Densus 88 Tangkap 5 Terduga Teroris, Ada yang Terindikasi Pernah Ikut Perang Bersama ISIS
Dari sepuluh orang yang ditangkap itu, empat orang di antaranya terkait dengan jaringan pelaku bom bunuh di Polrestabes Medan, Rabu (13/11/2019) pagi.
"Tanggal 11 November ini Pemerintah Turki mengumumkan akan mendeportasi tahanan ISIS yang ditangkap," jelas Dynno.
Menurut Dynno pemulangan warga Indonesia yang telah bergabung dengan ISIS ini nantinya akan membawa masalah baru bagi negara Indonesia.
"Jadi Indonesia mendapatkan ancaman baru," kata Dynno.
Jika pemerintah Turki memaksa Pemerintah Indonesia untuk menerima kembali warga negara Indonesia yang telah ditahan di kamp-kamp penahanan ISIS akan membawa masalah bagi Indonesia.
"Apabila pemerintah Turki benar-benar memaksa otoritas keamanan Indonesia untuk menerima pulang tahanan mereka, tahanan ISIS yang masih ada di kamp-kamp penahanan di Turki," tambahnya.
"Apabila pulang, Indonesia tidak punya kemampuan untuk menahan serangan terbaru," kata Dynno.
Kemudian Dynno menjawab pertanyaan apakah para tahanan ISIS yang dipulangkan dari Turki tersebut akan dipulangkan sebagai narapidana.
Dynno mengatakan status para warga yang dipulangkan akan tergantung rekam jejak mereka saat menjadi anggota ISIS, apakah terlibat secara langsung atau tidak langsung.
"Tergantung dari dokumennya apakah mereka di sana terlibat secara langsung atau tidak langsung," kata Dynno.
Dynno mengatakan saat ini sudah ada 500 tahanan yang pulang dan tidak bisa ditahan karena mereka tidak melanggar hukum KUHP di Indonesia.
"Kan ada 500 yang sudah pulang dan tidak bisa ditahan karena bentuk kejahatannya tidak melanggar hukum KUHP di Indonesia," tambah Dynno.
ISIS di Tangan Pemimpin Baru
Pengamat Intelijen Dynno Chressbon mengatakan bergantinya pemimpin ISIS akan membawa perubahan besar terhadap pola serangan terorisme di Indonesia.
Seperti yang telah diketahui, Abu Bakr al-Baghdadi pemimpin ISIS telah tewas bunuh diri pada 26 Oktober 2019, saat diserbu oleh tentara Amerika Serikat. Posisi Abu Bakr al-Baghdadi sebagai pemimpin ISIS kemudian digantikan oleh al-Quraishi yang memiliki latar belakang militer.

Latar belakang al-Quraishi yang berasal dari badan militer akan membawa perubahan terhadap pola serangan teror di Indonesia.
Dilansir dari laporan wartawan Warta Kota Achmad Subechi, Dynno mulanya menjawab pertanyaan apakah kejadian teror yang terjadi di Medan adalah bentuk pamer kekuatan al-Quraishi yang telah menjadi pemimpin baru kelompok teror ISIS.