjukkan kelebihannya dengan membatik hingga menjahit.

Penulis: Alfandi Simamora |
TRIBUNBATAM.ID/ALFANDI SIMAMORA
Andi Rinawati (24) gadis yang merupakan penyandang disabilitas membatik di acara kegiatan pemberian beasiswa dari PT. BRC Bintan beberapa hari lalu. 

Tak Punya Tangan Sejak Kecil, Andi Pandai Menjahit hingga Membatik

TRIBUNBATAM.id - Hidup dengan keterbatasan tidak membuat Andi Rinawati (24) putus asa.

Ia membuktikan pada banyak orang bahwa dengan kakinya ia bisa berkarya.

Batik bermotif alam laut yang menjadi ciri khas daerahnya di Bintan, berhasil ia wujudkan.

Andi Rinawati (24) gadis penyandang disabilitas di Bintan ini, terus berjuang mengasah kemampuannya agar memiliki keterampilan dari tempat dirinya bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Kabupaten Bintan.

Dengan semangat yang dimiliki di tengah keterbatasannya, Andi kini sudah bisa membatik, meski harus dilakukan dengan menggunakan kakinya sebagai pengganti tangan yang tidak dimiliki gadis ini sejak kecil.

Hasil karya batik Andi memang baru beberapa saja, meski demikian dirinya tidak pernah putus asa untuk terus belajar menghasilkan karyanya saat membatik.

Andi mengaku akan terus belajar membatik, selain di sekolah, juga akan terus mengasa kemampuannya sehabis pulang sekolah.

Tina Toon, Anggota DPRD DKI Jakarta: Kini Saya Bisa Bantu Rakyat Lebih dari Biasanya

Adapun hasil karya membatik Andi adalah suasana alam dan laut, seperti lukisan gonggong, kepiting, ikan, burung, tumbuh-tumbuhan hingga gunung.

"Andi kan anak Pulau Bintan, jadi harus bisa melestarikan alam Bintan ini dengan menuangkannya saat membatik," kata Andi kepada Tribun di sela-sela kegiatan pemberian beasiswa dari PT BRC Bintan beberapa hari lalu.

Andi mengaku, saat membatik itu terkadang merasa susah dan kadang merasa gampang. Karena, dirinya harus fokus melukis menggunakan kedua kakinya.

"Kalau susah sih nggak sih bang, tapi susah-susah gampang gitu," ujar gadis yang merupakan anak ke sepuluh dari dua belas bersaudara ini.

Selain keterampilan membatik, Gadis kelahiran 4 Januari tahun 1995 ini juga tekun mempelajari keterampilan menjahit.

Keterbatasan yang dimilikinya, tidak menyurutkan keinginan Andi untuk belajar menjahit. Keterampilan itu sudah ia jalani selama belajar hingga kini duduk di kelas II SMA SLB Negeri Kabupaten Bintan.

"Memang sangat susah sih bang belajar menjahit menggunakan kaki, tapi kan kalau berusaha dan tekun belajar tidak ada yang tidak mungkin.Ya, kalaupun tidak bisa menjahit pakai jarum, Andi berusaha belajar menjahit menggunakan mesin jahit dan guru-guru Andi turut mendukung," ungkap Gadis warga Desa sebong Pereh,Kecamatan Teluk Sebong, Kabupaten Bintan ini.

Andi mengatakan, kesehariannya sehabis pulang sekolah itu, sering membantu orangtuanya mencuci piring dan memasak. Sehabis itu Andi langsung belajar membatik.

Andi mengaku, kedua orangtuanya masih ada."Ayah pekerjaanya nelayan, kalau ibu hanya ibu rumah tangga di rumah,"ujar gadis yang bercita-cita ingin menjadi Dokter ini.

Andi mengaku, mengucapkan terimakasih kepada guru-guru dan kepala sekolahnya yang selama ini tidak bosan mengajarinya agar memiliki keterampilan.

Sejumlah keterampilan sudah diajarkan gurunya kepadanya, baik itu belajar menjahit, melukis, membatik dan lain sebagainya.

"Saya mengucapkan terimakasih kepada guru dan kepala sekolah saya, sebab atas upaya dan dukungan mereka saya berhasil bisa memiliki keterampilan membatik dan menjahit saat ini,"ungkap Andi dengan terseyum memandang gurunya.

Keseharian Andi sudah tergolong hidup mandiri dan tidak suka menyusahkan orang lain ditengah keterbatasannya.

Meskipun sebelumnya saat Andi duduk di bangku SD dan SMP, ia dijaga saudara-saudaranya, baik itu adik ataupun kakaknya.

Namun sejak di bangku SMA, Andi berusaha untuk tidak merepotkan adik dan kakaknya lagi.

"Andi ini anaknya sangatlah mandiri dan tidak ingin menyusahkan orang lain, karena selama kita berikan bimbingan belajar di SLB Negeri Bintan, siswi kami ini sangat ingin melakukan hal yang tidak mungkin bisa dilakukannya sendiri. Tetapi dengan tekadnya, Andi berhasil melakukan di tengah kondisi keterbatasannya saat ini," ujar Guru Keterampilan SLB Negeri Bintan, Eva Aini.

Eva menyampaikan, Andi adalah siswi yang sangat cepat tanggap terhadap pelajaran yang diberikan, khususnya saat diberikan pelajaran keterampilan.

"Jadi dengan cepat tanggapnya Andi dalam belajar keterampilan, kami pun selalu memberikannya motivasi dan akhirnya bisa kami lihat sendiri, Andi bisa membatik dalam waktu hanya beberapa bulan saja," ujarnya.

Eva menambahkan, untuk proses belajar anak SMA di SLB Negeri Bintan itu, untuk aktivitas keterampilan diajarkan 60 persen dan pendidikan akademik 40 persen.

"Proses belajar mengajar yang 60 persen keterampilan ini hanya untuk tingkat SMA, sebab mereka setelah tamat harus bisa memiliki keterampilan untuk masa depanya kelak saat lulus sekolah," ungkapnya.

Eva berharap kemampuan keterampilan membatik Andi yang saat ini dimilikinya bisa lebih baik lagi ke depan.

Eva berharap kemampuan keterampilan Andi bertambah selain membatik, karena Eva selalu berusaha mengajarkan sejumlah keterampilan lain kepada Andi.

"Mudah-mudahan bisa tercapai dan Andi pun bisa memiliki keterampilan yang banyak untuk masa depannya kelak," katanya. (tribunbatam.id/alfandi simamora)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved