HEADLINE TRIBUN BATAM
Saya Tak Pernah Dirangkul Seerat Itu, Jokowi Kembali Sindir Surya Paloh
Presiden Joko Widodo menyentil pelukan hangat antara Ketua Umum DPP Nasdem Surya Paloh dengan Presiden PKS (Partai Keadilan Sejahtera) Sohibul Iman.
Saya Tak Pernah Dirangkul Seerat Itu, Jokowi Kembali Sindir Surya Paloh
TRIBUNBATAM.id, JAKARTA - Hubungan Partai Nasdem dengan koalisi pemerintahan kembali memunculkan spekulasi setelah Presiden Joko Widodo menyentil pelukan hangat antara Ketua Umum DPP Nasdem Surya Paloh dengan Presiden PKS (Partai Keadilan Sejahtera) Sohibul Iman.
Sindiran tersebut disampaikan Jokowi saat menghadiri acara HUT ke-55 Partai Golkar di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (6/1) malam.
"Yang saya hormati para ketua umum, Bapak Surya Paloh yang kalau kita lihat malam hari ini beliau lebih cerah dari biasanya, sehabis pertemuan Beliau dengan Pak Sohibul Iman di PKS," kata Jokowi.
Pernyataan Presiden Jokowi langsung disambut tawa dan sorak sorai kader Golkar.
Presiden lalu bicara soal rangkulan Surya Paloh ke Sohibul yang sempat menghiasi headline sejumlah media massa.
"Saya tidak tahu maknanya apa. Tetapi rangkulannya itu tidak seperti biasanya. Tidak pernah saya dirangkul oleh Bang Surya seerat dengan Pak Sohibul Iman," kata Jokowi lagi yang kembali disambut heboh para kader Golkar yang hadir.
Jokowi melanjutkan, sebenarnya ia sudah bertanya langsung ke Surya Paloh soal pertemuannya dengan Sohibul Iman.
• Moeldoko Tegur Menhan, Rocky Gerung : Masuknya Prabowo Subianto di Kabinet Jokowi Tak Bawa Perubahan
Jokowi bertanya hal itu saat bertemu Surya di ruang tunggu, sebelum acara HUT Golkar itu dimulai.
Namun, Jokowi mengaku belum mendapatkan jawaban.
"Tadi di holding saya tanyakan, ada apa? Tapi nanti jawabnya, di lain waktu dijawab. Saya boleh bertanya dong, karena Beliau masih di koalisi pemerintah," kata Jokowi.
Seperti diketahui, Surya Paloh yang berangkulan dengan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Sohibul Iman saat berkunjung ke Kantor DPP PKS, Jakarta, Rabu (30/10) lalu.
Menurut pantauan Tribun Network, Surya dan Sohibul berpelukan sebanyak tiga kali, termasuk saat Surya meninggalkan kantor DPP PKS setelah keduanya berbincang selama satu jam.
Pernyataan Jokowi ini adalah sentilan kedua Jokowi terhadap Surya. Sehari setelah pertemuan itu, Presiden Jokowi mengaku tak mempermasalahkan langkah Surya Paloh yang menemui Presiden PKS Sohibul Iman.
Jokowi menilai pertemuan kedua pimpinan parpol adalah wajar sebagai bentuk silaturahim. Namun yang menarik, ada pernyataan Jokowi yang menimbulkan spekulasi.
"Mungkin Pak Surya Paloh kangen sudah lama enggak ketemu Pak Sohibul Iman. Mungkin dengan saya enggak begitu kangen karena sudah sering ketemu" kata Jokowi kepada wartawan di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (1/11/2019).
"Biasa saja, enggak perlu dibawa ke perasaan."
Seperti dilketahui, Nasdem adalah pendukung utama Jokowi dalam dua kali Pilpres dan menjadi bagian dari koalisi pemerintahan.
Sementara PKS juga dua kali pilpres berseberangan dengan Jokowi dan menjadi partai oposisi. Bahkan, PKS boleh dikatakan sebagai oposisi sejati Jokowi.
Pada periode pertama pemerintahan Jokowi, PKS menjadi oposisi dengan Gerindra sementara Demokrat berada di tengah-tengah.
Namun, pada periode kedua pemerintahan Jokowi, Gerindra meninggalkan PKS dan bergabung dengan pemerintahan.
Lawan Jokowi di Pilpres, Prabowo Subianto bahkan diangkat Jokowi jadi Menteri Pertahanan.
Pernyataan Jokowi ini kembali menimbulkan spekulasi antara hubungan Surya dengan Jokowi.
Saat pelantikan Presiden Jokowi, 20 Oktober lalu, kembali muncul spekulasi hubungan antara Surya dengan koalisi PDI Perjuangan ketika Kompas TV menayangkan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri yang tidak menyalami Surya di tempat duduk menjelang acara.
Spekulasi kembali muncul ketika Surya Paloh menanggapi kemungkinan bergabungnya partai yang menjadi lawan Jokowi ke dalam pemerintahan.
Nasdem, kata Surya, siap menjadi oposisi jika tidak ada partai yang menjadi oposisi.
Lebih Bebas
Sekretaris Fraksi Partai Nasdem di DPR RI Saan Mustopa menyebut bahwa Nasdem akan tetap melakukan safari politik.
"Kita akan tetap jalan membangun hubungan dengan partai-partai non koalisi. Setelah kongres, mungkin akan ada lagi yang dilakukan," kata Saan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (7/11). Nasdem menggelar kongres mulai hari ini sampai -11 November mendatang.
Saan juga meyakini bahwa sindiran berbalut kelakar dari Presiden Jokowi yang disampaikan pada acara Partai Golkar itu bukanlah peringatan bagi Partai Nasdem.
Jika Jokowi keberatan dengan manuver Nasdem, peringatan pasti sudah sampai ke ketua umum sejak lama.
"Pertemuan dengan PKS kan sudah lama," ujar Saan yang menilai pernyataan Presiden Jokowi itu hanyalah guyonan semata bertujuan untuk mencairkan sekaligus menghangatkan suasana.
Sementara Wakil Sekretaris Jenderal PDI-Perjuangan Eriko Sotarduga menilai, Presiden Joko Widodo sedang berusaha menyampaikan isi hatinya kepada Surya Paloh.
Menurut Eriko, pada periode keduanya, Jokowi merasa lebih bebas.
Artinya, tidak ada lagi yang ditahan-tahan untuk diungkapkan Jokowi di hadapan publik, termasuk menyindir ketua umum partai koalisinya.
"Memang Beliau dalam periode kedua lebih bebas. Artinya lebih menyampaikan apa adanya, apa isi hatinya," kata Eriko kepada Kompas.com,"Dulu kan masih mungkin sedikit banyak ditahan, kalau sekarang apa yang mungkin tersirat di dalam hatinya itu dikeluarkan," tuturnya. (Tribun Network)